Berita NTT
Harga Rumah Subsidi Naik, Masyarakat Berpenghasilan Rendah di NTT Disarankan Prioritas Punya Rumah
Harga rumah juga akan terus naik tapi jika dibandingkan dengan kenaikan penghasilan dan harga rumah, harga rumah lebih eksponensial
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Harga rumah subsidi naik dari Rp 168 juta menjadi Rp 181 juta per unit. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR disarankan agar prioritas punya rumah.
Ketua DPD REI NTT, Bobby Pitoby menyampaikan, kebutuhan akan bertambah sebab populasi di dunia akan bertambah. Harga rumah juga akan terus naik tapi jika dibandingkan dengan kenaikan penghasilan dan harga rumah, harga rumah lebih eksponensial dibandingkan kenaikan gaji.
"Seharusnya MBR jangan ragu-ragu, kalau mau ambil rumah duluan, jangan ambil kendaraan supaya penuhi dulu kebutuhan pokok baru yang lain-lain. Jadi harus prioritas kepemilikan rumah," ungkap Bobby saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 27 Juni 2023.
Baca juga: Harga Rumah Subsidi di NTT Naik Jadi Rp 181 Juta per Unit per 12 Juni 2023
Menurutnya, harga rumah subsidi saat ini masih tergolong baik, namun jika menunggu 10-15 tahun lagi, diferensiasinya akan lebih besar dan peluang untuk mendapatkan rumah semakin sulit.
"Kalau mau bikin komitmen, bikin sekarang. Untuk ambil rumah, ambil rumah sekarang. Anda tidak akan pernah rugi ambil rumah. Lihat saja orang yang ambil rumah tahun 2011,2012 sudah 10, dua belas tahun lalu mereka punya cicilan tiga ratus ribu sekarang," jelasnya.
Memiliki rumah menurutnya akan lebih mapan, sudah memiliki aset penting dalam satu keluarga. Kenaikkan harga rumah subsidi juga akan berdampak pada daya beli yang akan melemah dan akan menciptakan backlog.
"Ini ada give and take. Kita ada backlog perumahan di Indonesia masih sangat-sangat besar mencapai 11,7 juta rumah. Seperti kita di NTT saja kita masih backlog 95.035 ribu unit rumah. Ini masih give and take yang besar cuman, orang mau beli rumah, tapi rumah belum ada. Orang mau mau masuk rumah, tapi daya beli Kurang dan lain-lain. Ini menciptakan backlog. Tetapi kalau misalnya harga rumah diferensiasinya terlalu besar, ini backlog akan semakin besar lagi," ujarnya. (dhe)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.