KKB Papua
Pemimpin Suku di Sota Tolak KKB Papua, Kini Ajak Egianus Kogoya Sama-sama Bangun Daerah
Yeremia, seorang pemimpin suku di Distrik Sota secara tegas menolak keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata di Tanah Papua.
POS-KUPANG.COM - Yeremia, seorang pemimpin suku di Distrik Sota secara tegas menolak keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata di Tanah Papua. Ia bahkan meminta agar kelompok itu tak boleh ada di daerah tersebut.
Permintaan Yeremia itu disampaikan khusus kepada Egianus Kogoya, sosok yang selama ini menjadi pemimpin dari Kelompok Separatis Teroris di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Pernyataan Yeremia itu terekam dalam video berdurasi singkat yang ditujukan kepada Egianus Kogoya dan kawan-kawannya. Ia bahkan secara tegas menolak keberadaan KKB Papua di Papua
Untuk diketahui bahwa Egianus merupakan salah satu pimpinan KKB Papua. Oknum yang lainnya, adalah Yotam Bugiangge pria yang disebut sebagai pengkhianat NKRI.
Pasalnya, Yotam Bugiangge merupakan prajurit TNI yang ditugaskan di Tanah Papua. Ketika menjalankan tugasnya itulah Yotam kemudian membelot dan bergabung dengan KKB Papua.
Yotam merupakan sahabat kecil Egianus Kogoya. Mungkin karena faktor itulah sehingga ia memilih keluar dari TNI, kemudian bergabung dengan KKB untuk menyerang TNI Polri dan warga sipil lainnya.
Dalam video yang kini viral di media sosial, terlihat Yeremia berbicara dengan tegas di hadapan warganya, bahwa dirinya menolak keberadaan KKB di Tanah Papua.
Pada bagiam lainnya, ia juga mengajak KKB Papua agar segera sadar dan kembali ke pangkuan NKRI. KKB bersama masyarakat Papua agar sama-sama membantu pemerintah membangun daerah tersebut.
Yeremia juga menyampaikan terima kasih kepada TNI Polri yang selama ini telah membantu masyarakat setempat dengan memulihkan keamanan di daerah itu.
"Sebagai kepala suku, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada TNI Polri atas bantuan yang diberikan kepada masyarakat," ujarnya.
Bantuan itu, adalah menjaga keamanan masyarakat, melindungi masyarakat dari tindakan kejam oknum dan membantu masyarakat beroleh hidup lebih baik.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar seluruh anggota KKB Papua di Tanah Papua, hendaknya sadar agar segera kembali ke dalam NKRI.
"Kami berharap semua anggota KKB Papua yang berada di wilayah perbatasan, mulai dari kota hingga ke pulau-pulau dan gunung-gunung, cepat sadar dan kembali kepada pemerintah Republik Indonesia," ujarnya.
Simpatisan KKB Papua Ditangkap
Berita terbaru terkait KKB Papua menyebutkan bahwa TNI-Polri berhasil menangkap Yusak Pakage, seorang simpatisan KKB Papua yang memiliki pandangan keras.
Penangkapan ini berawal ketika Yusak Pakage menciptakan keributan di Pos Imigrasi PLBN Skouw karena menolak mengikuti prosedur untuk memasuki Papua Nugini pada Kamis 8 Juni 2023.
Mayor Inf Zulfikar, Wadansatgas Yonif 132/BS, menjelaskan bahwa setelah tidak diperbolehkan melintas, Yusak Pakage kemudian pergi menuju Kota Jayapura.
Namun, ketika berada di Kampung Skouw Mosso, anggota TNI menghentikannya kembali.
"Ketika diamankan di wilayah Skouw Mabo oleh Sertu Rudi dan 11 anggota Satgas lainnya, Yusak Pakage melakukan perlawanan, sehingga terjadi keributan lagi," ujar Zulfikar seperti yang dilansir oleh Tribun Papua pada Minggu 11 Juni 2023.
"Akan tetapi, akhirnya yang bersangkutan berhasil diamankan dan dibawa ke Pos Muara Tami."
Zulfikar kemudian berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan status Yusak Pakage.
Informasi tambahan dari berbagai sumber mengungkapkan bahwa Yusak Pakage adalah mantan Sekjen Tapol/Napol TPN-OPM dan seorang aktivis kemerdekaan Papua yang telah mengibarkan bendera Bintang Kejora.
Selain itu, diketahui bahwa Yusak Pakage adalah anggota aktif OPM yang telah mendeklarasikan perundingan kemerdekaan Papua kepada Presiden RI Jokowi melalui video yang dipublikasikan melalui salah satu media sosial pada tanggal 18 April 2023.
Baca juga: Pentolan KKB Papua Bikin Keributan di Tapal Batas Papua Nugini, Nekad Lawan Petugas Walau Sendirian
"Diduga Yusak Pakage berencana untuk melintasi perbatasan ke Papua Nugini dalam rangka menghadiri acara ULMWP (United Liberation Movement for West Papua), yang merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Beny Wenda, dan informasi sementara menyebutkan bahwa acara tersebut akan dilaksanakan pada bulan Juli 2023 di Papua Nugini," tutur Zulfikar.
Selanjutnya, Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 132/BS, yang diwakili oleh Mayor Inf Zulfikar, menyerahkan Yusak Pakage kepada Polsek Muara Tami untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.