Pemuda Oesapa Tewas Ditikam
Kelurahan Oesapa dalam Rentetan Kasus Tawuran dan Pembunuhan yang Terus Terjadi
Hingga Senin 25 September 2023, Polsek Kelapa Lima telah menangkap dan menetapkan sebagai tersangka tiga orang terduga pelaku pembunuhan tersebut.
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Sayangnya, interaksi itu tidak selalu membawa hal-hal positif, banyak juga terjadi bentrokan dan tawuran antarmahasiswa di wilayah ini, yang cenderung menjurus ke permusuhan antardaerah asal mahasiswa tertentu.
Beberapa dari kasus tersebut bisa kita lihat kembali dari berita-berita yang ditulis berbagai media sebelumnya.
6 Maret 2010 semua asrama dan rumah kos di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima yang dihuni oleh mahasiswa asal Alor dan Sumba diperiksa sebagai buntut dari bentrokan antara dua kelompok mahasiswa tersebut. Polisi berhasil menyita puluhan anak panah dan senjata tajam lainnya sebagai barang bukti. Namun diduga para pelaku sudah mengetahui rencana sweeping ini, sebab, petugas tidak menemukan satu pun pelaku di kamarnya.
Bentrokan antara dua kelompok mahasiswa ini dipicu dendam atas pembakaran asrama Alor beberapa bulan silam dan perselisihan usai acara wisuda. Tak hanya menewaskan seorang mahasiswa, enam buah sepeda motor milik warga yang diparkir di sekitar lokasi kejadian dan dua buah rumah hunian mahasiswa Alor serta sebuah asrama milik mahasiswa Sumba ikut dibakar dua kelompok yang bertikai.
Pada 5 Desember 2012, terjadi tawuran antarpemuda di Kelurahan Oesapa. Dalam aksi tawuran tersebut seorang mahasiswa Universitas PGRI Kupang, Welhelmus Woda Kodi, 25 tahun, meninggal dunia. Korban terkena lemparan batu di bagian belakang kepala. Seorang korban lainnya mengalami luka-luka..
Tawuran bermula ketika kelompok pemuda asal Sumba usai bertanding sepak bola melakukan konvoi menyusuri Kelurahan Oesapa. Mereka dihadang sekelompok pemuda asal Rote Ndao. Terjadi saling ejek antarkedua kelompok tersebut hingga terjadi tawuran dan perkelahiran.
Pada 7-12 Maret 2014 juga terjadi tawuran antarmahasiswa di Oesapa. Mereka diidentifikasi sebagai kelompok mahasiswa asal Sumba di satu pihak dan kelompok mahasiswa asal Alor di pihak lainnya. Pada waktu itu, ada yang menuduh provokator berada di balik aksi tawuran tersebut.
Pada 3 Februari 2015, seorang pria bertopeng menyerang pasangan suami istri dengan pisau di Oesapa, Kupang, Akibatnya sang suami, Paul, tewas di lokasi kejadian tewas dengan luka tusuk di rusuk kiri. Sedangkan istri Paul, Lena, selamat meski mendapat luka tusuk di bagian lengan. Pasangan suami istri ini bekerja sebagai penjaga kamar kos milik seorang warga setempat. Pria bertopeng itu datang ke kamar kos yang ditempati Paul bersama istrinya beberapa menit sebelum peristiwa pembunuhan.
Pada 5 September 2019, terjadi kasus pembunuhan sadis anak kembar berusia lima tahun di Jalan Timor Raya, RT 09/RW 03, Kelurahan Oesapa Barat, Kelapa Lima, Kota Kupang. Kedua korban ditemukan bersimbah darah dengan luka bacok di kepala. Ibu mereka, Dewi Regina Ano (24) juga kritis di samping kedua anaknya yang telah meninggal.
12 Agustus 2020, terjadi kasus penikaman seorang pemuda bernama Ali Baba saat mengikuti pesta ulang tahun sekitar pukul 05.30 WITA di RSS Liliba Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Diduga penikaman terjadi karena korban yang dipengaruhi minuman keras membuat keributan di acara ulang tahun dan hendak memukul rekan pelaku. Merasa jengkel, pelaku mengambil pisau dari pinggangnya lalu menikam korban.
Pada 8 Desember 2021 terjadi tawuran dan saling serang antarpemuda di di Jalan Sumba, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang terjadi lagi pada 8 Desember 2021 subuh. Kasus tawuran berawal dari keributan antaroknum usai pesta wisuda di rumah tetangga, berlanjut dengan pemblokiran jalan di Kelurahan Oesapa, yang menghambat pergerakan banyak warga.
29 Juni 2022, Polres Kupang menangkap dan menahan 26 pemuda Alor buntut dari kasus saling serang sekelompok orang Alor dengan warga di lokasi pesta di Kotabes Amarasi. Mendapat kabar saling serang tersebut, sekelompok anak muda Alor dari Oesapa yang pergi ke TKP pada hari Kamis 30 Juni 2022 Pkl. 06.00 WITA. Mereka ke sana dengan maksud membantu orang tua mereka, yang dalam keadaan tertekan karena kejadian tersebut untuk dibawa pulang ke Kupang. Namun niat baik mereka ini ternoda karena mereka membawa serta benda-benda tajam.*
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.