Berita Nasional

Nekat Hadang Mobil Polisi di Bali, WN Amerika Serikat Dideportasi

Pendeportasian WN Amerika Serikat itu dilakukan lantaran telah mengadang mobil dinas Kepala Kepala Sekolah Polisi Negeri Singaraja Bali.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Ilustrasi Deportasi - WN Amerika Serikat dideportasi dari Bali. 

POS-KUPANG.COM, DENPASAR - Seorang pria warga negara Amerika Serikat berinisial TCFJ (44) dideportasi Rumah Detensi Imigrasi atau Rudenim Denpasar.

Pendeportasian WN Amerika Serikat itu dilakukan lantaran telah mengadang mobil dinas Kepala Kepala Sekolah Polisi Negeri Singaraja (SPN Singaraja) Bali.

Pengadangan itu dilakukan  TCFJ di Jalan Bypass Ngurah Rai, pada Rabu (14/6/2023). Selain menghadang mobil dinas polisi itu, dia juga nekat mematahkan tiang mobil dinas Kepala SPN Singaraja hingga akhirnya ditangkap polisi.  

Kepala Rudenim Denpasar Babay Baenullah mengatakan, Warga Negera Asing (WNA) tersebut dideportasi karena melanggar Pasal 75 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Baca juga: Imigrasi Atambua Kembali Deportasi Dua WNA Asal Timor Leste 

Baca juga: Imigrasi Atambua Deportasi Warga Negara Kanada

Baca juga: Terkait TPPO, Imigrasi Labuan Bajo Sambangi Kepolisian Resort Kabupaten Ngada 

"Setelah didetensi selama 26 hari, akhirnya TCFJ dapat dideportasi ke negara asalnya dengan biaya kepulangan yang dibantu oleh temannya," Kepala Rudenim Denpasar Babay Baenullah, dalam keterangan tertulis dikutip dari Kompas.com pada Rabu (12/7/2023).

TCFJ dipulangkan ke negara asalnya melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, dengan tujuan akhir Los Angeles International Airport, pada Selasa (11/7/2023) malam.

"TCFJ yang telah dideportasi akan dimasukkan dalam daftar penangkalan ke Direktorat Jenderal Imigrasi," kata dia.

Sebelumnya, TCFJ ditangkap polisi usai nekat mengadang dan mematahkan tiang mobil dinas Kepala SPN Singaraja di Jalan Bypass Ngurah Rai, pada Rabu (14/6/2023).

Kepada polisi, dia mengaku nekat melakukan aksinya tersebut untuk mencari perhatian lantaran paspor dan beberapa barang pribadinya hilang.

Atas perbuatannya, WNA tersebut ditetapkan sebagai tersangka terkait dugaan tindak pidana membuat perasaan tidak menyenangkan dan perusakan sebagaimana dimaksud Pasal 335 dan Pasal 406 KUHP.

Namun, ancaman pidana penjara dua pasal tersebut di bawah satu tahun, sehingga menurut ketentuan polisi tidak bisa melakukan penahanan. Polisi kemudian menyerahkan WNA tersebut ke pihak Imigrasi Denpasar agar ditindak secara keimigrasian berupa pendeportasian.

Baca juga: Rudenim Kupang Pindahkan Pengungsi Afghanistan karena Langgar Tata Tertib

Baca juga: 13 Imigran Asal Irak Ditempatkan di Rudenim Kupang

 

Kasus Serupa

Sebelumnya, pihak Imigrasi Bali juga terlebih dahulu mendeportasi pria warga negara Amerika Serikat, berinisial JBM (36) yang menyopiri angkutan kota (Angkot) di Denpasar, Bali, Kamis (15/6/2023).

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar Tedy Riyandi menilai, perbuatan Warga Negara Asing (WNA) ini telah mengganggu ketertiban umum.

BM terbukti melanggar peraturan lalu lintas dengan mengendarai angkot tanpa disertai surat izin yang sesuai. Atas dasar itu, pria pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) Tenaga Kerja Asing dinilai melanggar pasal 75 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

"Yang bersangkutan (JBM) kami berikan Tindakan Administratif Keimigrasian berupa pendeportasian," kata Tedy dalam keterangan tertulis, Kamis (16/6/2023) lalu.

JBM dipulangkan secara paksa ke negara asalnya melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung, Bali, pada Kamis sekitar pukul 16.15 Wita.

Dia diterbangkan mengunakan maskapai EVA Airlines BR256 dengan tujuan Denpasar-Taiwan-Los Angeles.

Kronologis peristiwa itu bermula ketika petugas menemukan JBM mengendarai angkot saat melintas di Jalan Sunset Road-Imam Bonjol, Senin (12/6/2023) pukul 13.05 Wita.

Saat dikejar, polisi sempat kehilangan jejak mobil angkot tersebut di simpang Patung Dewa Ruci, Kuta, Badung. Polisi kemudian membagi tugas untuk mengejar angkot itu dan menemukannya di sebelah selatan Patung Tahura, Jalan Bypass Ngurah Rai.

Petugas lantas menilang penilangan dan menyita mobil angkot warna biru DK 1892 BT sebagai barang bukti.

 

Penilangan ini karena JBM melanggar ketertiban berlalu lintas, yakni tidak memiliki SIM A umum sebagai syarat mengendarai angkutan umum. Selain itu, masa berlaku Surat Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) angkot telah habis. JBM mengaku menyopiri angkot bukan untuk mengangkut penumpang.

"Warga asing itu mengaku mobil dapat minjam dari temannya. Dia hanya memiliki SIM A biasa sementara STNK habis masa berlakunya. Sehingga dilakukan penilangan dan mobil ditahan sebagai barang bukti," kata Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi, Rabu 14 Juni 2023 lalu. (*)

 


Berita ini telah tayang di Kompas.com

Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved