Topan Mocha
Topan Mocha Hantam Myanmar, Lebih Seratus Orang Rohingya Dilaporkan Tewas, Menurut Saksi Mata
Topan Mocha pada hari Minggu 14 Mei 2023 menewaskan beberapa ratus Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar barat, menurut berbagai sumber Rohingya.
“Saya merasa sangat, sangat tragis. Dengan melihat situasi ini saya tidak bisa mengontrol air mata saya,” ujarnya. “Orang-orang mengalami masa yang sangat sulit… karena mereka tidak punya makanan, mereka tidak punya tempat untuk berbaring,” katanya, seraya menambahkan bahwa sejauh ini belum ada bantuan atau dukungan pemerintah yang datang.
Myawaddy TV milik militer sementara itu mengatakan jumlah korban tewas resmi mencapai tiga orang, dengan 13 lainnya luka-luka.
Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing mengunjungi Sittwe untuk menilai kerusakan dan memberikan sumbangan kepada penduduknya, lapor media pemerintah MRTV pada Senin.
Ketika Topan Mocha membangun kekuatan di Teluk Benggala pekan lalu, kantor kemanusiaan PBB (OCHA) memperingatkan bahwa sekitar 6 juta orang di kawasan itu sudah membutuhkan bantuan kemanusiaan, di antaranya 1,2 juta orang terlantar akibat konflik etnis, Reuters dilaporkan.
Militer Myanmar, yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2022, memandang Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Rohingya membantah bahwa mereka telah tinggal di Rakhine selama beberapa generasi.
Baca juga: Badai Gabrielle Terjang Selandia Baru, Ratusan Orang Diselamatkan dari Atap Rumah
Diperkirakan 1 juta orang Rohingya sekarang tinggal di tempat yang oleh banyak orang dianggap sebagai kamp pengungsi terbesar di dunia di Bangladesh setelah melarikan diri dari kampanye pembunuhan dan pembakaran brutal oleh militer Myanmar.
Pada satu titik Topan Mocha telah diprediksi akan menghantam kamp tetapi terhindar dari serangan langsung dengan badai yang mendarat lebih jauh ke pantai.
Diperkirakan 600.000 Rohingya tetap berada di Rakhine, menurut Human Rights Watch, dan “tunduk pada penganiayaan dan kekerasan pemerintah, terkurung di kamp dan desa tanpa kebebasan bergerak, dan terputus dari akses ke makanan yang memadai, perawatan kesehatan, pendidikan, dan mata pencaharian.”
Badai terakhir yang mendarat di Myanmar dengan kekuatan serupa adalah Topan Giri pada Oktober 2010. Giri menyebabkan lebih dari 150 korban jiwa dan sekitar 70 persen kota Kyaukphyu hancur. Menurut PBB, sekitar 15.000 rumah hancur di negara bagian Rakhine selama badai itu.
Pada tahun 2008, Topan Nargis mengukir kehancuran melalui dataran rendah Delta Irrawaddy Myanmar, menewaskan hampir 140.000 orang.
(aa.com.tr/edition.cnn.com)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.