Timor Leste

Pemilu Timor Leste Beri Pelajaran Luar Biasa tentang Bagaimana Membangun Demokrasi yang Stabil

Setelah kampanye pemilihan yang bersemangat, rakyat TimorLeste memilih parlemen baru pada 21 Mei 2023.

Editor: Agustinus Sape
Wikipedia/kolase POS-KUPANG.COM
Hubungan antara Gusmao dan Alkatiri, yang memimpin dua partai politik terbesar di negara itu, adalah salah satu ciri politik Timor Leste yang menentukan. 

Ketika kemerdekaan semakin dekat, kelompok-kelompok ini terpecah menjelang pemilu pertama negara itu pada tahun 2001. Dua faksi yang sangat penting muncul: Fretilin yang dipimpin oleh Mari Alkatiri, dan pendukung Gusmão yang kini memimpin CNRT.

Sejak awal, politik seringkali kacau, bahkan memecah belah, tetapi juga memberi pemilih pilihan nyata di antara banyak partai politik yang sah. Partai-partai yang bersaing memperebutkan suara menjadi hal biasa.

Meskipun krisis tahun 2006 akhirnya memperkuat demokrasi dalam jangka panjang, kekerasan dapat dengan mudah menjadi awal dari perselisihan sipil yang besar. Sebaliknya, hal itu menciptakan ketidaksukaan abadi di kalangan elit politik terhadap konfrontasi terbuka yang berpotensi kekerasan yang dapat dengan mudah merusak, atau bahkan menghancurkan, pemerintahan demokratis.

Demokrasi parlementer

Secara konstitusional, Timor-Leste membentuk tatanan politik di mana parlemen dan perdana menteri, bukan presiden, yang dominan.

Anggota parlemen dipilih oleh sistem pemilu perwakilan proporsional yang mendorong kompromi dan pembangunan koalisi. Memang, pemerintahan koalisi telah menjadi norma.

Pengalaman Timor-Leste juga menyoroti pentingnya mendapatkan dukungan dari para pemimpin komunitas peradilan lokal non-negara yang kuat, yang masih menikmati otoritas hukum yang berakar pada kebiasaan dan tradisi lokal yang seringkali bahkan sudah ada sebelum pemerintahan Portugis. Orang-orang ini telah lama menjaga ketertiban secara lokal dan berperan penting dalam melawan kekuasaan Indonesia. Sejak kemerdekaan, mereka sangat penting untuk memperkuat legitimasi lokal negara dan memperluas jangkauannya jauh melampaui apa yang mungkin dilakukan.

Timor-Leste juga menyimpan pelajaran penting untuk dukungan internasional. Ini menunjukkan peran yang dapat dimainkan oleh bantuan eksternal dalam memberikan keamanan dan dukungan untuk membangun negara baru. Bantuan eksternal umumnya tidak dikompromikan oleh motif tersembunyi, seperti pengamanan sumber daya mineral atau kekhawatiran tentang memerangi terorisme.

Selain itu, masyarakat internasional umumnya mengikuti pimpinan para pemimpin nasional, daripada mencoba memaksakan kebijakan atau praktik yang tidak diinginkan. Timor-Leste juga menunjukkan pentingnya tidak memilih pemenang. Komunitas internasional bersedia bekerja dengan siapa pun yang terpilih tanpa memperdulikan skala.

(theconversation.com)

Ikuti berita pos-kupang di GOOGLE NEWS

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved