Berita Manggarai Barat

Populasi Komodo di Taman Nasional Komodo Berkurang 147 Ekor

Berdasarkan data yang dihumpun dari Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) tercatat populasi komodo sebanyak 3.156 ekor pada tahun 2022

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Eflin Rote
ISTIMEWA
KOMODO - Salah satu obyek wisata Komodo di Kota Labuan Bajo. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Populasi Komodo yang hidup di Taman Nasional Komodo ( TNK ) Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat mengalami penurunan.

Berdasarkan data yang dihumpun dari Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) tercatat populasi komodo sebanyak 3.156 ekor pada tahun 2022. Populasi tersebut berkurang 147 ekor dari populasi tahun 2021 sebanyak 3.303 ekor.

Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, mengatakan penurunan populasi Komodo ini disebabkan kondisi populasi mangsa yang menurun. Populasinya juga fluktuatif sesuai dengan ketersediaan populasi mangsa.

Baca juga: BREAKING NEWS: Jaksa Tetapkan 2 Tersangka Korupsi Aset Pemprov NTT di Labuan Bajo

"Kalau terjadi peningkatan terus itu bisa terjadi namanya population crash, penurunan populasi yang luar biasa. Kalau misalnya dia akan naik, secara alamiah dia akan menyesuaikan dengan daya dukung lingkungan. Jadi populasi meningkat terus malah berbahaya, jadi secara alami dia merespon terhadap daya dukung lingkungan dan dia mengalami penurunan," jelas Hendrikus, Selasa 1 Agustus 2023.

Hendrikus mengaku bersyukur populasi komodo mengalami penurunan setelah terus meningkat tahun-tahun sebelumnya. Diketahui rata-rata peningkatan populasi Komodo dalam lima tahun terakhir naik 20 persen. Pada tahun 2018, populasi Komodo sebanyak 2.897 ekor, 2019 sebanyak 3022 ekor, 2020 sebanyak 3163 dan 2021 sebanyak 3.303 ekor.

"Penurunan itu juga malah kita bersyukur terjadi penurunan karena kalau naik terus bisa terjadi population crash, persaingan antarindividu komodo. Bisa juga makannya habis, itu bisa terjadi. Makanya justru kita bersyukur dia mengalami penurunan," ujarnya.

Baca juga: Cegah TPPO dan PMI non-Prosedural, Imigrasi Labuan Bajo Gelar Sosialisasi di Ngada

Penurunan tersebut, lanjut dia, juga sebagai respon alamiah, ada seleksi alam yang berlaku bagi kadal raksasa tersebut. Pasalnya pada saat populasi terus meningkat, bisa terjadi penurunan populasi mangsa.

"Populasi mangsa bisa menurun karena populasi komodo meningkat tajam. Lingkungan itu tetap seperti itu, dia (Komodo) meningkat terus sementara sumberdaya pakannya tetap. Ya lama-lama bisa terjadi penurunan populasi sehingga dia merespon itu, terjadilah penurunan. Itu respon alamiah, itu proses alamiah yang biasa itu," terang Hendrikus.

"Kalau meningkat terus bisa berbahaya itu, bisa terjadi kepunahan malah, pakannya habis, bisa terjadi persaingan yang tidak sehat di antara mereka, terjadi kanibalisme saling makam diantara mereka," tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan, populasi Komodo di TN Komodo akan terbentuk secara alamiah sesuai daya dukung lingkungan. "Dia beradaptasi dengan kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan dia begitu. Berdampak pada kesehatan. Proses seleksi alam terjadi," pungkasnya.

Untuk diketahui, hewan buas itu tersebar di 5 pulau yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Gili Motang dan Pulau Nusa Kode. 5 pulau tersebut masuk dalam Kawasan Taman Nasional Komodo. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved