Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Prof Yusril Ihza Mahendra: Minimal Rp 2 Triliun Modal untuk Nyapres
Dana pencalonan presiden Republik Indonesia lebih mahal dibandingkan pemilihan umum legislatif.
Kabar-kabar selentingannya saja karena nggak bisa sepenuhnya diaudit. Hanya audit yang dilakukan oleh tim kampanye, orang di lapangan bergerak sendiri, dan banyak pengusaha di daerah orang yang bersimpati ikut membiayai kegiatan itu.
Paling tidak pencalonan presiden perlu empat kali lipat dari pada pileg. Minimum dana yang diperlukan sebesar Rp 2 triliun.
Pada 2004 Anda mendukung Pak SBY dan menang, di pilpres 2019 mendukung Pak Jokowi dan menang, ke mana kah Prof Yusril pada pilpres 2024?
Gampang-gampang susah menjawab pertanyaan ini ya karena politik itu selalu berada di dalam ketidakpastian. Kita selalu bicara probability atau kemungkinan-kemungkinan sebab banyak sekali faktor yang mempengaruhi goal dari politik berubah setiap saat.
Saya juga mengamati tetapi saya juga intens terlibat di dalam pergolakan politik yang terjadi, khususnya sekarang ini di mana kita akan menghadapi pemilu pileg dan pilpres.
Calon-calon sebenarnya sudah bermunculan ada Pak Anies Baswedan, Pak Prabowo Subianto, waktu itu PDIP kita masih bertanya-tanya apakah akan dukung Pak Ganjar Pranowo atau Mbak Puan Maharani.
Tapi calon-calon presiden ada di kisaran itu, ada tokoh lain juga punya potensi, dia ketua umum partai juga seperti Pak Airlangga Hartarto, kemudian Pak Muhaimin Iskandar, di PPP mungkin sedikit terjadi problema akibat pergantian kepemimpinan. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.