Breaking News

Berita Kabupaten Kupang

Tiga Puskesmas dengan Angka Stunting Paling Rendah di Kabupaten Kupang

Bupati Kupang, Korinus Masneno juga mengakui, secara proporsi prevalensi stunting di Kabupaten Kupang terus menurun.

Penulis: Yohanes Alryanto Tapehen | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
PEMBERIAN - Gerakan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kupang dengan pemberian makanan tambahan. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen

POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Pada semester 1 tahun 2023 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kupang mencatat prevalensi stunting terendah di Kabupaten Kupang berada di Puskesmas Oenuntono (6,92 persen), diikuti oleh Puskesmas Tarus (7,91 % ) di tempat kedua dan Puskesmas Oesao (8,79 % ) di tempat ketiga.

Sementara itu, Puskesmas dengan cakupan stunting tertinggi pada Semester 1 Tahun 2023 adalah Puskesmas Fatumonas (20,17 % ), Pakubaun (20,92 % ), Soliu (22,95 % ), Oemasi (25,97 % ), Takari (27,37 % ) dan Baun (29,79 % ).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dr. Robeth Amaheka, Selasa 22 Agustus 2023 mengungkapkan melihat data yang ada keadaan ini perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak.

Secara keseluruhan pada semesetr 1 tahun 2023 adalah prevalensi stunting di Kabupaten Kupang 16,18 % . Cakupan pada tahun 2022 ini menurun sebanyak 3,7 % , apabila dibandingkan dengan cakupan pada tahun 2022 (19,88 % )

Baca juga: Peringati HUT RI ke-78, Sentra Efata Serahkan Bantuan Atensi di Kabupaten Kupang

Apalagi melihat masih ada daerah yang mendekati 30 persen stunting. Dirinya berharap prevalensi penurunan stunting dapat diturunkan pada bulan berikutnya.

"Berbagai upaya juga terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan untuk mendukung target nasional dalam upaya penurun stunting," ujarnya.

Yang pertama pengadaan alat ukur timbang bagi puskesmas, lalu melaksanakan berbagai kegiatan yang melibatkan lintas program dan lintas sector seperti peningkatan kapasitas tenaga kesehatan sekaligus meningkatkan kesadaran dan kemauan  LS dan LP dalam mendukung berbagai upaya penurunan stunting.

Dukungan pemerintah juga hadir demgan menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Daerah dan Roadmap Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kupang dengan melakukan program gerakan orang tua asuh stunting.

Upaya lain yakni dengan melakukan kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/Non-Govermental Organisation).

Kerja sama dengan NGO berkaitan dengan pelayanan kesehatan remaja putri, pelatihan tumbuh kembang balita, dan pengadaan media KIE seperti poster dan leaflat.

Namun ada banyak kendala yang masih mereka hadapi seperti adanya anggapan di masyarakat dan pemerintahan bahwa masalah stunting (gizi) hanya merupakan masalah urusan kesehatan.

"Hal ini terlihat dari dukungan lintas sector hanya terlihat pada saat pelaksanaan bulan penimbangan Februari dan Agustus," ujarnya.

Baca juga: Jelang Akhir Masa Jabatan, Bupati Kupang Klaim Sukses Bangun Kabupaten Kupang

Juga tantangan lain yakni sasaran pemberian tablet tambah darah pada remaja putri hanya berfokus pada remaja putri yang bersekolah sementara remaja putri yang putus atau tidak sekolah belum tersentuh

Serta tidak semua Posyandu memiliki alat atropometri yang reliable dan terkalibrasi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved