Berita Ende

Sering Terjadi Banjir, Warga di Sekitar Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende Datangi Kantor DPRD

Karena tidak sampai tuntas sehingga ciptakan kolam baru. Kondisi semakin buruk dengan aroma yang tidak sedap

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
SUASANA - Suasana rapat dengan pendapat dengan warga Mautapaga Bawah di ruang gabungan Komisi DPR Ende, Jumat 14 April 2023.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM, ENDE - Warga RT 24 dan 25, Kelurahan Mautapaga, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende yang tergabung dalam forum warga peduli lingkungan kembali mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Ende, Jumat 15 April 2023.

Mereka datang untuk meminta pemerintah daerah dan DPRD Ende untuk dapat memperhatikan kondisi lingkungan mereka yang sering terjadi banjir dikala musim hujan.

Kedatangan mereka diterima oleh Ketua Wakil DPRD Ende Oktavianus Moa Mesi, Ketua Komisi II DPRD Ende Yulius Cesar Nonga, dan sejumlah anggota komisi II lainnya.

Baca juga: Bupati Ende Launching Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah Kepada 27.173 Kepala Keluarga

Hadir pula dalam rapat dengar pendapat tersebut, Kepala Dinas PU Kabupaten Ende Mustaqim Mberu, dan Kepala Bandara Aroeboesman Indra Triyantono, dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Ende.

Dalam rapat bersama tersebut, perwakilan warga Mautapaga Bawah, Stanis Lalu menyampaikan beberapa masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Bandara Ende tersebut.

Pertama, kata Stanis, kondisi got sekitaran Bandara Ende yang sangat memprihatinkan. Sebab upaya Bandara untuk menormalisasikan got dengan melakukan pengerukan ternyata menimbulkan masalah baru.

Menurutnya, pengerukan tersebut membuat lantai dan dinding got rusak. Akibatnya ada keretakan pada tembok rumah warga yang tinggal di sepanjang got. Selain itu pengerukan juga tidak dilakukan sampai tuntas.

"Karena tidak sampai tuntas sehingga ciptakan kolam baru. Kondisi semakin buruk dengan aroma yang tidak sedap. Bayi kena demam berdarah. Karena got jadi tempat paling nyaman untuk nyamuk," jelasnya.

Kedua, kata Stanis, lingkungan Mautapaga Bawa sering terjadi banjir dikala musim hujan. Banjir ini menjadi pemandangan yang umum bagi warga setempat. Padahal pemandangan itu seharusnya terjadi di kota besar tetapi ternyata terjadi ngga di Kota Ende.

Baca juga: Usia Kepemimpinan MJ Sudah 9 Tahun, Pemda Ende Akan Gelar Pasar Murah

"Hampir setiap musim hujan kami mendapat tamu yang tak diundang. Banjir selalu merendam rumah kami. Ini yang jadi masalah bagi kami yang tinggal di situ," jelasnya.

Ketiga, mereka juga meminta agar pemerintah juga memperhatikan jalan lingkungan buang ada di Mautapaga. Padahal beberapa warga setempat sudah melelahkan tanahnya untuk dibangun jalan setapak.

Keempat, terkait isu atau rumor pelebaran bandara. Menurutnya, isu tersebut menambah litani bagi warga yang bermukim di sekitar bandara. Isu tersebut menjadi keresahan tersendiri bagi warga karena akan direlokasikan kemana mereka apabila rencana pelebaran bandara dilakukan.

Kepala Dinas PU Ende Mustaqim Mberu mengatakan, untuk masalah penanganan banjir sebenarnya sudah ada titik terang. Sebab tim dari pusat sudah turun melaksanakan survei dan membuat perencanaan penataan kembali drainase.

"Kita doakan bersama karena mereka sampaikan kepada kami bahwa tahun ini akan dibangun," ungkapnya.

Terkait dengan jalan masuk, kata Mustaqim, sebenarnya hampir setiap tahun pemerintah daerah membangun jalan lingkungan. Namun selalu ada kendala karena penyelesaian lahan sering menjadi hambatan.

Baca juga: Dua Hari Pencarian, Remaja yang yang Tergulung Ombak di Batu Cincin Ende Belum Ditemukan

"Harus kita akui bersama bahwa penyelesaian masalah di lapangan tidak mudah. Tetapi kalau masyarakat relakan tanahnya untuk dibangun, maka ini bisa direalisasikan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bandara H. Hasan Aroeboesman, Indra Triyantono mengaku senang dengan rapat dengar pendapat tersebut karena dirinya akan memberikan penjelasan terkait dengan pokok persoalan yang menyebabkan daerah di sekitar bandara tersebut sering terjadi banjir.

Menurutnya, drainase yang berada di bandara menjadi drainase tampungan dari beberapa drainase dari beberapa ruas jalan seperti Jalan Kelimutu, Eltari, Gatot Subroto, dan Ahmad Yani.

Meski demikian, drainase bandara sebenarnya masih bisa menampung air apabila terjadi banjir asalkan banjir itu tidak membawa serta sampah dari berbagai daerah tersebut.

Bahkan, pada tahun 2020 lalu, pihaknya sempat mengakut sampah hingga 49 truk. Sampah yang ditemui berupa sampah rumah tangga hingga limbah plastik seperti TV rusak dan spring bad.

"Masalah ini tidak akan selesai kalau membuang sampah sembarang terus dilakukan oleh masyarakat kita. Untuk itu kami meminta tolong jangan buang sampah sembarangan," ungkapnya.

Terkait dengan rencana pelebaran bandara, Indra menegaskan bahwa, bandara tersebut tidak akan dilebarkan lagi. Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir dengan rencana tersebut.

Pihaknya hanya akan melakukan penataan kembali di terminal yang baru saja dibangun. Penataan khusus pada tempat parkiran mobil bagi para penumpang.

Berdasarkan pantauan, setelah melakukan rapat dengar pendapat, masyarakat, anggota DPRD Ende, dan juga kepala Dinas PU, serta kepala bandara meninjau drainase milik bandara Ende. (tom)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved