Berita NTT
Peringati HUT ke-2, BPN Kampanyekan Merdeka Pangan
dibuat untuk mengatur harga acuan, harga penjualan, fasilitasi distribusi pangan, koordinasi antar kementerian/ lembaga
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-2, Badan Pangan Nasional (BPN) mengkampanyekan merdeka pangan dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan dengan mengusung tema "Sinergi dan Kolaborasi Mewujudkan Merdeka Pangan".
Acara ini diisi dengan beragam rangkaian kegiatan seperti senam bersama, makan telur bersama, gerakan pangan murah, pemberian bantuan pangan, festival kuliner dan gelar pangan lokal yang berlangsung di Pelataran Kantor Gubernur NTT, Sabtu 12 Agustus 2023.
Kepala BPN, Arief Prasetyo Adi mengatakan, untuk mewujudkan merdeka pangan harus perlu bersinergi dan berkolaborasi.
"Ketahanan pangan yang kita mau buat adalah yang berlandaskan pada kemandirian dan kedaulatan pangan," kata Arief.
Baca juga: PDIP NTT Sebut Dukungan PAN - Golkar ke Prabowo Subianto, Pertarungan Lama
Menurut Arief, orang yang kurang pintar disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat.
"Kita perlu tahu, untuk makan yang bergizi, makan enak, makan sehat dan makan B2SA atau disebut juga beragam bergizi seimbang dan aman, maka satu piring isinya harus 1/3 karbohidrat, sayur mayur 1/3, lauk pauk 1/6 dan buah-buahan 1/6," tandasnya.
Arief menyampaikan, seharusnya BPN harus dibentul dari tahun 2012, dimana hal itu sudah tertuang dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012. Namun, baru dieksekusi 9 tahun kemudian
"Beberapa peraturan yang telah dibuat untuk mengatur harga acuan, harga penjualan, fasilitasi distribusi pangan, koordinasi antar kementerian/ lembaga," ungkapnya.
Arief juga menuturkan, NTT merupakan salah satu Provinsi yang menjadi perhatian BPN, dimana NTT memiliki pangan yang baik.
"Kami perlu sapi, jagung, ikan dari NTT. NTT memiliki sumber protein yang bagus,"katanya.
Arief menyampaikan, Jakarta memiliki ketergantungan pangan 99,9 persen dari Daerah lain. Salah satunya dari NTT.
"Nantinya hilirisasi di NTT, berapa komoditas strategis yang ada di NTT, itulah keberhasilan masyarakat NTT ke depannya," sebutnya.
Lebih lanjut Arief juga berbicara terkait inflasi di dunia yang aangat tinggi. Amerika memiliki inflasi di atas Indonesia, bahkan ada yang inflasinya 100 persen, seperti Argentina. Tetapi Indonesia bisa memenej inflasinya yang saat ini 3 persen. Sebelum 3,5 dan 5 persen.
"Inflasi perlu dijaga dan harus diatas pertumbuhan ekonomi di tempat itu. Karena kita harus mendukung daya beli masyarakt. Kita tidak tau ke depannya seperti apa. Apakah ke depannya kita behasil merubah pertumbuhan ekonomi kita yang biasanya dari konsumsi menjadi industrialisasi dan hilirisasi. Itulah pokok penting ke depan," tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.