Berita NTT

Kepala Kantor Wilayah DJPb NTT Sebut Ada Tantangan Penyaluran KUR dan UMi

sampai dengan Agustus 2023 sebesar Rp88,83 miliar untuk 21.975 debitur. NTT berada pada urutan 16 dari 34 Provinsi se-Indonesia.

|
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/AGUSTINA YULIAN TASINO DHEMA
ILUSTRASI - Salah seorang pelaku UMKM Jagung Bakar di Jalan El Tari Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kepala Kantor Wilayah DJPb NTT, Catur Ariyanto Widodo mengungkapkan beberapa hal yang menjadi tantangan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan Kredit Usaha Mikro (UMi).

Realisasi penyaluran KUR dan UMi 2023 lebih kecil dibandingkan dengan realisasi 2022 dipengaruhi beberapa faktor.

Salah satu penyebab penurunan tren ini adalah adanya revisi aturan pada awal 2023 oleh Kemenko Perekonomian, antara lain adanya perubahan ketentuan besaran bunga pinjaman KUR, yang berdampak pada keterlambatan penyaluran oleh bank, karena memerlukan penyesuaian ketentuan sehingga kredit dapat disalurkan sekitar akhir Februari sampai dengan awal Maret 2023.

"Itu yang menjadi tantangan utama kemudian terjadi di 2023 jika dibandingkan tahun 2022,"ungkap Kepala Kantor Wilayah DJPb NTT, Catur Ariyanto Widodo pada Selasa, 26 September 2023.

Untuk tantangan KUR dan UMi sendiri banyak hal yang bersifat struktural yang dari waktu terus diperbaiki.

Baca juga: Tren Kredit di NTT Turun, KUR Urutan 23 Nasional

Kalau berbicara UMKM tantangannya terkait dengan pemasaran, pembiayaan, alat produksi, atau pun pelatihan yang sepenuhnya belum dimiliki sehingga ketika mengakses pembiayaan tetapi dari sisi kapasitas kelayakan usahanya belum memenuhi itu menjadi kendala ketika akan diberikan KUR atau UMi.

Tetapi menurut temuannya, kadang juga ada UMKM yang layak untuk diberikan dana lebih besar untuk pinjaman guna mengembangkan usahanya tetapi tidak ingin membesarkan usahanya. 

"Itu tantangan yang kami hadapi terkait dengan kondisi di lapangan. Terkait dengan peraturan dan kurangnya kelayakan usaha untuk mendapatkan dana. Ini juga satu tantangan sendiri,"lanjut Catur.

Dari data yang diperoleh, sebagian besar penyaluran KUR dan UMi ada di sektor perdagangan besar dan eceran sekitar 57 persen padahal menurut Catur, jika ingin kuat tentu saja akan lebih baik jika KUR dan UMi ini bisa tersalur di sektor produksi seperti pertanian, atau sektor yang menghasilkan barang yang bisa dijual kembali.

Total penyaluran KUR sampai dengan Agustus 2023 adalah Rp1,77 triliun untuk 40.995 debitur, menempatkan NTT pada posisi 23 dari 34 provinsi secara nasional.

Baca juga: Fokus UMKM, Progres KUR BRI di Kupang Capai 70 Persen

Selama kurun waktu sampai dengan Agustus pada kondisi tiga tahun terakhir (2021-2023), capaian tahun 2023 menunjukkan tren menurun baik dari jumlah debitur maupun total penyaluran.

Salah satunya disebabkan oleh adanya perubahan ketentuan besaran bunga pinjaman KUR, yang berdampak pada keterlambatan penyaluran oleh bank, karena memerlukan penyesuaian ketentuan.

Penyaluran terbesar pada tahun 2023 adalah melalui BRI dengan total Rp1,42 triliun untuk 34.601 debitur.Penyaluran terbesar KUR di NTT adalah untuk sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan total penyaluran Rp1.004,65 miliar untuk 20.093 debitur.

Kemudian total penyaluran UMi sampai dengan Agustus 2023 sebesar Rp88,83 miliar untuk 21.975 debitur. NTT berada pada urutan 16 dari 34 Provinsi se-Indonesia.

Penyaluran terbesar sampai dengan 31 Agustus 2023 adalah melalui PNM dengan total Rp74,37 miliar untuk 18.382 debitur.

Serupa dengan penyaluran KUR, tren penyaluran UMi tahun 2023, juga mengalami tren penurunan. Penyaluran UMi di wilayah NTT, didominasi pada sektor perdagangan besar dan eceran. (dhe)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved