Berita Lembata
Konservasi Penyu dan Bahaya Sampah Plastik di Pantai Riangdua Lembata
Satu di antara kegiatan yang diikuti anggota DLH Lembata tersebut adalah keseruan pelepas liaran tukik atau anak penyu di Pantai Riangdua
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lembata menggelar berbagai kegiatan saat Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada Senin, 5 Juni 2023 di Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata.
Satu di antara kegiatan yang diikuti anggota DLH Lembata tersebut adalah keseruan pelepas liaran tukik atau anak penyu di Pantai Riangdua bersama Komunitas Sahabat Penyu Riangdua ( Sapurindu ).
Para pegawai DLH Lembata bersama beberapa pengunjung lainnya tampak kompak melepasliarkan bayi-bayi penyu ini ke laut. Meski demikian, di sisi lain, ada kekhawatiran akan nasib spesies yang terancam punah ini dan satwa laut lainnya akan bahaya sampah plastik yang dibuang ke laut.
Baca juga: Pemdes Bour di Lembata Akan Luncurkan Program Pengelolaan Sampah Berbasis Keluarga
Kepala DLH Lembata, Christianus Rimbaraya, yang turut hadir dalam momen ini mengatakan, sampah plastik di laut menjadi masalah serius yang harus menjadi perhatian serius masyarakat dunia termasuk Lembata.
Christian mengungkapkan banyak kasus penyu, lumba-lumba satwa laut lainnya mati disebakan karena sampah plastik yang dibuang ke laut. Tidak hanya itu, sampah plastik juga menurut Christian banyak ditemukan di pesisir pantai di Pulau Lembata.
Di hari lingkungan hidup yang mengangkat tema "Beat Plastic Pollution" ini, Christian mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan material yang menghasilkan sampah plastik, juga tidak membuang sampah plastik di laut.
Baca juga: Dinas Perpustakaan Daerah Lembata Akan Salurkan Buku Ke Perpustakaan Sekolah
"Karena kalau tidak, tentu ini sangat berdampak buruk pada ekosistem laut. Mikro plastic ini sangat berdampak pada satwa laut termasuk penyu yang kita lepas pada hari ini," kata Christian.
Sementara itu Founder Sahabat Penyu Riangdua, Polikarpus Bala, mengatakan, sampah plastik bisa menjadi ancaman serius bagi penyu. Apalagi saat ini penyu merupakan satwa laut yang dilindungi karena terancam punah.
Di Indonesia, Polikarpus menjelaskan, terdapat enam jenis penyu yakni penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricate), penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dan penyu pipih (Natator depressa).
Dari tujuh ini, Lembata beruntung punya tiga jenis penyu di perairan sekitar pulau ini yakni penyu lekang, penyu hijau dan penyu sisik.
Baca juga: Berkas Tersangka Penyelundupan BBM Siap Dilimpahkan Ke Kejaksaan Negeri Lembata
Polikarpus berharap masyarakat Lembata turut mendukung perkembangbiakan penyu, minimal dengan cara-cara sederhana seperti tidak membuang sampah plastik ke laut, juga tidak berburu telur penyu dan penyu dewasa untuk daging.
Jika ini terwujud, bukan tidak mungkin keanekaragaman hayati laut terjaga dengan baik untuk anak cucu Lembata kelak.
Selain pelepasliaran tukik, DLH Lembata juga menggelar kegiatan lain di Hari Lingkungan Hidup Sedunia yakni sosialisasi dan koordinasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (Gerakan PBLHS) di SDI Riangdua dan Gerakan Pungut Sampah di Desa Bour. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.