Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 21 Juli 2023, Belaskasihan dan Bukan Persembahan
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Belaskasihan dan Bukan Persembahan.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Belaskasihan dan Bukan Persembahan.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Keluaran 11: 10-12:14, dan bacaan Injil Matius 12: 1-8.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 21 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Salah satu sifat dasar dari Allah adalah belaskasihan.
Dalam setiap perbuatan Allah, belaskasihan dan cinta selalu lebih ditonjolkan untuk melaksanakan semua penyelenggaraan rencana keselamatanNya.
Setiap hari kita dapat merasakan betapa Allah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib bagi kita sebagai bagian dari rencana penyelamatanNya.
Bagi semua yang percaya kepadaNya selalu mendapatkan berkatNya sebagai bentuk nyata dari belaskasihNya kepada mereka.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 19 Juli 2023, Rahasia Allah Nyata dalam Diri Orang Kecil
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Kisah awal sebelum bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ketika dibaca, terasa seperti sebuah drama tragis yang memiliki pesan yang sangat kuat bagi bangsa Israel pada saat itu sedang mempersiapkan diri mereka untuk keluar dari Mesir dan itu menjadi kenangan turun temurun bagi bangsa Israel.
Kisah ini sudah kita ketahui dengan baik. Musa mendapat perintah dari Allah untuk menyampaikan kepada umat Israel bagaimana mereka mempersiapkan segala sesuatunya sebelum keluar dari tanah Mesir.
Mereka harus mempersiapkan anak domba dengan syarat yang sudah ditentukan oleh Allah sendiri dan bagaimana cara memakannya dari malam sampai pagi karena Allah akan melaksanakan sabdaNya untuk melawan Mesir.
Dan itulah yang disebut: Paskah bagi Tuhan. Ada anak domba yang dikorbankan dan darah anak domba yang dioleskan pada kedua tiang pintu dan ambang atas rumah menjadi tanda bagi mereka agar bisa terhindar dari murka Allah bagi bangsa Mesir.
Darah anak domba itulah yang menyelamatkan mereka. Inilah Paskah Tuhan bagi bangsa Israel di mana Tuhan melewati umatNya dan menyelamatkan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir.
Inilah perjanjian Allah dengan bangsa Israel dan menjadi pernjanjian turun temurun saat di mana Allah menyelamatkan umatNya.
Kisah bangsa Israel inilah yang menjadi dasar bangsa Israel seharusnya tak pernah berpaling dari Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 21 Juli 2023, Yang Dikehendaki Allah Ialah Belaskasih
Begitu juga dengan kita, Tuhan sudah melakukan banyak mukjizat dalam hidup kita dengan segala tanda-tanda yang kita alami selama ini dan menyelamatkan kita dari “satu penindasan” seperti bangsa Israel yang tertindas oleh bangsa Mesir.
Maka kita tak punya alasan apapun untuk berpaling dari Allah hanya karena kita merasa tak diperhatikan oleh Allah.
Atau karena egoisme diri kita yang selalu mempersalahkan Tuhan. Padahal sudah sepanjang hidup kita, ada banyak hal yang sudah kita terima dari Allah.
Karena Tuhan dapat melakukan apa saja di setiap detik hidup kita tanpa kita ketahui, tetapi semua sudah terjadi dengan sangat baik.
Semua itu terjadi karena Allah sangat berbelaskasihan kepada kita umatNya.
Dan itu bisa terjadi karena Tuhan selalu berpihak kepada kita.
Hal inilah yang ditegaskan kepada kita dalam Injil hari ini.
Ketika orang Farisi yang mempertanyakan tentang murid-murid Yesus yang memakan gandum pada hari Sabat yang dianggap suci oleh bangsa Yahudi, maka Yesus memberikan pengajaran baru bagi orang-orang Farisi itu, “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Yesus mau menyampaikan kepada kita bahwa Tuhan selalu berbelas kasihan kepada kita, maka yang lebih penting bagi kita adalah kita pun selalu berbuat baik penuh belas kasihan kepada siapa saja agar dengan begitu kita pun layak diselamatkan oleh Tuhan.
Kita sering sekali terlalu fokus dengan “persembahan” untuk kadang sogok Tuhan agar kita mendapat berkat dari Tuhan. Itu bukan cara yang benar.
Karena Tuhan tahu apa motivasi kita dalam melakukan semua kegiatan kita.
Belaskasihan dan cinta dalam hidup itulah yang diminta dari Tuhan untuk kita semua.
Karena setiap perbuatan amal kita itulah yang diperhitungkan Tuhan tidak termasuk dengan “persembahan sogokan” yang kita buat.
Karena kadang kita juga main sogok menyogok dalam urusan jabatan, kepangkatan, harta warisan dan semacamnya lalu kita samakan dengan Tuhan dengan cara yang sama untuk mendapatkan perhatian dan belaskasihan dari Tuhan.
Saya kira kita keliru kalau masih berpikir seperti itu.
Maka marilah kita sadar kembali bahwa amal bakti kita yang dilandasi oleh belaskasihan dan cinta yang besar itulah yang akan membawa kita kepada keselamatan.
Karena Allah itu berbelaskasih kepada kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 21 Juli 2023, Tuhan Lewat
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita, pertama, Tuhan selalu menepati janjiNya, maka kita selalu diminta untuk setia kepadaNya turun temurun.
Kedua, kita selalu diberi tanda oleh Tuhan dalam hidup harian kita bahwa Allah selalu melewati dan menyelamatkan kita.
Ketiga, Tuhan itu berbelaskasih, maka kita pun harus berbelas kasih kepada semua orang.
Teks Lengkap Bacaan 21 Juli 2023

Bacaan Pertama Keluaran 11:10-12:14
"Hendaklah kalian menyembelih anak domba pada waktu senja. Apabila Aku melihat darah, maka Aku akan melewati kalian!"
Bacaan dari Kitab Keluaran:
Musa dan Harun telah melakukan segala mukjizat di depan Firaun. Tetapi Tuhan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia tidak membiarkan orang Israel pergi dari negeri Mesir.
Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun.
Katakanlah kepada segenap jemaat Israel, ‘Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor untuk tiap-tiap rumah tangga.
Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.
Anak domba itu harus jantan, tidak bercela dan berumur setahun, boleh domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kalian kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari.
Dan darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah tempat orang makan anak domba itu.
Pada malam itu juga mereka harus makan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti tak beragi dan sayuran pahit.
Janganlah kalian memakannya mentah atau direbus dalam air; tetapi hanya dipanggang di api, lengkap dengan kepala, betis dan isi perutnya. Janganlah kalian tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi.
Apa yang tinggal sampai pagi harus dibakar habis dalam api. Beginilah kalian memakannya: pinggang berikat, kaki berkasut dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kalian memakannya cepat-cepat.
Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia, maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah, Tuhan. Adapun darah domba tersebut menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kalian tinggal.
Apabila Aku melihat darah itu, Aku akan melewati kalian. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah kalian pada saat Aku menghukum negeri Mesir.
Hari itu harus menjadi hari peringatan bagimu dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun. Hari itu harus kalian rayakan sebagai suatu ketetapan untuk selama-lamanya.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 116:12-13.15-16bc.17-18
Refr. Aku akan mengangkat piala keselamatan dan menyerukan nama Tuhan.
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku!
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Bait Pengantar Injil Yohanes 10:27
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal Aku.
Bacaan Injil Matius 12:1-8
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat"
Inilah Injil suci menurut Matius:
Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.
Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.”
Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam.
Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah.
Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.