Berita NTT

Bangun Kerukunan di Lingkungan Lembaga Pendidikan, FKUB NTT Gelar Seminar Dialog Kerukunan

Sisilia Sunga mengatakan, seminar tersebut dilandasi oleh adanya pemikiran terkait tanggung jawab merawat dan menjaga kerukunan.

Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
Ketua FKUB NTT bersama narasumber dan peserta kegiatan melakukan foto bersama dalam kegiatan Seminar Dialog Kerukunan di Hotel Swiss-belcourt Kupang, Sabtu 9 September 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ekleaia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam rangka membangun kerukunan di lingkungan lembaga pendidikan, Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB NTT menggelar seminar dialog kerukunan.

Seminar ini mengusung tema "Merawat dan Menjaga Kerukunan Beragama di Lingkungan Lembaga Pendidikan", yang berlangsung di Hotel Swiss Belcourt, Kupang, Sabtu 9 September 2023.

Dalam kesempatan ini, koordinator kegiatan dialog kerukunan, Sisilia Sunga mengatakan, seminar tersebut dilandasi oleh adanya pemikiran terkait tanggung jawab merawat dan menjaga kerukunan.

Baca juga: DPRD NTT Minta Tradisi Kawin Paksa di Sumba Perlu Didiskusikan Bersama

"Tanggung jawab ini bukan saja oleh sekelomopok orang tertentu saja. Tetapi menjadi tanggung jawab kita semua yang menjadi warga negara Indonesia yang juga mengakui bahwa kita orang yang beragama," ujarnya.

Menurut Sisilia, seminar itu juga menjadi kegiatan yang membicarakan bagaimana merawat, membangun dan menjaga kerukunan.

"Memang, NTT ini dikenal dengan provinsi yang memiliki nilai toleransi yang tinggi. Namun, kita sadar perbedaan yang ada pada kita tidak perlu dipaksa untuk semua sama dan seragam," ujarnya.

Lebih lanjut, Sisilia mengatakan, dasar dari pemikiran terkait membangun kerukunan itu berguna dalam membangun rasa menghargai di kalangan anak-anak sejak usia dini sampai pada lingkungan tingkat pendidikan yang paling tinggi .

Baca juga: Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake Silaturahmi bersama Pemuka Agama di Kupang

"Karena hal itu, kita menyadari bahwa perlu membangun pikiran-pikiran positif bagi anak usia dini. Membangun rasa menghargai di anak usia dini sampai di lingkungan paling tinggi yaitu SMA," ungkapnya.

Sisilia mengatakan, untuk mewariskan nilai-nilai kerukunan sejak usia dini, semuanya berawal dari keluarga yaitu bagaimana menanamkan nilai-nilai kerukunan pada anak, yang kemudian akan dilanjutkan untuk diajarkan di Sekolah.

"Memang mudah. Tetapi dalam pelaksanaannya butuh proses yang harus secara terus menerus. Karena tugas ini kita membangun cara berpikir masyarakat NTT," ujarnya.

Sisilia berharap, seminar tersebut bisa berdampak terhadap siswa, guru dan lingkungan di sekitar dalam membangun kerukunan.

Baca juga: Prediksi BMKG Cuaca NTT Hari Ini, Angin Kencang Landa Sebagian Kecil Alor, Timor, Rote dan Sabu

"Yang paling penting juga adalah saling menghargai, menghormati perbedaan yang ada diantara kita. Semoga seminar ini bisa berdampak terhadap siswa dan guru di Lingkungan kita, bagaimana kita saling menghargai, menghormati satu sama lain," tutupnya.

Sementara itu, Ketua FKUB Provinsi NTT, Yuliana Saloso mengatakan dialog kerukunan tersebut merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab FKUB yang diamanatkan oleh  Peraturan Bersama Menteri (PBM) Nomor 8 dan 9 Tahun 2007 yaitu melakukan dialog dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Dia menambahkan, FKUB menekankan topik menjaga dan merawat kerukunan umat beragama di Lingkungan Lembaga Pendidikan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved