Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 14 Juli 2023, Seperti Domba ke Tengah Serigala
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Seperti Domba ke Tengah Serigala.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Seperti Domba ke Tengah Serigala.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Kejadian 46: 1-7.28-30, dan bacaan Injil Matius 10: 16-23.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 14 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Penempatan seseorang di tempat tugas yang baru biasanya menginginkan satu tempat yang nyaman dan penuh dengan kemudahan dan sukacita.
Kita akan merasa lebih nyaman bekerja ketika kita tahu tempat tugas kita dikelilingi oleh orang-orang baik dan fasilitas yang sangat mendukung tugas-tugas kita.
Namun tidak jarang juga bahwa kita ditempatkan di medan tugas yang sangat tidak nyaman karena tak ada fasilitas yang mendukung apalagi ditambah orang-orang yang selalu tak sejalan atau tak sepaham dengan kita, maka tempat kerja itu menjadi ajang kompetisi yang saling menjatuhkan.
Di lain pihak, ketika memang kita dikirim khusus ke tempat-tempat yang tidak menerima kita sebagai sebuah misi, maka itulah tempat terbaik kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 13 Juli 2023, Pergilah dan Wartakanlah
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Kisah Yusuf akhirnya sampai pada titik puncak di mana sang ayah Yakub akhirnya datang dan berjumpa dengan dia.
Yakub akhirnya dapat memeluk kembali anaknya yang telah “dianggap” diterkam binatang buas itu dan merasa diberkati di sisa-sisa hidupnya dan mendapat kasih karunia di hadapan Tuhan.
Yakub bersama seluruh keluarganya dan harta bendanya semua pindah tempat ke Mesir dan menjadi bangsa yang besar di tanah asing seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya.
Yusuf memang diutus awalnya bukan langsung di tempat yang nyaman dan membuatnya menjadi termasyhur, tetapi dia diutus oleh Tuhan sebagai seorang hamba yang diperjualbelikan dan tinggal di penjara.
Di sana hanya ada hukum rimba dan para hamba tidak punya daya sedikit pun di hadapan para tuannya.
Namun Yusuf tetap percaya dan takut akan Allah sampai dia mendapat kasih karunia di hadapan Allah dan diberi tempat sebagai perdana menteri di istana Firaun si raja Mesir itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.