KKB Papua
Jasad Pratu Miftahul Arifin Masih di Jurang, TNI Siaga Tempur Lawan KKB Papua
TNI belum berhasil mengevakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin yang tewas tertembak dalam kontak senjata dengan KKB Papua di Nduga.
Meski demikian, ia memastikan operasi teritorial dan penegakan hukum juga tetap dilakukan TNI-Polri. Ia mengatakan operasi teritorial kerap dilakukan personel TNI-Polri dalam menjaga keamanan di Papua selama ini.
"Selama ini kita masih teritorial, komunikasi sosial tetap kita lakukan, tapi ketika hadapi seperti ini lakukan siaga tempur," ucap dia.
Yudo juga memastikan serangan KKB itu tidak membuat TNI mengerahkan kendaraan tempur untuk membalas. Alutsista seperti helikopter disiapkan bukan untuk melawan tapi untuk evakuasi korban, memberikan bantuan medis maupun logistik.
"Jadi heli itu untuk evakuasi, untuk dukung logistik. Penambahan (alutsista) tidak ada, ini sama dengan yang lalu. Heli hanya untuk tadi karena medan sulit sehingga harus gunakan heli untuk medis, dukung logistik dan sebagainya. Jadi kita tidak tambah alutsista, alutsistanya, ya, alutsista angkutan," jelas Yudo Margono.
Begitu juga dengan pasukan. Yudo Margono memastikan tidak akan menambah jumlah pasukan di Papua. Ia hanya akan melakukan rotasi prajurit yang sudah lama bertugas dengan yang baru.
"Saya kira tidak ada penambahan pasukan. Saya sampaikan bahwa pasukan yang ada ini adalah pasukan rotasi, merotasi dari pasukan yang, ini termasuk yang pasukan tembak ini sudah hampir setahun bertugas. Tentunya ini akan kita tarik, kita rotasi pasukan yang baru," jelas Yudo Margono.
Yudo mengatakan rotasi juga akan berdampak pada penarikan ribuan pasukan di wilayah lain di Indonesia, seperti Medan, Palembang, Kalimantan Tengah, Makassar, hingga Surabaya. (tribun network/sel/dod)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.