Berita NTT

Kepala DJPb NTT Ajak Masyarakat Pahami Ekonomi dan Kondisi NTT 

Optimisme pelaku pasar bisa dilihat dari Indeks PMI yang mengukur optimisme manajer operasional dari suatu perusahaan akan kondisi perekonomian.

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA
FISKAL - Kepala DJPb NTT, Catur Ariyanto Widodo saat membuka Seminar Fiskal dan Ekonomi Regional Tahun 2023 Provinsi NTT di Aula Lantai 6 Gedung Keuangan Negara Provinsi NTT pada Kamis, 28 September 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Catur Ariyanto Widodo mengajak masyarakat untuk memahami ekonomi dan kondisi NTT.

Dalam seminar Fiskal dan Ekonomi Regional Tahun 2023 Provinsi NTT, bersama-sama membahas masalah perekonomian NTT, perkembangan ekonomi dari sisi fiskal, moneter dengan narasumber perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, dan Pemda Provinsi terkait statistik pemerintah mengenai program pemerintah terkait kondisi fiskal dalam satu negara.

Catur menyampaikan, Indonesia selalu menjaga kestabilan perekonomian. Jika merujuk pada kondisi ekonomi global yang tidak baik-baik saja. Di mana tingkat inflasi global mulai termoderasi tetapi belum mampu menurunkan tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan masing-masing bank Central. Artinya perspektif kewaspadaan masih ada di masing-masing negara tersebut.

Baca juga: Kepala Kantor Wilayah DJPb NTT Sebut Ada Tantangan Penyaluran KUR dan UMi

Optimisme pelaku pasar bisa dilihat dari Indeks PMI yang mengukur optimisme manajer operasional dari suatu perusahaan akan kondisi perekonomian.

Lebih dari 2/3 atau 66 persen negara di dunia perekonomiannya berada pada zona kontraksi artinya mereka berada di bawah angka 50 sementara sedikit yang berada pada tingkat ekspansi berkelanjutan seperti Tiongkok yang sudah mulai pulih.

"Kita beruntung karena PMI Indonesia masih berada di angka 53 dan trennya menunjukkan kenaikkan. Dari indikator konsumsi masyarakat juga menunjukkan optimisme dari konsumen sebagai salah satu penggerak perekonomian juga,"lanjut Catur pada Rabu, 27 September 2023.

Hal tersebut tentu ada peran kebijakan-kebijakan pemerintah yang dari waktu ke waktu mengkapitalisasi permasalahan yang ada dan memberikan solusi bagi pemerintah Indonesia. Paling tidak, pertumbuhan ekonomi nasional masih tumbuh di atas 5 persen secara konsisten selama 7 triwulan dan perekonomian NTT tumbuh sebesar 4 persen. 

Baca juga: Kanwil Kemenkumham NTT Raih 16 Penghargaan dari DJPb NTT

Hal ini perlu disebarluaskan kepada masyarakat agar nantinya masyarakat lebih paham lagi mengenai apa yang dilakukan pemerintah, upaya-upaya apa yang telah dilakukan pemerintah dan dampak dari perekonomian global  yang diliputi kondisi ketidakpastian dan adanya dukungan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah.

"Nantinya kita bersama-sama memahami atau pun nantinya ketika ada kebijakan yang dirasa perlu masukan atau pun perlu saran silakan saja namun saran dan masukan tersebut disertai data-data valid yang bisa dibaca secara luas sehingga nantinya saran dan masukan tersebut bisa diterima dan diambil solusi lanjutannya,"terangnya.

Dengan seminar ini diharapkan melalui kehadiran para mahasiswa secara keseluruhan dapat memahami kondisi perekonomian NTT agar dapat menyampaikan kepada masyarakat seluruhnya sehingga bisa memahami kondisi fiskal, perekonomian dan kondisi NTT secara keseluruhan secara bersama-sama sesuai peran masing-masing untuk memajukan perekonomian NTT. 

Baca juga: Silaturahmi PWI NTT dan Kanwil DJPb NTT, Catur Minta Wartawan Informasikan Pengelolaan Anggaran Desa


"Semua yang hadir memiliki tanggun jawab untuk mendorong kemajuan perekonomian di NTT,"ungkap Catur.

Kepala Biro Ekonomi dan Kerjasama Setda Provinsi NTT, Dr. Drs. Jusuf L Rupidara,M.Si mengatakan akibat pandemi Covid-19 dampak sosial dan ekonomi masih terasa apalagi di NTT.

Ia mengatakan inflasi di NTT terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas makan, minum, rokok kretek dan filter, sawi putih, ikan layang, ikan kakap putih dan ikan kakap merah. Di sisi lain, komoditas angkutan udara, ikan kembung, ikan tongkol, kangkung dan sawi hijau mengalami permurunan seiring dengan masuknya masa panen petani.

 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved