Pilpres 2024

Ridwan Kamil Digodok Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Amankan Suara di Jawa Barat?

Megawati mempertimbangkan Ridwan Kamil sebagai bakal calon wakil presiden berpasangan dengan Ganjar Pranowo.

Editor: Alfons Nedabang
Instagram/Ridwan Kamil/Tempo
Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Kang Emil dipertimbangkan PDIP menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo. 

POS-KUPANG JAKARTA - PDI Perjuangan menyebut Ketua Umum Megawati Soekarnoputri juga mempertimbangkan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil sebagai bakal calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Ganjar Pranowo.

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah bahkan mengatakan Megawati akan mempertimbangkan semua tokoh secara seksama untuk mendampingi Ganjar Pranowo.

"Saya kira semua bacawapres dipertimbangkan Bu Mega dengan penuh seksama dengan berbagai pertimbangan dan alasan-alasan mengapa tokoh tersebut menjadi pertimbangan," kata Ahmad Basarah, beberapa waktu lalu.

Sebagai kepala daerah yang dianggap sukses, Ahmad Basarah menuturkan Kang Emil tentu dipertimbangkan juga.

"Saya kira Pak Ridwan Kamil sebagai salah satu tokoh kepala daerah yang dinilai juga sukses memimpin Jabar sebagai satu kandidat yang masuk dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut," ujarnya.

Kendati demikian, dia menambahkan semua kandidat cawapres yang muncul ke publik maupun tidak saat ini masih memiliki peluang.

Baca juga: Megawati Pertimbangkan Ridwan Kamil Jadi Cawapres Ganjar Pranowo

"Karena sekali lagi situasinya masih sangat cair dan dinamis," tutur Basarah.

Sementara, Kang Emil mengakui sempat berkomunikasi dengan Megawati saat pembangunan monumen nasional Bung Karno.

"Dengan Bu Mega itu salah satunya kan kita lagi membangun monumen Bung Karno, di mana saya ikut mensupervisi melaporkan bahwa sudah 70 persen monumennya," kata Kang Emil saat ditemui di Kemendagri, Jakarta, Selasa lalu.

Dia menuturkan komunikasinya dengan Megawati tak melulu terkait pemilihan umum (Pemilu) 2024

"Jadi komunikasi iya tapi tidak melulu tentang perpolitikan," ujar Kang Emil.

Kang Emil menjelaskan dirinya tak hanya bertemu Megawati, melainkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, bakal calon presiden Anies Baswedan, dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

"Saya itu kan komunikasi dengan semuanya, ada dengan Pak Prabowo, ada dengan Bu Mega, ada dengan Pak Anies, Pak Surya Paloh sebagai pribadi ya, bahwa dalam komunikasi ada hal-hal politik, (tapi) tidak semuanya begitu," ungkapnya.

Baca juga: Akhiri Masa Bakti di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo Siap Emban Mandat Pimpin Indonesia

Adapun nama Kang Emil sebelumnya disebut-sebut menjadi salah satu bakal calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo. Namun, sejauh ini partai politik (parpol) pendukung Ganjar belum mengumumkan nama cawapresnya.

Sinyal Ridwan Kamil menjadi Cawapres pendamping Ganjar Pranowo pun turut dihembuskan oleh politisi senior Golkar Aksa Mahmud.

Bahkan, dia menyebut rencana tersebut sudah hampir dipastikan 'deal'.

"Saya kira untuk Ridwan Kamil akan menjadi wakil dari Ganjar. Hampir dipastikan," kata Aksa di Kantor PWNU DKI Jakarta, Kamis (7/9).

Menurut Aksa, kepastian jadi atau tidaknya Ridwan Kamil maju sebagai Cawapres tinggal menunggu pesetujuan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Tapi kita tunggu bagaimana Bu Mega. Karena bagaimanapun Bu Mega (mengambil keputusan)," jelas dia.

Dia juga menyebut, pemilihan Ridwan Kamil sebagai Cawapres Ganjar lantaran PDIP membutuhkan sosok yang bisa mendulang suara dari Jawa Barat. Sebab, Ganjar bersama PDIP disebut sudah punya basis massa suara di Jawa Tengah.

Baca juga: Demi Menghormati PDIP, Apa Pantas Ganjar Dicalonkan Jadi Pendamping Prabowo Subianto?

Dia juga menyebut, strategi singkat dalam Pilpres, yakni menguasai suara di dua provinsi di Pulau Jawa.

"Karena pemilih di Pulau Jawa itu 62 persen. Sehingga yang menguasai dua provinsi akan menguasai (pilpres)," ungkapnya.

"Jadi kalau ambil Emil, (suara) Jawa Barat kan. Jawa Tengah oke. Clear kan," sambung dia.

Politikus PDIP Masinton Pasaribu menanggapi masuknya nama Eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil yang menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

Dia pun hanya meminta masyarakat menunggu 'Breaking News' terkait hal tersebut.

"Kita tunggu lah breaking newsnya," kata Masinton di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (7/9).

Namun begitu, Masinton mengaku pihaknya belum mendengar adanya rencana Ridwan Kamil bakal hengkang dari Partai Golkar menuju PDIP.

Di sisi lain, lanjut Masinton, pihaknya bersyukur jika nantinya alumnus ITB itu bergabung menjadi kader PDIP. Partai berlambang banteng itu pun mengaku terbuka menerima Ridwan Kamil.

Baca juga: Jokowi, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo Makan Durian Bareng

"Ya alhamdulillah kalau mau bergabung ke PDIP ya welcome lah, kalau mau bergabung ya," ucap Masinton.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah pun mengatakan,
Ridwan Kamil bisa saja menjadi nama teratas yang siap dideklarasikan untuk Ganjar.

Dia pun menyebut setidaknya karena dua hal.

Pertama, Ridwan miliki kesamaan dengan Ganjar soal kegiatan di media sosial yang gencar dan berhasil.

"Meskipun dalam kapasitas di daerah masing-masing justru kebalikannya, Jateng masuk kategori daerah tidak berkembang sepanjang Ganjar memimpin, juga Jawa Barat dalam posisi yang serupa," kata Dedi saat dihubungi.

"Keduanya hanya menonjol soal distribusi hibah, bukan belanja pembangunan," terang dia.

Sementara, kata Dedi, hal kedua Ridwan tidak miliki catatan loyal pada Partai.

Baca juga: Arsjad Rasjid Kaget Baca Berita, Tak Diberitahu Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ridwan, lanjut Dedi, hanya akan memuji bahkan masuk partai saat merasa memerlukan, dan meninggalkan partai saat mendapat peluang bagus untuk dirinya.

"Kondisi ini memungkinkan Ridwan akan menjadi Cawapres Ganjar meskipun tanpa Golkar," ujarnya.

Sementara soal dukungan Ridwan secara elektoral, menurut Dedi, tidak akan banyak membantu.

Bahkan di Jabar sendiri elektabilitas Ridwan tidak berada di urutan teratas, dan di bawah Prabowo dan Anies Baswedan, hanya lebih unggul dari Ganjar.

"Situasi ini jelas tidak menarik, tetapi dalam situasi tanpa jalan keluar, Ganjar tentu tidak miliki banyak pilihan," katanya.

Sedangkan, untuk suara di luar Jawa, Ridwan semakin bukan pilihan tepat, di koalisi PDIP sendiri.

Justru, lanjut Dedi, potensi raihan luar Jawa justru ada pada tokoh semacam TGB Zainul Majdi dan bukan Ridwan.

"Andaikata Ganjar-Ridwan dideklarasikan, lalu berhasil raih suara mayoritas, besar kemungkinan karena faktor PDIP dan Ganjar sendiri, bukan Ridwan," jelas dia. (tribun network/yuda)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved