Berita Ende
Usaha Tahu Tempe Malang Karya Lokoboko Diduga Buang Limbah di Kali Wolowona-Ende
Diduga ranting dan daun bambu tersebut digunakan untuk menutupi limbah supaya tak terlihat oleh orang.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM, ENDE - Usaha tahu tempe Malang Karya di Dusun Sokomaki, Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, diduga kuat membuang limbah cair hasil pengolahan tahu dan tempe di Kali Wolowona.
Penelusuran media ini, Senin 18 September 2023 sore sekitar pukul 16:41 Wita, limbah hasil pengolahan tahu tempe dibuang begitu saja di kali mati. Kali mati itu terhubung dengan kali Wolowona yang jaraknya hanya sekitar 20 meter.
Karena jaraknya yang sangat dekat, limbah cair hasil pengolahan tahu dan tempe tersebut mengalir begitu saja ke kali Wolowona. Berdasarkan pantauan, kondisi air terlihat keruh baik di kali mati maupun kali Wolowona.
Sisa limbah seperti kacang kedelai terlihat mengendap ke dasar kali yang membuat permukaan air menjadi putih dan berbusa. Bahkan, disekitar lokasi pembuangan limbah tercium bau tak sedap.
Baca juga: Perumda Tirta Kelimutu Ende Jalin Kemitraan dengan PT Air Minum Giri Menang
Belum diketahui apakah air di Kali Wolowona sudah tercemar atau belum, namun yang pasti limbah tahu tempe dibuang begitu saja di kali mati persis di belakang tembok tempat usaha tersebut.
Persis berada di sepanjang kali mati, terdapat ranting bambu yang menutupi sepanjang kali tersebut. Diduga ranting dan daun bambu tersebut digunakan untuk menutupi limbah supaya tak terlihat oleh orang.
Ketika media ini mendatangi tempat usaha tahu dan tempe Malang Karya tersebut, hanya terlihat tiga pekerja di sana. Mereka sedang istirahat karena sudah melakukan aktivasi produksi tahu dan tempe.
Saat ditanya mengenai keberadaan pemilih usaha tersebut, salah seorang pekerja menjawab bahwa pemiliknya tidak berada di tempat karena sedang berada di Surabaya.
Sudah Beri Teguran
Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Matilda Fransiska Weta kepada POS-KUPANG.COM, mengaku, pihaknya sudah mendengar terkait informasi tersebut. Setelah mendengar, pihaknya langsung turun ke lapangan untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Setelah mengecek, para pegawai mengaku bahwa mereka membuang limbah di belakang tempat usaha itu. Bahkan para pekerja mengaku mereka membuang limbah pada malam hari supaya tidak dilihat orang.
"Kami turun ke lokasi tanggal 14 September 2023, dan kami temukan bahwa pembuangan limbah memang tidak sesuai dengan standar baku mutu," ungkapnya.
Karena tidak memenuhi standar, pihaknya memberikan saran supaya pemilik usaha tahu dan tempe tersebut merubah tempat pembuangan limbah karena yang ada hanya sebatas bak penampung saja.
Pihaknya juga menyarankan kepada pemilik agar membatasi produksi tahu tempe supaya mencegah terjadinya pencemaran yang lebih luas lagi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.