Tips Sehat
Dokter Regina Suriadi: Cegah Stunting dengan Protein Hewani
Stunting adalah kondisi perawakan pendek yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis.
Secara kualitas untuk mencegah stunting, prioritaskan pemberian protein hewani, hal ini dikarenakan protein hewani mengandung asam amino esensial yang paling lengkap dan berkualitas tinggi, asam amino ini tidak bisa diproduksi oleh tubuh, dan hanya bisa didapatkan dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Lemak juga sangat diperlukan untuk pertumbuhan otak, kebutuhan lemak didapatkan dari santan atau minyak-minyakan.
Sayur dan buah yang baik dikonsumsi dalam jumlah banyak oleh orang dewasa, justru mengandung beberapa komponen yang dapat mengganggu penyerapan beberapa zat penting yang diperlukan oleh tubuh anak.
Kapasitas lambung bayi terbatas, sehingga kita harus selektif dalam memilih makanan mana yang menjadi prioritas.
Tips praktis untuk menghitung kebutuhan protein anak dapat diilustrasikan sebagai berikut, pada usia 6-8 bulan minimal 1 butir telur perhari, usia 9-11bulan minimal 1butir telur + 1/2 potong hati ayam, usia 12-24 bulan minimal 1 butir telur + 1 potong hati ayam + 1 susu UHT 125ml, dan untuk usia 2-5 tahun 2 butir telur + 1 potong hati ayam / 30gr teri.
Baca juga: Anggota Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena Sebut Angka Stunting di NTT Alami Penurunan
Untuk pengolahan makanan, memasak tidak boleh menggunakan suhu terlalu tinggi, dan waktu pengolahan yang terlalu lama, cukup pastikan makanan sudah matang benar.
Lalu jika tidak langsung dimakan, tidak boleh menyimpan makanan di suhu ruangan >32oC selama lebih dari 1 jam, atau 25-32oC selama lebih dari 2jam, jika tidak langsung dikonsumsi baiknya makanan disimpan di freezer di suhu <5oC>
Protein hewani ada banyak macam, kalau memang dicurigai adanya alergi pada satu jenis makanan, coba hentikan sementara, catat, lalu coba berikan lagi beberapa hari kemudian, sambil menunggu boleh diberikan protein hewani yang lain. Kalau bisa mengkombinasikan beberapa protein hewani, hal tersebut lebih baik bagi tubuh anak.
Pemilihan tekstur juga penting bagi pemberian MPASI. Pemberian makanan potongan besar pada awal masa pemberian MPASI tidak dianjurkan.
Awal pemberian MPASI saat usia 6 bulan, bayi memang masih perlu disuapi oleh ibunya, dan tekstur makanan yang cocok adalah bubur halus, hal ini disesuaikan dengan perkembangan bayi, dimana bayi usia 6 bulan belum dapat mengunyah makanan potongan besar.
Baca juga: Angka Stunting Semester 1 Tahun 2023 di NTT Capai 15,7 Persen, Tertinggi di Kabupaten TTU
Hal ini perlu diperhatikan karena ketika kita memaksakan pemberian makanan mandiri dengan potongan besar, anak berisiko tidak dapat menghabiskan makanannya dan berisiko untuk mengalami malnutrisi.
Ketika sudah masuk ke usia 8-9 bulan, kemampuan oromotor bayi baru sesuai dan siap untuk mengolah makanan dengan potongan yang lebih besar.
Diatas usia 1 tahun kebanyakan ASI ibu sudah mulai berkurang, sehingga anak sudah boleh konsumsi susu UHT. Namun pada usia tersebut konsumsi susu perlu dibatasi maksimal 500ml/hari.
Hal ini dikarenakan pada usia 1 tahun seharusnya anak sudah bisa makan makanan keluarga, sehingga anak tidak bisa terus diberikan susu saja secara bertahap anak perlu diberikan berbagai jenis makanan, untuk melatih kemampuan oromotor anak.
Diatas usia 1 tahun anak akan mengalami fase dimana anak tidak mau diperkenalkan dengan makanan baru, hal ini bisa mengarah kepada kondisi picky eater, kondisi dimana anak masih mau mengkonsumsi semua kelompok makanan (karbohidrat, protein dan lemak) namun hanya terbatas pada beberapa makanan tertentu, kondisi ini masih merupakan kondisi yang normal.
Baca juga: Anggota DPR RI Melki Laka Lena Tegaskan Anggaran Stunting Harus Tepat Sasaran
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.