Berita Sumba Timur

Pengendalian Belalang Kembara di Sumba Timur Capai 25 Titik

Terkait populasi belalang kembara dari sebelumnya sebanyak 28,5 juta ekor, dan setelah dikendalikan kini berkurang menjadi 0,54 juta ekor.

Penulis: Mutiara Christin Melany | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
BELALANG - Tim Kementerian Pertanian, Pakar Pertanian UGM bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur memantau lokasi gerakan pengendalian belalang kembara di Desa Praibokul, Kecamatan Matawai La Pawu, Kabupaten Sumba Timur, Jumat 1 September 2023 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Ahli  Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) menggandeng Pemkab Sumba Timur, Kementerian Pertanian, dan Food and Agriculture Organization (FAO) terus melakukan pengendalian Belalang Kembara di wilayah Pulau Sumba.

Kepada POS-KUPANG.COM, Minggu 3 September 2023, Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur, Nico Pandarangga menjelaskan untuk Sumba Timur, gerakan pengendalian pada 1 September 2023, dari 26  titik yang sudah ada belalang kembara, sudah 25 titik yang telah dikendalikan.

Nico menambahkan, hingga 1 September 2023, kepadatan Belalang Kembara per meter persegi dari sebelum pengendalian berjumlah 4.576 dan setelah dikendalikan kini berkurang menjadi 8.60.

Baca juga: Kendalikan Hama Belalang di Desa Praibokul, Tim RPH Temukan Ribuan Belalang Umur 1-12 Hari

Terkait populasi belalang kembara dari sebelumnya sebanyak 28,5 juta ekor, dan setelah dikendalikan kini berkurang menjadi 0,54 juta ekor.

Pihaknya menambahkan sejak tanggal 6 Februari 2023, Bupati Sumba Timur memerintahkan gerakan pengendalian (Gerdal) secara serentak, dan membentuk satgas di tingkat kecamatan hingga desa, dan dusun yang melakukan pemantauan pergerakan belalang kembara.

Hasil yang didapatkan sebelum gerdal, kerusakan lahan yang disebabkan oleh Belalang Kembara mencapai sekitar 2.800 hektare atau kerugian mencapai 30 miliaran rupiah.

 

Namun setelah melakukan Gerdal belalang kembara, kerusakan lahan tercatat sangat minim, hanya sekitar 300 hektare, dan hampir semua masyarakat di wilayah Sumba Timur panen hasil pertanian.

Terhadap Belalang Kembara, Pemkab Sumba Timur terus melakukan pencermatan dengan meminta dukungan Kementerian Pertanian dan UGM, serta FAO melakukan teknik perhitungan ilmiah sehingga dilakukan kegiatan pengendalian secara serentak, dan berkolaborasi, serta berkelanjutan agar belalang kembara tidak mengancam komoditas pertanian milik masyarakat.

"Kami lakukan gerdal berbasis data ilmiah agar hasilnya tepat sasaran, dan kegiatan ini berkelanjutan," pungkasnya. (zee)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved