Berita Nasional

Ada Dugaan Prostitusi Anak Pada Kasus Pemerkosaan Remaja 16 Tahun oleh 11 Pria di Parimo Sulteng

Pemerhati anak dan pendidikan Retno Listyarti meminta pihak kepolisian menelusuri dugaan prostitusi anak dalam kasus yang menimpa remaja berinisial RI

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.com/Shutterstock
Ilustrasi - Pemerhati anak meminta kepolisian menelusuri dugaan prostitusi anak dalam kasus yang menimpa remaja berinisial RI yang diperkosa 11 pria di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. 

POS-KUPANG.COM - Kasus pemerkosaan terhadap remaja 16 tahun oleh 11 pria di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah memantik reaksi.  

Pemerhati anak dan pendidikan Retno Listyarti meminta pihak kepolisian menelusuri dugaan prostitusi anak dalam kasus yang menimpa remaja berinisial RI itu.

Menurut Retno, indikasi itu merujuk pada aksi para pelaku yang mengiming-imingi korban untuk mendapatkan pekerjaan dan uang.

Baca juga: Kronologi Pemerkosaan Remaja 16 Tahun di Parimo Sulteng oleh 11 Pria, Diimingi Uang Hingga Ponsel

Pendamping korban anak, Salma Masri, menyebut peristiwa pemerkosaan korban anak tersebut bermula saat korban RI membawa bantuan logistik dari kampungnya di Poso untuk korban banjir di Parimo.

Saat itulah korban berkenalan dengan para pelaku. Setelah menyalurkan bantuan, lanjutnya, korban menginap di salah satu penginapan di Parimo. Korban disebut memilih tidak kembali ke Poso karena dijanjikan pekerjaan oleh para pelaku.

"Jadi dia (korban) berinteraksi dengan para pelaku ini terutama Pak Arif (salah satu terduga pelaku) yang guru. Dia (Arif) menjanjikan kerja. Diiming-imingi kerja, pekerjaan apa saja, di rumah makan. Tapi tidak ada pekerjaan itu," kata Salma.

Merujuk pada penjelasan itu, pemerhati anak dan pendidikan Retno Listyarti menduga ada tindak pidana prostitusi anak.

Ini karena para pelaku melancarkan aksinya dengan cara mengiming-imingi korban mendapatkan pekerjaan dan uang.

Baca juga: Pemerkosaan Anak 16 Tahun di Parimo Sulteng oleh 11 Pria Terbongkar, Pelaku Dari Beragam Profesi

"Polisi harus menelusuri apakah ada unsur prostitusi anak. Anak dilacurkan, karena melibatkan banyak orang dan iming-iming uang serta pekerjaan," imbuh Retno Listyarti dilansir dari Kompas.com.

Retno juga mengatakan kasus pemerkosaan anak yang terjadi di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah ini adalah "yang terberat" di tahun 2023 merujuk pada banyaknya pelaku dan dampak pada korban.

Kasus berat lainnya terjadi di Banyumas, Jawa Tengah. Korban anak berusia 12 tahun diperkosa oleh delapan orang di berbagai tempat.

"Saya menganggap ini [Parigi Moutong] terberat karena berdampak pada alat reproduksi korban yang rusak."

"Anak usia 15 tahun kan belum siap melakukan hubungan seks. Ya tentu saja merusak alat vitalnya. Kalau rusak ini kan dampaknya fatal. Jadi menurut saya ini luar biasa kejahatan seksualnya."

Itu mengapa Retno meminta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) terus memantau kasus tersebut agar para pelakunya termasuk yang diduga anggota Brimob tidak lepas dari jerat hukum.

Baca juga: Akhir Pelarian 10 Pemerkosaan Dua Remaja di Asahan Sumut, Ada Pelaku Masih Di Bawah Umur    

Kasus pemerkosaan remaja di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah itu terbongkar setelah korban anak usia 16 tahun berinisial RI didampingi ibunya melapor peristiwa yang dialaminya ke kepolisian setempat.  

Sebanyak  11 orang dilaporkan korban dalam kasus persetubuhan anak di bawah umur tersebut. Tiga pelaku di antaranya adalah kepala desa, guru dan polisi. 

Kapolres Parigi Moutong, AKBP Yudy Arto Wiyono, Sik, MH korban berinisial R I (16) melaporkan kasusnya ke Polres Parigi Moutong pada Januari 2023 lalu.

Kapolres Yudi mengatakan, kasus persetubuhan anak di bawah umur oleh 11 orang pelaku itu berlangsung sejak April 2022 hingga Januari 2023.

"Dari pengakuan korban, ia mengenal para pelaku di rumah makan di Parigi tempatnya bekerja sebagai tukang masak. Karena bujuk rayu dengan diiming-imingi uang. Dari 50 ribu hingga 500 ribu. Korban juga biasa dibelikan baju baru dan pernah dibelikan telpon selular, " kata Kapolres Yudi dilansir dari Kompas.com. 

Baca juga: Jadi Korban Pemerkosaan Beramai Ramai, Siswi SMP di Bone Tewas Saat Dirawat

Saat diinterogasi, pelaku sebanyak 11 orang itu tak hanya melakukan sekali melainkan berulang kali dan dilakukan di tempat berbeda. Selain di penginapan di Parigi, pelaku juga melakukan persetubuhan dengan korban di dalam mobil. 

Awal terkuaknya kasus ini, saat korban mengeluhkan sakit di area kemaluannya. Saat melapor dan dilakukan visum di RSUD Anuntaloko Parigi. Dari hasil visumnya ditemukan luka robekan.

Atas laporan persetubuhan dan berdasarkan keterangan saksi- saksi serta berdasarkan hasil visum dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Parigi, kasus ini pun naik dari penyelidikan menjadi penyidikan. 

Sejumlah 11 nama yang disebutkan korban, baru 5 orang yang ditetapkan tersangka. Dari 5 orang yang diamankan tersebut, 2 dicantaranya  adalah guru dan kepala desa.

Sementara 5  orang lainnya masih diproses. Sedangkan 1 orang polisi menyusul akan diperiksa. 

 

"Pengakuan korban, ada oknum polisi juga yang melakukan persetubuhan dengan korban. Sesegera mungkin akan kita panggil oknum polisi tersebut. Kemudian akan kita periksa sejauh mana keterlibatannya," Jelasnya. 

Selain menangkap pelaku, polisi juga menyita 2 unit mobil jenis Honda Jazz dan juga Mitsubishi  Triton yang digunakan pelaku melakukan persetubuhan dengan korban. 

Para tersangka yang sudah ditahan berinisial EK alias MT,  ARH ( guru) , AR, AK dan HR  (Kades).  Sedangkan  tersangka lain  yang akan dipanggil yakni AL, FL, NN, AL, AT.  (*)

 

Berita ini telah tayang di Kompas.com

Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved