Berita Ende
Jadi Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan, Marselina Tak Khawatir Biaya Persalinan
Puskesmas Loboniki daerah perbatasan dengan Kabupaten Sikka Maumere tempat ia terdaftar sebagai faskes tingkat pertama
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM, ENDE - Melahirkan sering disebut sebagai ujung dari penantian panjang selama masa kehamilan. Proses yang panjang menjadikan Ibu yang melahirkan kerap disebut sedang “bertaruh nyawa".
Salah satunya Marselina Eri Mbare, peserta program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Pada masa kehamilan ia biasanya melakukan pemeriksaan secara rutin dengan menggunakan layanan yang ada di program JKN. Hal ini dilakukan di Fasilitas Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama, yakni puskesmas, bidan, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Kemudian untuk persalinan bisa dilakukan di FKTP dan bidan yang bekerja sama. Apabila pada masa persalinan dan dalam kondisi yang dianggap serius dan cukup berisiko pada keselamatan ibu dan bayinya, maka persalinan bisa dilakukan ke rumah sakit.
Baca juga: Teken MoU bersama BPJS Kesehatan, Bupati Timor Tengah Utara: Berobat Cukup Bawa KTP
Hal ini biasanya dilakukan dengan mengikuti proses rujukan yang telah ditetapkan BPJS Kesehatan.
Selama masa kehamilan, Marselina rajin untuk melakukan kontrol di Puskesmas tempat ia terdaftar setiap bulannya.
Ia sangat berharap bisa melahirkan secara normal di Puskesmas Loboniki daerah perbatasan dengan Kabupaten Sikka Maumere tempat ia terdaftar sebagai faskes tingkat pertama tetapi nasib berkata lain.
Ia harus melahirkan dan di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Tc Hillers Maumere dikarenakan kondisi badan yang lemah serta kekurangan sel darah merah yang membuat ia tidak disarankan untuk melahirkan secara normal di Puskesmas.
"Bersyukur proses persalinannya berjalan lancar dan semuanya ditanggung BPJS Kesehatan," ungkapnya.
Menjelang proses persalinan ia sudah tidak khawatir khususnya terkait biaya, karena seluruh anggota keluarga telah terdaftar sebagai Peserta JKN dari Segmen Peserta Penerima Upah Penyelenggara Negara (PPU-PN) yang iuran tiap bulannya sudah dibayar rutin melalui gaji.
“Tidak ada kendala dan prosesnya mudah. Dari awal masuk melahirkan sampai sekarang saya masih dirawat dan tidak ada sama sekali mengeluarkan biaya karena memang sudah ditanggung melalui Program JKN ini,” ujar Marselina.
JKN merupakan bentuk nyata peran pemerintah dalam memberikan rasa aman dan nyaman dalam Jaminan Kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia, tidak perlu lagi takut akan biaya yang besar apabila berobat, menjadi peserta JKN merupakan solusinya sesuai dengan Asas Program ini “Gotong Royong” saling bahu membahu dalam kebaikan, yang Sehat membantu yang Sakit, yang kaya membantu yang miskin.
Ia menambahkan bahwa ada aplikasi dari BPJS Kesehatan yang merupakan inovasi yang dapat dirasakan langsung oleh peserta JKN.
Baca juga: BPJS Kesehatan Cabang Atambua Wujudkan Transformasi Mutu Pelayanan Program JKN-KIS
Banyak fitur-fitur yang ada di aplikasi mulai dari perubahan data peserta, perubahan fasilitas kesehatan, data tagihan iuran peserta, riwayat penggunaan pelayanan, skrining kesehatan, informasi JKN sampai dengan pengaduan.
Integrasi Program JKN dan BPJS Kesehatan Malaka Capai Target Maksimal Hingga 100,10 Persen |
![]() |
---|
BPJS Kesehatan Kantor Unit Ngada Fokus Peningkatan Kualitas Layanan |
![]() |
---|
BPJS Kesehatan Ende Bayar Klaim kepada Faskes Lebih Besar dari Pada Penerimaan Iuran |
![]() |
---|
George Hadjoh Minta Terobosan BPJS Kesehatan Adakan Pelayanan Lewat Jalur Darat di NTT |
![]() |
---|
Gelar Donor Darah, Langkah Nyata BPJS Kesehatan Cabang Ende Peduli Sesama |
![]() |
---|