Berita Kota Kupang

Martha, Penjual Jagung Bakar di El Tari Kupang: Lakukan dengan Tulus dan Ikhlas

diperolehnya setiap hari tidak menentu, tergantung dari banyaknya pelanggan yang datang membeli ke tempat jualannya

Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
BAKAR JAGUNG - Tampak Martha Jara (55) salah seorang penjual jagung bakar sedang membakar jagung di Jalan El Tari, Kota Kupang, tepatnya di depan Kantor Bawaslu NTT, Kamis 6 Juli 2023 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kamis, 06 Juli 2023, Suasana sore di Jalan El Tari Kota Kupang cukup ramai dengan pedagang kaki lima yang berjejer di ruas Jalan itu.

Selain jalan yang ramai dengan banyaknya kendaraan yang lewat, jalan itu pula diramaikan dengan para pembeli makanan dan minuman yang dijajakan.

Ketika saya menghampiri Martha Jara, seorang perempuan lansia yang juga merupakan salah satu penjual jagung bakar di Jalan El Tari, tampak Martha sedang serius membakar jagung yang dipesan oleh pelanggannya.

Dengan mengenakan kain batik bunga-bunga dan sandal jepit, dia duduk di Kursi plastik kesayangannya sambil mengipas bara api yang membakar jagungnya.

Baca juga: Kendalikan Harga Pasar, Gerakan Pangan Murah Digelar di Kota Kupang 

Martha Jara bekerja sebagai penjual jagung bakar dari tahun 1996, dihitung-hitung saat ini, dia sudah berjualan selama 27 tahun.

Awalnya, Martha Jara berjualan di dekat lampu merah, depan Bank BI NTT, namun karena tempat tersebut dilarang untuk berjualan, dia pun memutuskan untuk berjualan di Jalan El Tari tepatnya di depan Kantor Bawaslu NTT.

Sembari menunggu jagungnya selesai di bakar, saya dan Martha pun berbincang-bincang saling berbagi cerita. Dalam perbincangan itu, sesekali Martha Jara menyampaikan wejangan-wejangan yang merupakan buah dari pengalaman hidupnya.

"Tidak ada rasa lelah jika kita melakukan pekerjaan dengan tulus dan ikhlas. Apalagi jika kita mencintai pekerjaan yang kita kerjakan," begitulah kata-kata yang dikeluarkan dari mulut Martha sore itu.

Mendengar kisahnya, saya pun semakin penasaran dengan kehidupan Martha yang saat ini masih kuat, tegar, sehat dan semangat untuk bekerja. 

Martha, seorang perempuan kelahiran Sabu yang memilih pindah ke Kota Kupang sejak 1988 hingga sekarang. Kurang lebih sudah 35 tahun dia menetap di Kota Kupang.

Baca juga: DPD IKM Kota Kupang Siapkan 9 Ekor Hewan Kurban di Hari Raya Idul Adha

Dia memiliki tujuh orang anak. Lima diantaranya sudah menikah, sedangkan 2 orang anaknya masih tinggal bersamanya dan suami.

Dari ketujuh anak Martha, satu orang anaknya berhasil dia sekolahkan hingga ke Perguruan Tinggi di Kota Makasar dan sudah memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Walaupun saat ini belum memiliki pekerjaan tetap dan masih sedang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan, sesekali anaknya juga membantu Martha berjualan jagung bakar.

Tempat jualan jagung bakar Martha dibuka dari Pukul 16.00 Wita - 01.00 Wita setiap harinya. Adapun makanan dan minuman  yang dijualnya bervariasi seperti jagung bakar Rp 15 ribu, bubur kacang ijo Rp 10 ribu, pisang gepeng 3 buah Rp 15 ribu dan dengan minuman yang bervariasi seperti kopi, teh, susu, pop ice, nutrisari dan aqua.

Martha menyampaikan, mengenai pendapatan yang diperolehnya setiap hari tidak menentu, tergantung dari banyaknya pelanggan yang datang membeli ke tempat jualannya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved