Berita Lembata

Kominfo Gelar Workshop Literasi Digital di Nagawutung - Lembata Ajak Warga Bijak Medsos

untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten atau informasi

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
WORKSHOP - Kominfo RI melaksanakan kegiatan workshop literasi digital di Loang, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, 12 Mei 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Kominfo RI melaksanakan kegiatan workshop literasi digital di Loang, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, 12 Mei 2023.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh organisasi pemuda, masyarakat, perwakilan guru, dan OSIS SMP - SMA di Kecamatan Nagawutung dengan narasumber Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Lembata, Petrus Demong, S.Sos dan Emanuel Boli, pegiat literasi digital.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Lembata, Petrus Demong, S.Sos menjelaskan tentang "Budaya Bermedia Sosial".

Ia mengpresiasi atas terselenggaranya workshop literasi digital #makincakapdigital.

Baca juga: Warga Lembata Keluhkan BBM Subsidi di SPBU Habis, Tapi Melimpah di Pom Mini

Proses percepatan transparasi digital terus ditingkatkan. Sebab, Kabupaten lembata masuk wilayah 3 T, yakni: terluar, termiskin, dan terbelakang. Sehingga, tugas Kominfo untuk membekali masyarakat dengan kemampuan literasi digital agar penggunanya menggunakan dengan bijak. 

"Perlu kolaborasi agar tidak ketinggalan dan penggunanya lebih berkualitas. Besar harapan untuk mengikuti kegiatan dengan baik sebagai kesan awal sebagai virus perubahan(agen of change)yang mengedukasikan, memahami digital, sebab kalau seseorang berada di ruang yang tepat pasti keluar dengan orang-orang yang tepat. Semakin digital, semakin maju," katanya dalam keterangan tertulisnya. 

Selanjutnya, Emanuel Boli mamparkan bahwa berdasarkan hasil survei APJII mengungkapkan bahwa ada sebanyak 215,63 juta pengguna internet di Indonesia pada periode 2022-2023. Jumlah ini setara dengan 78,19 persen dari total populasi Indonesia sebanyak 275,77 juta jiwa.

Literasi digital, sebut dia, adalah kemampuan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten atau informasi dengan kecakapan kognitif, etika, sosial, emosional, dan aspek teknis atau teknologi.

"Secara garis besar, literasi digital bertujuan untuk membentuk keterampilan seseorang dalam mengolah informasi secara bijak menggunakan teknologi digital," tutur Emanuel Boli.

Ia menekankan pentingnya memahami literasi digital sangat diperlukan, terutama dalam menghadapi derasnya arus akses tanpa batas oleh para pengguna internet.

Baca juga: Bahas Masalah BBM, Penjabat Bupati Lembata Gebrak Meja

Pemahaman yang rendah akan mengakibatkan kerdilnya kemampuan memahami informasi sehingga dapat berdampak pada terganggunya ekosistem digital yang ada," tutur Boli, mantan aktivis PMKRI Kupang.

"Kalau narasumber di Kecamatan Nubatukan, Kaka Andri Atagoran mengatakan bahwa kita belum  cakap digital, maka saya menambahkan bahwa kita juga belum bijak cakap digital," ujar dia.

Menurut dia, masih banyak pengguna media sosial kerap menyebarkan informasi hoaks, ujaran kebencian atas nama suku, ras, agama, pornografi, pencemaran nama baik, dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat bijak menggunakan media sosial, seperti: menyebarkan informasi yang positif, mengedukasi, menginsipirasi, serta sarana digital mestinya dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi dalam dunia usaha.

Ia menyebutkan ada empat pilar literasi digital, yakni etika digital, budaya digital, keterampilan digital, dan keamanan digital. Terkait etika digital, seseorang harus memahami peraturan, regulasi, tata krama, etika dalam berinternet, membedakan informasi, berinteraksi, partisipasi, dan kolaborasi di ruang digital.

"Terkait keterampilan digital, seseorang harus menggunakan perangkat keras digital (handphone dan komputer, mengoperasikan software serta aplikasi, menggunakan mesin telusur, menggunakan beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce," kata Eman Boli.

Baca juga: Marsianus Jawa Akui Kelemahan Birokrasi di Lembata: Komunikasi Buruk 

Kemudian, berkaitan dengan budaya digital, ia mengharapkan agar masyarakat pengguna media sosial dapat mengembangkan wawasan kebangsaan di dunia digital, seperti pengetahuan akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan bangsa, pentingnya multikulturalisme, mendorong perilaku ekonomi.

Hal yang tidak kalah penting adalah keamanan digital. Menurut dia, pengetahuan dasar yang harus diketahui adalah fitur proteksi perangkat keras (kata sandi), proteksi identitas digital (kata sandi), mencari informasi dan data yang valid, memahami perlindungan data pribadi, perlindungan diri atas penipuan.

"Postingan facebook yang berbauh pornografi, bullian, dan ujaran kebencian jika ditemukan dihapus saja dan dilarang untuk meneruskan atau menyebarkan karena bisa berdampak negatif dan penyelesaian pada jalur pidana sanksi pada UU ITE,sehingga harus bersikap bijaksana dalam menggunakan media sosial," tegas Emanuel Boli.

Eman Boli juga mendorong adanya website desa di Desa Riabao, Kecamatan Nagawutung juga desa lainnya  untuk mempromosikan potensi-potensi yang ada di desa, juga sebagai sarana informasi bagi masyarakat. (Fan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved