KKB Papua

KKB Papua Beraksi Lagi di Intan Jaya, 3 Prajurit TNI Ditembak, Kini Dirawat di Rumah Sakit

Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua, kembali melakukan aksi anarkisnya. Kali ini mereka menyerang pos TNI di Titigi, Distrik Sugapa, Intan Jaya.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
BERAKSI LAGI - Kelompok Kriminal Bersenjata di Intan Jaya, Papua, kembali melancarkan aksi kriminalnya. Mereka menyerang Pos TNI di Distrik Sagupa,Intan Jaya, Papua Tengah. 

POS-KUPANG.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua, kembali melakukan aksi anarkisnya. Kali ini mereka menyerang pos TNI Titigi Distrik Sugapa dan menembak prajurit yang sedang bertugas.

Dalam insiden tersebut, tiga prajurit TNI dari Yonif Para Rider 330/TD terkena tembakan. Saat ini, ketiga korban tersebut telah dievakuasi dan sedang dirawat di rumah sakit.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi dari Kodam XVII/Cenderawasih. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman pun belum memberikan keterangan terkait kasus ini.

Informasi yang berkembang menyebutkan, pada Selasa 4 Juli 2023, Pos TNI Satgas Pamtas Mobile Yonif Para Rider 330/TD di Titigi Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, dilaporkan diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Serangan mendadak itu terjadi sekitar pukul 11.45 WIT. Lantaran mendapat perlakuan demikian, personel TNI yang sedang berjaga-jaga pun langsung melepaskan tembakan balasan.

Dalam serangan langsung ke pos TNI tersebut, dua prajurit TNI mengalami luka tembak. Kedua korban itu masing-masing Prada B dan Pratu BAM. Keduanya merupakan personel Yonif PR 330/TD.

Lantaran terkena tembakan, kedua prajurit itu pun langsung dievakuasi. Namun ketika proses evakuasi sedang berlangsung, seorang lagi prajurit TNI terkena tembakan.

Prajurit yang terkena tembakan tersebut, berasal dari Satgas Elang Tindak Pasopati. Korban tembakan itu, adalah Sertu RS.

Tembakan KKB Papua ke Sertu RS tersebut mengenai body vest (rompi tubuh). Saat ini Sertu RS masih dalam kondisi sadar.

Sementara Prada B mengalami luka tembak di bagian pinggang. Korban telah dievakuasi dari Intan Jaya ke RSUD Mimika untuk perawatan menjalani medis.

Baca juga: Takut Diserang KKB Papua, Warga Koroptak Pilih Mengungsi ke Gereja Yehuda, Begini Kata Kapolda

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait akibat insiden tersebut. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman pun belum memberikan keterangan terkait kasus ini.

17 Tewas, 26 Luka-Luka

Sebelumnya diberitakan, Selama Januari hingga Juni 2023, sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata di daerah bergolak tersebut.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri membenarkan data tentang hal tersebut. Dikatakannya, sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat serangan KKB Papua.

Selain warga sipil, lanjut Kapolda Papua, para korban adalah prajurit TNI serta polisi. Namun korban terbanyak adalah warga sipil.

Dari 17 orang yang meninggal dunia, ungkap Mathius D Fakhiri, rinciannya, 10 orang adalah warga sipil, 6 personel TNI, dan 1 personel Polri.

Sedangkan korban luka-luka sebanyak 26 warga, yakni 19 warga sipil, 5 anggota TNI, dan 2 personel Polri.

"Kami akan melakukan pendekatan yang maksimal dalam upaya penegakan hukum dan persuasif untuk mengatasi gangguan keamanan di wilayah hukum Polda Papua," kata Mathius Fakhiri, Sabtu 1 Juli.

"Upaya ini bersinergi dengan Kodam Cenderawasih," tambahnya.

Menurut Mathius Fakhiri, gangguan keamanan KKB menjadi sebuah tantangan bagi anggota polisi. Apalagi jumlah kasus KKB pada semester I tahun 2023 mengalami peningkatan yakni sebanyak 75 kasus.

Di tahun sebelumnya pada semester yang sama tercatat ada 51 kasus gangguan KKB. 

Mereka, kata Mathius Fakhiri, tercatat beraksi di 10 kabupaten mulai dari Intan Jaya, Puncak, Nduga, dan lainnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Polisi Tangkap Panglima KKB Papua Wilayah Bomberai Viktor Makamuke

Menurutnya, KKB Papua juga beberapa kali melakukan serangan ke Bandara dan pesawat. Seperti yang terjadi di Bandara Kenyam Nduga, Senin 26 Juni lalu.

"Aksi kelompok ini yang sering menyerang pesawat dan aparat keamanan di bandara telah merugikan masyarakat setempat. Sebab pesawat merupakan fasilitas transportasi yang sangat vital untuk membawa kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat," ujar Mathius Fakhiri. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved