Berita Timor Tengah Utara

Kurikulum Merdeka Belajar, Wadah SMPN Maubeli Menjahit Puing Peradaban

satu sekolah contoh bagi sekolah tingkat pertama di Kabupaten Timor Tengah Utara. Karena sekolah SMP Negeri adalah sekolah penggerak.

|
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
POSE -  Pose para siswi SMPN Maubeli Kabupaten Timor Tengah Utara saat mengikuti proses pembelajaran menenun di sekolah. 

Penerapan kurikulum merdeka di SMPN Maubeli telah berlangsung selama 2 semester. Hanya siswa-siswi kelas VII yang mulai mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan kurikulum merdeka. Sedangkan, siswa-siswi kelas VIII dan IX masih mengikuti proses pembelajaran kurikulum K13.

Proses penilaian tema P5 khususnya menenun ini ada dalam 3 tahap yakni belum berkembang, berkembang, dan tahap mahir. Pembelajaran menenun dilaksanakan selama satu jam hingga 120 menit setiap hari di sekolah dan hanya berlangsung sejak hari Selasa hingga Sabtu.

Pada semester pertama, satu buah selendang bisa dihasilkan selama 3 bulan pembelajaran oleh para siswi selama di sekolah. Karena disesuaikan dengan jam pelajaran di sekolah. Tetapi, para siswi diperkirakan bisa menuntaskan satu buah selendang dalam kurun waktu satu bulan pembelajaran di sekolah jika mereka sudah sampai pada tahap mahir.

Mengingat pada semester lalu, cukup banyak siswi yang belum berkembang dalam menenun maka, pada semester ini pelajaran menenun ini dilaksanakan lagi secara berkelanjutan. Keputusan pihak sekolah ini terbukti manjur. Pada semester ini, semua siswi sudah mulai menunjukkan perkembangan dan tingkat kemahiran perlahan nampak di mana mereka bisa menggulung benang, menenun dan lain-lain tanpa intervensi dari para guru.

Metode penerapan proses pembelajaran menenun juga perlahan dirubah. Kelompok menenun yang semula pada semester lalu berjumlah empat orang dalam satu kelompok, pada semester ini dikurangi menjadi dua orang dalam satu kelompok. Dua orang siswi dalam setiap kelompok sudah bisa melaksanakan proses menenun dan menghasilkan satu selendang.

SMPN Maubeli memiliki konsep jangka panjang di mana pada tema kewirausahaan khususnya project menenun ini, para siswi yang akan duduk di kelas IX nanti, sekurang-kurangnya bisa menghasilkan sarung dari karya tangan mereka sendiri tanpa intervensi dari guru.

Pilihan penerapan proses pembelajaran menenun dalam tema kewirausahaan ini merupakan bagian dari keprihatinan SMPN Maubeli atas langkanya budaya menenun yang perlahan menghilang secara khusus di kalangan kaum muda era ini.

Upaya ini bertujuan untuk menghidupi kembali budaya menenun secara khusus dalam diri generasi Suku Dawan di era modern. Apabila tidak diperkenalkan sejak dini atau tidak ada regenerasi mengenai budaya menenun maka suatu saat kemungkinan-kemungkinan seperti akan hilangnya budaya tenun ini bisa saja terjadi.

Di sisi lain, langkah yang diambil SMPN Maubeli ini bertujuan untuk mengajarkan para siswi berwirausaha melalui menenun. Apabila suatu saat nanti mereka tidak melanjutkan pendidikan, mereka telah memiliki keahlian menenun untuk mengais rupiah.

Belajar dari apa yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Utara, Beato Yoseph Frent Omenu dalam sebuah momentum beberapa waktu lalu bahwa, ada ruang dalam kurikulum merdeka belajar perihal inovasi pengembangan kurikulum lokal maka, langkah maju SMPN Maubeli ini adalah bagian dari penerjemahan kurikulum lokal.

Mengenai penerapan kurikulum lokal tersebut, SMPN Maubeli adalah sebuah sekolah di Kabupaten Timor Tengah Utara yang patut diapresiasi dan wajib menjadi sekolah contoh. Inovasi yang dilakukan Kepala Sekolah dan jajaran di SMPN Maubeli sebuah tonggak sejarah baru.

Ada tiga hal pokok yang ada di dalam implementasi Kurikulum Merdeka yakni; Mandiri Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi. Berkaca pada langkah-langkah maju yang sudah diterapkan, SMPN Maubeli telah masuk dalam kategori Mandiri Berubah. 

Mengingat saat ini sudah ada penggabungan antara urusan pendidikan dan kebudayaan dalam satu wadah yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan Perbup nomor; 77 tahun 20222 maka, dinas terkait sangat mendukung upaya pelestarian budaya di lingkungan sekolah.

Menindaklanjuti hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Utara bertekad menerapkan hal-hal yang berkaitan dengan budaya dalam kurikulum lokal ke depannya. Dalam rencana kerja tahun 2024, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga telah menganggarkan pengembangan kurikulum lokal dalam pembelajaran di sekolah.

Kurikulum Merdeka Belajar, Wadah SMPN Maubeli Menjahit Puing Peradaban 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved