Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Juli 2023, Katakan Saja Sepatah Kata
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Katakan Saja Sepatah Kata.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Katakan Saja Sepatah Kata.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Kejadian 18: 1-15, dan bacaan Injil Matius 8: 5-17.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Sabtu 1 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua. Setiap hari kita akan berkata-kata tentang segala sesuatu entah formal maupun hanya sekadar bercerita.
Kata-kata itu selalu punya arti baik bagi diri kita juga bagi orang lain yang mendengarnya.
Setiap kata yang kita ucapkan bisa membahagiakan orang atau memotivasi orang lain tapi juga sekaligus bisa membunuh orang lain.
Karena ketika kata-kata itu keluar atau terucap, itu sudah mengandung elektromagnetik. Maka dia bersifat seperti gelombang dan akan mencapai titik nol atau titik tuju.
Maka kata yang terucap itu punya kekuatan sendiri karena selalu mengandung energi.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 30 Juni 2023, Keselamatan bagi Orang yang Percaya
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Kisah Abraham bersama Sara istrinya dalam kitab Kejadian memberi tanda akan betapa Sabda Allah selalu tepat dan tak perlu diragukan.
Namun sebagai manusia, kita kadang menjadi sangat sulit karena kita masih terikat dengan kelemahan manusiawi kita.
Kita akan cenderung meragukan banyak hal termasuk Sabda Tuhan sendiri.
Sikap ini tak bisa dihindari karena itu hakekat dasar mannusiawi kita.
Hal itu tampak sangat jelas dalam diri Abraham dan Sara yang masih meragukan Sabda Tuhan tentang kehadiran seorang anak dalam keluarga Abraham dan Sara di usia senja mereka.
Menjadi wajar sekali bahwa Sara dan Abraham sedikit meragukan Sabda Allah lewat 3 orang malaikatNya yang datang singgah di kemah mereka.
Sara merasa sebagai orang yang sudah tua begitu juga Abraham yang juga sudah tua lalu bisa mendapatkan anak lagi, secara manusiawi itu sangat tidak mungkin.
Sara dan Abaraham memang masih berpikir atau punya pola pandangan dari perspektif manusia. Dan itu tak bisa disangkal.
Tapi Allah memiliki kebenaranNya sendiri dalam seluruh rencana keselamatanNya yang sudah dirancangkannya sejak awal.
Ketika Allah sudah memilih maka Dia selalu tak pernah salah memilih orang untuk menjalankan seluruh rencanaNya.
Dan benarlah, setahun kemudian ketika tiga tamu itu mampir lagi,
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Juli 2023, Katakan Saja Sepatah Kata Maka Hambaku Akan Sembuh
Sara sudah melahirkan anaknya Ishak. Hal senada dalam Injil yang kita dengar hari ini, Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira yang sedang sakit.
Yang mau ditonjolkan dalam kisah ini adalah iman dari Perwira Romawi yang luar biasa dengan segala kerendahan hatinya meminta kepada Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang sedang sakit, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat mendertia.”
Dan Yesus langsung menjawabnya, “Aku akan datang menyembuhkannya.”
Perwira itu sebagai orang pemerintahan Romawi memiliki kedudukan cukup baik sebagai seorang perwira.
Namun demikian, dia tetap sangat menghargai hamba-hambanya.
Kedudukan hamba memang selalu rendah.
Tetapi perwira ini tetap memperhatikan yang sedang sakit misalnya dan meminta Yesus untuk menyembuhkan hambanya.
Intinya dia sangat memperhatikan kehidupan hambanya.
Hal semacam ini memang sulit ditemukan diantara para pejabat pemerintahan kala itu.
Maka Yesus langsung menyanggupi untuk datang ke rumahnya untuk menyembuhkan hambanya.
Dan sekali lagi perwira ini pun masih menunjukan kualitas hidupnya sebagai seorang yang memiliki iman yang teguh dan rendah hati, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”
Perwira itu menyadari sepenuhnya bahwa hidup mereka dianggap “tidak layak” di hadapan Tuhan dan dianggap berdosa oleh banyak pihak karena pola hidup mereka sebagai perwira dalam pemerintahan.
Mereka dianggap sebagai penjajah oleh bangsa Yahudi maka dia merasa seorang Nabi seperti Yesus memang tidak layak masuk dalam rumahnya.
Pola pemikiran dan tindakan perwira ini malah bagi Yesus menunjukkan hal yang sebaliknya.
Kerendahan hatinya dan imannya yang besar menunjukkan betapa dia orang yang layak di hadapan Tuhan: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel.”
Kita pun seringkali ketika memiliki satu jabatan tertentu gampang sekali menjadi sombong dan memandang rendah orang lain apalagi “para hamba/pelayan” atau bawahan.
Bahkan kita lebih gampang mengeluarkan kata-kata hinaan atau kemarahan kepada mereka hanya karena status mereka yang rendah dari kita.
Mari belajar dari perwira untuk berkata-kata penuh kerendahan hati dan iman yang teguh dan merasa sama rendah di hadapan Tuhan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Juli 2023, Tidak Ada yang Tidak Mungkin bagi Tuhan
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita, pertama, seperti Abraham dan Sara, kadang kita meragukan kehadiran dan Sabda Tuhan dalam hidup kita maka bertobatlah.
Kedua, tak perlu sombong ketika memiliki satu kedudukan tetapi selalu rendah hati dan beriman kepada Allah.
Ketiga, berkata-katalah penuh kebijaksanaan dan kerendahan hati kepada siapapun apalagi kepada Tuhan.
Teks Lengkap Bacaan 1 Juli 2023

Bacaan Pertama Kejadian 18:1-15
"Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Aku akan kembali kepadamu, dan Sara akan mempunyai anak laki-laki."
Bacaan dari Kitab Kejadian:
Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang berdiri di depannya.
Melihat mereka, ia bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud dan berkata, “Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini.
Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan, dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah hamba mengambil sepotong roti, agar Tuan-Tuan segar kembali. Kemudian bolehlah Tuan-Tuan melanjutkan perjalanan.
Sebab Tuan-Tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka, “Buatlah seperti yang engkau katakan.” Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik!
Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya, dan memberikan kepada seorang bujangnya yang segera mengolahnya.
Kemudian Abraham mengambil dadih, susu dan anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya kepada mereka. Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu sementara mereka makan.
Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, “Di manakah Sara, isterimu?” Jawab Abraham, “Di sana, di dalam kemah.” Maka berkatalah Ia, “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau.
Pada waktu itulah Sara, istrimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Saat itu Sara mendengarkan pada pintu kemah di belakangnya.
Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Maka tertawalah Sara dalam hati, katanya, “Akan berahikah aku, setelah aku menjadi layu, sedangkan tuanku pun sudah tua?”
Lalu bersabdalah Tuhan kepada Abraham, “Mengapakah Sara tertawa dan berkata, ‘Sungguhkah aku akan melahirkan anak, padahal aku sudah tua?’ Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan dikau.
Pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.” Tetapi Sara menyangkal, katanya, “Aku tidak tertawa”. Sebab ia takut. Tetapi Tuhan bersabda, “Tidak! Memang engkau tertawa!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 1:46-47.48-49.50.53.54-55
Refr. Tuhan ingat akan kasih sayang-Nya
1. Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku.
2. Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini. Mulai sekarang aku disebut Yang Bahagia oleh sekalian bangsa. Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa; kuduslah nama-Nya.
3. Kasih sayang-Nya turun-temurun kepada orang yang takwa. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan; orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.
4. Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel, hamba-Nya. Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunannya untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil Matius 8:17
Refr. Alleluya.
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.
Bacaan Injil Matius 8:5-17
"Banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama Abraham, Ishak, dan Yakub"
Inilah Injil suci menurut Matius:
Pada suatu hari Yesus masuk ke Kota Kapernaum. Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan mohon kepada-Nya, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita.”
Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi perwira itu berkata kepada-Nya, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit, ‘Pergi!’ maka ia pergi; dan kepada seorang lagi, ‘Datang!’, maka ia datang.
Ataupun kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’ maka ia mengerjakannya.” Mendengar hal itu, Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.
Aku berkata kepadamu, Banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu sendiri akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu, “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.”
Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan wanita itu, lalu lenyaplah demamnya.
Wanita itu lalu bangun dan melayani Yesus. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan, dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu, dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit.
Hal itu terjadi supaya genaplah sabda yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.