Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 13 September 2023, 'Berbahagialah VS  Celakalah'

Dalam renungan Hari Minggu Biasa XXIII ini Bruder Pio Hayon SVD merujuk pada PW. Sto Yohanes Krisostomus Bacaan I: Kol. 3:1 - 11 dan Injil:Luk.6:20-26

Editor: Edi Hayong
Foto Pribadi
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Rabu 13 September 2023 dengan judul 'Berbahagialah VS  Celakalah'. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul 'Berbahagialah VS  Celakalah'.

Dalam renungan Hari Minggu Biasa XXIII ini Bruder Pio Hayon SVD merujuk pada PW. Sto Yohanes Krisostomus Bacaan I: Kol. 3:1 - 11 dan Injil:Luk.6:20-26

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis Bruder Pio Hayon SVD

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus                                                                                                                                                                              

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Hidup manusia selalu dihadapakan dengan dua sisi kehidupan yang baik dan yang jahat, Bahagia dan celaka, sehat dan sakit, dan seterusnya. Dua sisi kehidupan ini akan menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita.

Kita mau atau tidak dua sisi kehidupan ini pasti akan kita jalani sebagai bagian integral dalam kehidupan manusia. Yang tepenting adalah kita tetap menjalani kehidupan kita diantar kontroversi dua sisi kehidupan ini. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita merayakan peringatan wajib Sto. Yohanes Krisostomus, Uskup dan pujangga gereja. Yohanes seorang anak yang amat cerdas dan kelak pasti dapat menjadi seorang yang hebat. Jika Yohanes bercerita, semua orang senang mendengarkannya. Sesungguhnya, namanya, Krisostomus berarti “Bermulut emas.”

Namun demikian, Yohanes ingin memberikan dirinya seutuhnya kepada Tuhan. Ia menjadi seorang imam dan di kemudian hari diangkat menjadi uskup kota besar Konstantinopel. Dia terkenal sebagai orang yang berani menyuarakan kebenaran bahkan sampai bisa menegur jika ada yang berbuat salah tapi pada sisi lain dia selalu membantu orang miskin dan anak yatim piatu.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 13 September 2023, Tak Ada Rintangan yang Tak Bisa Kita Lewati

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 12 September 2023, Yesus Berdoa Semalam-malaman

Dua sisi kehidupan ini terus dijalaninya dengan baik sebagai salah satu ciri khas kehidupannya. Banyak yang menerima dia tapi juga banyak yang lain menolak dia termasuk pemegang kekuasaan waktu itu, Ratu Konstantinopel. Hari ini Yesus juga bicara tentang dua aspek yang bertolak belakang. Satunya berbahagialah dan satunya celakalah. Menjadi menarik karena Yesus menempatkan kontras di masing-masing aspek kehidupan itu.

Yesus mengucapkan ungkapan Bahagialah kepada orang yang miskin dan Celakalah kepada orang yang kaya. Ini kontras yang kadang membuat orang salah tafsir tentang kedua aspek kehidupan ini. Mengapa? Karena semua orang tidak mau menjadi miskin dan lebih lagi orang kaya juga tidak mau disebut sebagai Celakalah karena banyaknya harta mereka padahal mereka sudah bekerja keras untuk mendapatkan harta kekayaannya.

Pertanyaan kita adalah mengapa Yesus menyebutkan orang yang berbahagia itu adalah mereka yagn miskin pada nomor pertama sebagai titik permenunganNya? Dan Celakalah bagi orang yang kaya juga pada tempat pertama. Maka pasti ada hal yang lebih inti dari sekedar bicara tentang orang miskin dan kaya.

Maka konteks Yesus menyebutkan Berbahagialah bagi orang yang miskin bisa kita hubungkan dengan secara paralel dengan tulisan Mateus tentang hal yang sama ini dan Mateus menyebutkan lebih spesifik yakni : berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah yang berarti kemiskinan dalam Roh.

Maka dalam konteks ini berarti kitakemiskinan yang dimaksudkan adalah kedalaman hati kita yang masih miskin di hadapan Allah dan bagaimana kita menghadapi situasi hidup kita. Ketika kita masih sangat “miskin” dalam Roh dan kebenaran maka pola tingkah laku kita pun akan salah jalan karena kita tidak dituntun oleh Roh dan kebenaran akan Allah.

Kita dianggap berbahagia karena kita sudah menggantungkan seluruh hidup kita kepada bimbingan Roh Tuhan sendiri dan biarlah kehendak Tuhan sendirilah yang berkarya dalam diri kita. Sehingga kalau orang yang miskin dalam Roh maka dia dengan sendirinya selalu menggantungkan hidup sepenuhnya dalam Roh dan kebenaran.

Baca juga: Renungan Harian Katolik 12 September 2023, Membangun Relasi Makin Intim Sebelum Ambil Keputusan

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved