KKB Papua
KKB Papua Hambat Penyaluran Bantuan Pangan Ke Warga, Begini Kata Bupati Puncak Willem Wandik
Sejak KKB menyandera pilot Susi Air, Philips Mark Merthens dan menembak pesawat Smart Air, penyaluran bantuan pangan ke masyarakat kini sangat susah.
POS-KUPANG,COM – Sejak Kelompok Kriminal Bersenjata menyandera pilot Susi Air, Philips Mark Merthens dan penembakan pesawat Smart Air oleh kelompok KKB Papua, peyaluran bantuan pangan untuk masyarakat kini terganggu.
Masyarakat di Kabupaten Puncak kini membutuhkan bantuan pangan. Pasalnya daerah itu sedang dilanda kekeringan yang ekstrim. Bencana kekeringan itu membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dalam kondisi inilah pemerintah menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Namun karena ada kasus penyanderaan pilot Susi Air dan penembakan pesawat Smart Air, sehingga bantuan itu agak sulit disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
Penyaluran bantuan itu tak bisa melalui transportasi udara karena para pilot trauma dengan ulah anggota KKB Papua yang kerap melakukan tindakan brutal dengan menembak pesawat.
“Bandara di Agandugume itu kami sudah bangun dan sudah aspal. Karena itu kami harus bawa bantuan itu sampai di Agandugume. Tapi karena baru-baru ini ada kasus penyanderaan pilot dan penembakan pesawat Smart Air, sehingga dampaknya pada penyaluran bantuan ini.
Baca juga: Akhirnya Terungkap, Tembakan KKB Papua Ternyata Merobek Sayap Kiri Pesawat Smart Air
Bupati Puncak, Millem Wandik mengatakan, saat ini pemerintah telah membangun posko utama bantuan di Distrik Sinak. Pemerintah juga sudah membentuk tim terpadu pencegahan bencana .
Dari upaya yang telah dilakukan dan ketimpangan penyaluran bantuan melalui udara, maka pemerintah pun telah mengambil keputusan dengan meminta anak-anak muda untuk membawa bantuan pangan itu dengan berjalan kaki selama sehari.
“Bantuan sudah turun di Sinak sehingga anak-anak muda kami berdayakan untuk menyalurkan banruan itu. Sinak menjadi pintu masuk dan posko penyaluran bantuan pangan,” ujar Willem Wandik.
Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten Puncak telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan melalui Surat Keputusan Bupati nomor 300.2/28/tahun 2023 terhitung sejak 7 Juni-7 Agustus 2023.
Bencana kekeringan itu kini mengguncang beberapa wilayah di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Status tanggap darurat bencana itu ditetapkan selama tiga bulan terakhir.
Baca juga: Kondisi Terkini Pilot Susi Air Disandera KKB, Panglima TNI: Philip Mehrtens Sehat
Gegara bencana kekeringan itu, saat ini sebanyak 7.000 warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, terpaksa mengungsi ke Distrik Sinak, Ilaga, Timika, dan Nabire.
Bupati Puncak, Willem Wandik mengatakan warga mengungsi karena kondisi cuaca ekstrem. Saat ini cuaca sangat dingin dan tidak ada hujan sehingga tanaman umumnya rusak dan busuk.
Tatkala tanaman tak berproduksi baik namun harus dikonsumsi masyarakat, sehingga masyarakat pun kini menderita diare. Hal ini tentunya memperburuk kondisi masyarakat di daerah itu.
“Distrik Agandugume dan Lambewi itu sudah ditetapkan sebagai daerah bencana. Karena setiap tahun terutama mulai Mei hingga Agutus, selalu saja terjadi kemarau panjang,” tuturnya.
Saat ini, katanya, bila embun turun dan cuaca cerah di pagi hari, daun tanaman umumnya berminyak. Tak lama berselang, tanaman itu langsung membusuk.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.