FKKH Undana Berikan Penyuluhan Penyakit Hewan pada 4 Kelompok Tani Ternak

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sebagai daerah produksi ternak sapi dan babi di Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur memegang peranan penting dalam menjaga ketersediaan produk pangan asal hewan di Indonesia. Untuk mendukung program pemerintah NTT maka Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) Universitas Nusa Cendana melalui salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakatnya (PkM) menyelenggarakan kegiatan penyuluhan kesehatan hewan di Desa Camplong II, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang.

Desa Camplong II merupakan desa binaan dari Program Studi Kedokteran Hewan, FKKH Undana.

Menurut Ketua Panitia PkM, drh. Elisabet Tangkonda, M.Sc, PhD, kegiatan yang ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat khususnya anggota kelompok tani ternak yang ada di Desa Camplong II akan ancaman penyakit hewan yang akan mempengaruhi kesehatan dan produksi ternak masyarakat seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan African Swine Fever (ASF). Selain itu pada kegiatan tersebut juga masyarakat diberikan penyuluhan mengenai penyakit rabies yang saat ini tengah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten TTS yang merupakan tetangga terdekat dari Kabupaten Kupang.

Penyuluhan ini dilaksanakan pada Sabtu, 22 Juli 2023 dan diikuti empat kelompok tani ternak yang ada di Desa Camplong II. Kelompok Telekomunit, Kelompok Sanam Tuan, Kelompok Sabu Bani dan Kelompok Setetes Madu.

Pada kegiatan ini materi mengenai Rabies dibawakan oleh Dr. drh. Novalino H. G kallau, M.Si, materi mengenai PMK dibawakan drh. Elisabet Tangkonda, M.Sc, PhD dan materi mengenai ASF dibawakan oleh drh. Fhady R. Loe, M.Si.

Menurut informasi yang diberikan oleh Dr. drh. Novalino H. G kallau, M.Si, sampai saat ini 99 persen kasus rabies paling banyak menular ke manusia melalui gigitan anjing yang terinfeksi rabies. Rabies sendiri adalah penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.

Dikatakan bahwa penularan penyakit rabies ini dapat dicegah dengan vaksinasi rabies pada anjing yang merupakan hewan penular rabies yang utama.

Pada materi kedua, drh. Elisabet Tangkonda, M.Sc, PhD memberikan informasi tentang ancaman PMK. Meskipun penyakit ini sampai saat ini belum sampai ke NTT akan tetapi penyakit ini memiliki konsekuensi ekonomi yang tinggi apabila masuk ke suatu wilayah.

Pada meteri ketiga, drh. Fhady R. Loe, M.Si memberikan informasi kesehatan mengenai penyakit ASF mulai dari gejala klinis hingga dampaknya bagi kesehatan hewan. Drh. Fhady menekankan ketiadaan vaksin dan pengobatan sebagai faktor penting yang harus diperhatikan oleh para peternak sehingga lebih memperhatikan kebersihan lingkungan maupun pekerja yang masuk keluar disekitar peternakan rakyat.

Pada kegiatan ini juga, selain dibekali dengan informasi mengenai penyakit hewan, anggota kelompok tani ternak juga diberikan bantuan berupa vitamin dan mineral yang dapat meningkatkan produktivitas ternak yang mereka miliki.

Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen institusi pendidikan khususnya Universitas Nusa Cendana untuk memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang ada di NTT dalam hal peningkatan kualitas peternakan dan mengatasi masalah-masalah kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat yang sedang dialami masyarakat. **