KKB Papua

Sedang Santai di Halaman Rumah Sakit, Anggota KKB Papua Ini Tak Sadar Kalau Sudah Dikepung

Anggota KKB Papua berinisial ET alias LD alias ALTAU, benar-benar apes. Saat sedang santai di halaman rumah sakit, ia malah dikepung tanpa disadarinya

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
SUDAH DIKEPUNG – ET alias LD alias ALTAU, oknum anggota KKB Papua yang merupakan orang kepercayaan Egianus Kogoya dibekuk aparat keamanan saat sedang santai di halaman RSUD Nabire. Saat itu pelaku tak menyadari kalau dirinya telah dikepung oleh aparat bersenjata dari unsur TNI Polri. 

POS-KUPANG.COM – Anggota KKB Papua berinisial ET alias LD alias ALTAU, benar-benar apes. Saat sedang santai di halaman Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Nabire, ia malah dikepung aparat TNI Polri yang mengenakan pakaian sipil.

Pengepungan ET alias LD alias ALTAU tersebut, dilakukan demikian sempurnah. Pasalnya ketika ditangkap, pria brewok tersebut sama sekali tidak menyadari kalau sesungguhnya ia telah dikepung dari berbagai penjuru oleh aparat keamanan.

Ia bahkan terkaget-kaget, karena secara mengejutkan ia telah ditangkap oleh aparat TNI Polri, yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz.

Yang mengagetkan lagi, adalah orang-orang yang menangkap dirinya tersebut, sedari tadi sedang bersamanya di halaman rumah sakit tersebut. Mereka duduk tak terlalu jauh dari posisi ALTAU berada.

Makanya, penangkapan pria yang paling dicari tersebut tak memakan waktu yang lama. Karena hanya dengan sekali bergerak, pembunuh berperawakan dingin itu sama sekali tidak berkutik.

Dari pelbagai laporan media yang saat ini viral di media sosial, disebutkan bahwa oknum yang ditangkap tersebut adalah salah satu anak buah Egianus Kogoya.

Egianus Kogoya merupakan Panglima Kodap III Ndugama. Sosoknya paling ditakuti karena ia tak pernah berkompromi jika hendak melakukan tindakan anarkis di daerah itu.

Egianus Kogoya juga adalah salah satu sosok paling kejam di daerah bergolak itu. Ia masih muda, baru berusia 25 tahun. Ia dikenal sebagai salah satu panglima TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka ) dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata.

Kecerdasan Egianus Kogoya itu terlihat dari aksi yang dilakukannya maupun siasat atau strategi saat melakukan penyerangan. Bahkan sampai saat ini, prajurit TNI Polri sulit membaca akal bulusnya.

Pada 7 Februari 2023 lalu, misalnya, secara mengejutkan Egianus Kogoya mengepung Bandara Paro di Kabupaten Nduga, dan melakukan tindakan yang tak pernah disangka-sangka.

Ia bersama komplotannya mengepung bandara tersebut kemudian dengan mudah menduduki fasilitas yang dibangun pemerintah itu. Bahkan Egianus Kogoya dengan gampang menguasainya selama beberapa saat lamanya.

Baca juga: KKB Papua Makin Sadis, Pagi Tembak Mati Anggota Brimob, Sore Bakar Pasar Milik Pemerintah

Saat itu, Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air yang baru saja mendarat mulus di bandara tersebut. Ia juga menyandera pilot Susi Air, Philips Mark Merthens.

Sampai sekarang pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu masih disandera. Pilot berkebangsaan Australia itu masih ditawan mungkin untuk menemaninya selama berkeliaran di hutan belantara Papua.

Lantas, bagaimana dengan nasib anak buah Egianus Kogoya yang dibekuk di halaman RSUD Nabire?

Terbetik kabar bahwa saat ini yang bersangkutan sedang diperiksa intensif di Polres Nabire, Provinsi Papua Tengah. Ia diinterogasi atas semua tindakan yang dilakukannya selama ini.

Kepala Satgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno menyebutkan, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, oknum pria berinisial ET alias LD alias ALTAU itu telah mengakui semua keterlibatannya dalam sejumlah aksi anarkis di daerah itu.

Salah satunya, adalah oknum bersangkutan mengaku terlibat dalam penyerangan yang dilaukan anggota KKB Papua terhadap prajurit TNI Polri pada 17 Maret 2019 silam.

Dalam penyerangan tersebut, anggota KKB Papua termasuk dirinya, secara mencengangkan berhasil merampas dua unit senjata api dari tangan prajurit TNI Polri. Setelah itu mereka melarikan diri dan masuk ke dalam hutan.

Senjata api tersebut, katanya, selanjutnya digunakan lagi oleh anggota KKB Papua untuk menyerang prajurit TNI Polri yang bertugas di Papua, dan menembak mati warga sipil lainnya.

“Bahwa ET alias LD alias ALTAU sudah mengaku terlibat dalam sejumlah aksi di beberapa tempat. Salah satunya adalah menyerang prajurit TNI Polri dan berhasil merampas dua unit senjata api,” ujar Bayu Suseno sebagaimana terungkap dalam video yang kini viral di media sosial tersebut.

Saat ini, katanya, oknum pelaku itu masih menjalani pemeriksaan intensif di Polres Nabire. “Polisi masih terus menggali informasi dari pelaku. Pelaku diharapkan bersikap kooperatif supaya penanganan kasus tersebut berjalan lancar,” ujarnya.

Bayu Suseno juga mengungkapkan, bahwa saat pelaku ditangkap, polisi juga langsung mengamankan sejumlah bukti. Ada pun barang-barang bukti yang sudah diamankan, yakni sebuah tas, uang tunai dan tiga unit ponsel (telepon seluler).

Sejak ditangkap Selasa 19 September 2023 sampai dengan saat ini, polisi masih terus melakukan pendalaman atas setiap keterangan yang diberikannya saat diperiksa.

Dengan pendalaman tersebut, kata Bayu Suseno, maka diharapkan agar semua hal yang terkait dengan KKB Papua, bisa terungkap secara transparan ke hadapan publik.

“Yang bersangkutan sudah mengakui turut serta dalam sejumlah aksi penyerangan yang dilakukan bersama kelompok Egianus Kogoya di beberapa tempat,” ujar Bayu Suseno.

Salah satu keterlibatannya yang juga telah diakui ET alias LD alias ALTAU, adalah insiden penyerangan terhadap prajurit TNI pada 17 Maret 2019 lalu.

“Bahwa pelaku terlibat dalam sejumlah aksi, yakni pertama, pada 17 Maret 2019 saat melakukan penyerangan terhadap anggota TNI di Kindibang. Dalam kejadian ini, anggota KKB Papua berhasil merampas dua pucuk senjata api milik TNI,” ujar Bayu Suseno.

Baca juga: Lihat Ada Pergerakan KKB Papua di Dalam Hutan, Rantis Brimob Lepaskan Tembakan Beruntun

Bayu Suseno tidak memerincikan kasus-kasus lain yang dilancarkan pelaku saat beraksi. Ia juga tidak membeberkan seberapa besar ancaman hukuman yang akan diberikan kepada pelaku.

Namun dipastikan, bahwa pelaku tentu akan mendapatkan ganjaran berupa hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Pelaku diperkirakan akan mendapatkan hukuman berat, karena tidakannya melanggar aturan yang berlaku di negeri ini,” tandasnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved