Berita Kabupaten Kupang
Kacang Arbila Hutan Bahan Makanan Pengganti Orang Timor, Butuh Kesabaran Saat Memasak
baru bisa dipanen saat musim kemarau sekitar bulan September hingga November saat buah kacang sudah mulai mengering.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen
POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Salah satu tanaman hutan yang sering ditemui tumbuh liar pedalam pulau timor adalah kacang arbila (Phaseolus lunatus L) atau dalam istilah orang Timor atau Atoin Meto disebut koto atau koto fui.
Kacang arbila atau koto ini tumbuh liar dan sering menjadi bahan makanan masyarakat sebagai pengganti jagung atau beras di kala musim paceklik pangan.
Tanaman ini kebanyakan masih tumbuh liar dan hampir tidak dibudidayakan masyarakat Timor namun dimanfaatkan masyarakat desa sebagai salah satu bahan pangan lokal yang memiliki nilai ekonomi dan gizi yang cukup berarti.
Di wilayah Timor sering ditemukan koto dengan berbagai karakteristik warna seperti kacang arbila merah, putih, coklat dan hitam.
Baca juga: Kasat Lantas Polres Sikka Dinonaktifkan Buntut Dugaan Pelecehan
Koto biasanya tumbuh subur di musim hujan dan baru bisa dipanen saat musim kemarau sekitar bulan September hingga November saat buah kacang sudah mulai mengering.
Di wilayah pedalaman di pasar-pasar minghuan sering ditemukan ibu-ibu berjualan kacang arbila rebus untuk takaran dua tangkupan tangan kacang
arbila rebus bisanya dijual seharga 5000 rupiah.
Namun sebelum mengkonsumsi kacang ini terlebih dahulu melewati serangkaian tahapan memasakan yang membutuhkan waktu cukup lama berkisar 10 hingga 15 jam.
Salah satu warga Amarasi, Martha Bureran, Rabu 20 September 2023 mengungkapkan musim panen kacang ini dilakukan saat masa persiapan lahan untuk musim tanam.
"Di daerah kami di Amarasi banyak tumbuh liar, kalau rajin petik bisa dapat sampai 20 hingga 30 kilo," ungkapnya.
Namun usai dipanen tidak bisa dimasak sekali dan langsung dimakan karena selain tekstur biji yang keras dan butuh dimasak berulang, kacang ini juga punya senyawa beracun yang cukup tinggi.
Bahkan kata Martha, tahapan memasak ini bisa dilakukan sehari penuh dan membutuhkan kesabaran saat menghilangkan senyawa beracun tersebut.
"Beberapa tahun lalu pernah ada orang yang meninggal karena makan kacang ini, mereka masak satu dua kali terus makan, setelah itu keracunan dan tidak tertolong," ujarnya.
Untuk persiapan memasak kacang arbila pertama perlu direndam terlebih dahulu sekitar 1 jam agar biji kacang melunak lalu dimasak di dalam panci hingga mendidih.
Setelah mendidih airnya dibuang lalu dimasukan air baru dan dimasak lagi hingga mendidih. Proses ini wajib diulang sepuluh hingga 15 kali sehingga senyawa racun hilang dari damam biji kacang agar aman dinkonsumsi.
Baca juga: Jelang Pemilu, Kapolres Sikka Cek Kesiapan Kendaraan Dinas dan Senpi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.