Berita Ende

Buka Musda ke-IV PPNI Ende, Erik Rede Minta Perawat Garda Terdepan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Yang tidak termasuk ini mereka yang tenaga lepas yang masih bekerja di pusksmas dan klinik swasta

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
SAMBUTAN - Wakil Bupati Ende, Erik Rede memberikan sambutan pada kegiatan musda ke IV PPNI Ende di Auditorium Ema Gadi Djou, Jumat 19 Mei 2023.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM, ENDE - Wakil Bupati Ende, Erikos Emanuel Rede membuka secara resmi kegiatan musyawarah daerah (musda) ke-IV Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Kabupaten Ende di Auditorium Ema Gadi Djou, Jumat 19 Mei 2023.

Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Ketua DPD PPNI Ende Wilhelmus Hemi, S.Kep.NS, M.Kes, Ketua DPW PPNI NTT, Aemilianus Mau, S.Kep.NS, M.Kep, Kadis Kesehatan Ende, dan para undangan lainnya.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Kegiatan Musda Anatolia K. Doondori, S.Kep.NS, M.Kep mengatakan bahwa, tujuan dari pelaksanaan musda kali ini untuk memilih dan melantik ketua DPD PPNI Ende untuk periode 2023-2028. Selain itu, untuk membentuk pengurus DPD PPNI Ende periode 2023-2028 serta sosialisasi program kerja PPNI Ende kepengurusan berikutnya.

"Kegiatan ini diikuti oleh sebagian besar dari para perawat di Kabupaten Ende karena sebagian perawat lainnya masih memberikan pelayanan di fasilitas kesehatan," ujarnya.

Baca juga: Buka Kegiatan Reuni Akbar, Wakil Bupati Ende Harap Alumni Terus Berkontribusi Bagi Daerah

Kegiatan musda kali ini diawali dengan seminar dengan narasumber Ketua DPW PPNI NTT Aemilianus Mau, S.Kep.NS, M.Kep dengan tema konsep dan peran organisasi dalam penerapan etika profesi keperawatan, dan Dr. Eko Winarto dengan materi konsep dan implementasi empat S dalam praktek asuhan keperawatan di layanan kesehatan.

Ketua DPD PPNI Ende, Wilhelmus Hemi, S.Kep.NS, M.Kes menjelaskan, perawat bukan pekerja profesional belaka namun lebih pada pengabdian serta peduli kepada masyarakat.

Perawat bersama profesi kesehatan lainya merupakan garda terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, namun seringkali dilupakan.

"Profesi perawat seringkali diabaikan karena dia bukan profesi yang langkah lagi, banyak yang diabaikan seperti pembagian jasa yang belum standar, ijin belajar maupun tugas belajar yang sulit, bahkan diperdebatkan lagi ada yang tanya lagi, nanti pulang sekolah mau jadi apa tetap juga perawat
tetap juga jadi Perawat," ujarnya.

Ia mengatakan, jumlah perawat yang tersebar di Kabupaten Ende dan terdaftar di PPNI Ende sebanyak 1.249 orang. Rinciannya yang ada di dinkes sebanyak 546 orang, ASN 233 orang; terdiri dari ners 19 orang, S1 keperawatan yang tidak ners 3 orang, D3 211 orang. Tenaga desa sebanyak 282 orang yang terdiri dari D 3 203 orang ners 79 orang.

Baca juga: NTT Memilih, Tiga Jurnalis Ende Jadi Bakal Calon Anggota Legislatif dari Partai Golkar

"Yang tidak termasuk ini mereka yang tenaga lepas yang masih bekerja di pusksmas dan klinik swasta," ungkapnya.

Dijelaskannya, seiring dengan perkembangan teknologi informasi, termasuk internet dan media sosial dapat mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, juga dalam pelayanan selalu menggunakan teknologi yang selalu terbarukan seperti CT Scan, Laparaskopi, Endoskopi, Pengobatan menggunakan laser dan ini membutuhkan SDM yang handal dan berkompetensi khusus.

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang canggih juga semakin banyak, maka tenaga profesi kesehatan harus meningkatkan kompetensi kapasitasnya agar bisa melayani masyarakat dengan baik oleh karena itu kami minta dengan hormat bapak Bupati, tingkatkan pendidikan perawat yang dari D3 menjadi SI atau D4, dan dari S1 menjadi S2, bahkan sampai S3.

"Dengan cara apa? bantuan biaya pemda juga buat kami Perawat serta memudahkan urusan dalam urusan tugas belajar, karena di kesehatan selalu ada bantuan biaya dari Kementrian Kesehatan, namun kami selalu mengalami hambatan dalam proses ijinnya, termasuk perbedaan Perbub Kabupaten Ende tentang tugas belajar dengan batas usia 36 tahun sedangkan di kementrian kesehatan umur 45 tahun, kami mohon
kebijakan bapak bupati untuk meninjau kembali," pintanya.

Wakil Bupati Ende, Erik Rede mengatakan, musda selain sebagai momentum untuk mengganti pengurus juga sebagai momentum untuk dapat melakukan evaluasi terhadap jalannya roda organisasi profesi ini.

Baca juga: Gandeng OJK, Anggota DPR RI Ahmad Yohan Dukung Berantas Pinjol Ilegal dan Rentenir di Ende

"Pesan saya, lakukan pemilihan kepengurusan PPNI dalam bingkai demokrasi yang sehat dan menjujung tinggi asas persaudaraan dan soliditas. Kita harus sepakat dari waktu ke waktu kualitas dari para perawat harus terus dinaikan untuk kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat," ungkapnya. (tom)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved