Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 3 September 2023, Enyahlah Iblis
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Enyahlah Iblis.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Enyahlah Iblis.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Yeremia 20: 7-9, bacaan kedua Roma 12: 1-2, dan bacaan Injil Matius 16: 21-27; Hari Minggu Biasa XXII.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini dilampirkan pula teks lengkap bacaan Minggu 3 September 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Iblis adalah satu kekuatan kejahatan yang selalu berseberangan dengan Allah.
Iblis menjadi bagian dari sisi gelap manusia sejak manusia pertama jatuh dalam dosa.
Iblis lalu menjadi simbol kejahatan karena selalu mencari cara untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa.
Itu sifat dasar dari Iblis. Dia akan selalu mencari-cari kesempatan untuk menjatuhkan manusia dalam dosa.
Dan kekuatannya ada pada kehendak manusia. Ketika dia sudah menyerang kehendak manusia yang bebas itu, maka manusia gampang sekali jatuh ke dalam dosa.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 3 September 2023, Persembahkan Tubuh Kita Hanya kepada Tuhan
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Hari ini kita memasuki hari Minggu Biasa XXII. Pada hari Minggu ini kita mendapat pengajaran berharga dari Kitab Suci lewat bacaan-bacaan suci hari ini.
Bacaan pertama, Nabi Yeremia mengeluh kepada Tuhan karena musuh-musuhnya telah mengejek dan mengolok-olok dia dan merasa Tuhan telah meninggalkan dia.
Namun itu hanyalah ciptaan pikirannya sendiri. Dia tak bisa menolak bahwa Allah tetap selalu ada dan mempengaruhi hidupnya, “Tetapi apabila aku berpikir, aku tidak mau mengingat Tuhan dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi namaNYa, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala terkurung dalam tulang-tulangku, aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.”
Kekuatan Tuhan tetap ada di dalam diri kita walaupun kita hendak menjauhkan diri kita dari padaNya.
Sebenarnya dalam situasi seperti itu, ketika kita ingin menjauhkan diri kita dari Tuhan, pada saat yang sama sebenarnya Iblis sedang berkarya dalam diri kita tanpa kita sadari.
Dan Yeremia menyadari itu, bahkan sampai merasakan seperti ada api yang menyala-nyala dalam dirinya.
Maka sebenarnya Santo Paulus mengajarkan kepada jemaat di Roma untuk “mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah.
Itulah ibadahmu yang sejati.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik 2 September 2023, The Power of Learning dan The Power of Growth Mindset
Bagi Paulus, ibadah yang sejati sebenarnya sebuah persembahan diri yang utuh kepada Allah melalui diri kita sendiri dan semua yang berkenan kepadaNya.
Paulus juga tahu betapa iblis juga berkarya dalam diri manusia maka nasihatnya juga adalah “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, mana yang baik, yang berkenan keapda Allah dan yang sempurna.”
Paulus sangat menekankan hal ini karena hanya dengan cara itulah kita dapat menolak yang jahat sebagai bentuk penolakan kita kepada Iblis yang setiap saat bisa mempengaruhi manusia dalam segala aspek kehidupan.
Penyerahan diri secara total kepada Allah adalah cara terbaik kita mampu membedakan mana kehendak Allah dan mana kehendak si jahat.
Karena apa yang dipikirkan oleh Allah selalu berbeda dengan yang dipikirkan oleh manusia yang telah dikuasai oleh si jahat.
Maka Yesus ketika membuat teguran kepada Petrus ketika Petrus menyatakan ketidaksetujuaannya Yesus harus menderita dan wafat kemudian bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga.
Realitas itu tidak bisa diterima oleh Petrus karena para rasul termasuk Petrus sudah mempunyai gagasan atau pandangan tentang Yesus adalah Guru yang mahakuasa dan yang dapat melakukan apa saja dan siap menjadi raja atas mereka.
Pandangan ini menjadi salah dan Yesus menegur Petrus karena Petrus melakukan hal itu karena semata dorongan si jahat yang telah merencanakan kejahatan termasuk atas diri Yesus sang Tuhan sendiri.
Yesus menegur Petrus, “Enyahlah Iblis” karena apa yang dipikirkan oleh manusia tidak sama dengan apa yang direncanakan oleh Tuhan sendiri.
Dalam konteks kita, ada banyak situasi atau keadaan yang tanpa kita sadari bahkan sampai pada hal-hal rohani atau spiritual.
Kita juga didorong bukan oleh kebenaran ilahi, tetapi oleh dorongan si jahat, iblis.
Kita bisa melakukan hal-hal baik dalam hidup kita, tetapi selalu memeriksa dengan teliti, apakah itu berasal dari Allah atau dari Iblis.
Semoga kita dimampukan oleh Roh Kudus untuk membedakan mana yang baik, yang benar dan mana yang buruk, mana yang jahat.
Semua itu dapat terjadi kalau kita sendiri telah hidup suci dan berkenan di hadapan Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 2 September 2023, Hidup Tenang - Fokus - Kerja Keras
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita, pertama, Tuhan selalu hadir dalam hidup kita dan kita butuh menyadari kehadiranNya dalam hidup kita.
Kedua, cara hidup yang kudus dan berkenan di hadapan Allah sebagai bentuk penolakan kita terhadap si iblis.
Ketiga, iblis atau si jahat selalu saja bisa masuk dalam seluruh aspek kehidupan kita termasuk di dalamnya hal-hal rohani dan yang baik. Kita harus mampu bisa membedakan mana yang berasal dari Allah dan mana dari si jahat, Iblis.
Teks Lengkap Bacaan 3 September 2023

Bacaan Pertama – Yeremia 20:7-9
“Firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari”
Bacaan dari Kitab Yeremia:
Kata Nabi Yeremia, “Engkau telah membujuk aku ya Tuhan, dan aku telah membiarkan diriku Kaubujuk, Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semua orang mengolok-olok aku.
Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa aku berseru, ‘Kelaliman! Aniaya!’ Sebab firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari.
Tetapi, apabila aku berpikir, ‘Aku tidak mau mengingat Tuhan, dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya,’ maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan – Mzm. 63:2.3-4.5-6.8-9
Refr. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Engkau jiwaku menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolong dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.
Bacaan Kedua – Roma 12:1-2
“Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup”
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma:
Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihati kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah.
Itulah ibadahmu yang sejati! Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, mana yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil – Efesus 1:17-18
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.
Bacaan Injil – Matius 16:21-27
“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya”
Sekali peristiwa Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Tetapi, Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau!”
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan yang dipikirkan manusia,”
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi, barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikan sebagai ganti nyawanya?
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.