Timor Leste

Pejabat Gereja Timor Leste Bantah Dugaan Pelecehan Fisik dan Makanan Buruk di Seminari Dili

Kami menganggap itu tidak benar dan isinya fitnah, membahayakan kehormatan dan reputasi seminari sebagai lembaga pelatihan khusus para seminaris.

Editor: Agustinus Sape
Diligente via ucanews.com
Pastor Natalino da Costa Soares, rektor Seminari Menengah De Nossa Senhora de Fatima (Our Lady of Fatima) yang berbasis di Balide Dili Timor Leste berbicara selama konferensi pers pada 22 Juni di mana ia membantah tuduhan penganiayaan dalam sebuah laporan media. 

Media itu mengatakan kerahasiaan narasumber dijamin oleh undang-undang Timor Leste tahun 2014 tentang Komunikasi Sosial.

Untuk memperkuat klaimnya, Diligente juga merilis sebuah pengakuan baru dari seorang sumber, Salvador da Costa Pinto, 34, yang belajar di seminari antara tahun 2005 dan 2008.

Baca juga: Tembakan Salvo Iringi Prosesi Pemakaman Mendiang Isabel Ferreira, Istri PM Timor Leste

Pinto mengatakan selama periode itu dia menyaksikan kasus agresi fisik (pukulan, tendangan, dan tamparan) oleh tim pelatih terhadap rekan satu timnya yang "dipotong sampai 'berdarah'".

Diligente menekankan bahwa pihaknya “tidak berkepentingan untuk merusak citra Gereja Katolik Timor Leste,” sebuah lembaga yang memainkan peran penting selama perjuangan bangsa untuk kemerdekaan dari Indonesia dan berdiri di sisi rakyat melawan pelanggaran hak.

"Tim Diligente mengakui pentingnya Gereja bagi negara dan menekankan bahwa Gereja bertindak secara profesional, mengungkapkan hal-hal yang menjadi kepentingan publik secara bertanggung jawab dan sesuai dengan kode profesional jurnalisme," katanya.

Uskup Agung Dili Kardinal Dom Virgilio do Carmo Silva tidak menanggapi permintaan UCA News untuk menjelaskan posisi gereja mengenai masalah tersebut dan kemungkinan untuk menyelidiki tuduhan tersebut.

Baca juga: Paus Fransiskus Angkat Pastor Leandro Maria Alves Menjadi Uskup Baucau Timor Leste

Monsinyur Marco Sprizzi, kuasa usaha di duta besar apostolik mengatakan bahwa “tuduhan itu tidak benar” sesuai informasi yang diterimanya.

“Rektor tidak diberi syarat untuk mengetahui terlebih dahulu isi tuduhan itu ketika dia dihubungi untuk wawancara,” katanya kepada UCA News, seraya menambahkan bahwa imam itu hanya ditanyai, “tentang kehidupan sehari-hari di seminari.”

(ucanews.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved