Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 3 September 2023, Mengikuti Jejak PenderitaanNya

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Mengikuti Jejak PenderitaanNya.

Editor: Agustinus Sape
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 3 September 2023 dengan judul Mengikuti Jejak PenderitaanNya. 

Jika kita menderita bersama-sama Dia, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia.

Kontemplasi

Memang, menjadi murid-murid Yesus harus menyangkal diri demi kemuliaan Allah. Dengan demikian, Sang Guru Abadi senantiasa menjadi sungguh berarti dalam perjalanan menuju kehidupan sejati. Karena Dia adalah ‘jalan kebenaran dan hidup’.

Hendaklah kita mau memikul salib penderitaan kita dalam kehidupan sehari-hari.

Kita mengikuti Tuhan Yesus dengan menyerahkan hidup kita pada-Nya supaya kita memperoleh hidup kekal sebagai anugerah
istimewa dari-Nya.

Kita harus meyakini hal ini supaya kita menjadi murid Kristus yang sejati.

Doa

Ya Tuhan Yesus, kami tidak kecewa mengikutiMu walau hidup kami penuh dengan tantangan dan derita. Kami percaya bahwa Engkau akan menolong dan menyelamatkan kami sampai pada kehidupan kekal. Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat hari Minggu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Teks Lengkap Bacaan 3 September 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 3 September 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 3 September 2023. (Tokopedia)

Bacaan Pertama – Yeremia 20:7-9

“Firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari”

Bacaan dari Kitab Yeremia:

Kata Nabi Yeremia, “Engkau telah membujuk aku ya Tuhan, dan aku telah membiarkan diriku Kaubujuk, Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semua orang mengolok-olok aku.

Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa aku berseru, ‘Kelaliman! Aniaya!’ Sebab firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved