Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 12 April 2023, Jalan ke Emaus
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Jalan ke Emaus.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Jalan ke Emaus.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kisah Para Rasul 3: 1-10, dan bacaan Injil Lukas 24: 13-35; Hari Rabu dalam Oktaf Paskah.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Rabu 12 April 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Salam Damai Paskah. Kristus sudah Bangkit, Alleluya. Pada hari ini kita memasuki hari ketiga Oktaf Paskah.
Suasana Paskah masih terasa secara khusus bacaan-bacaan suci yang kita dengar dan renungkan hari ini.
Petrus dan Yohanes dalam Kisah Para Rasul menjalankan misi pelayanan seperti yang dilakukan oleh guru mereka yakni Yesus.
Mereka menyembuhkan seorang yang lumpuh sejak lahirnya. Dan semua orang yang melihat itu takjub dan tercengang dengan apa yang dilakukan Petrus dan Yohanes terhadap orang yang lumpuh itu.
Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
Petrus secara terbuka menggunakan nama Yesus untuk menyembuhkan orang lumpuh itu. Dan orang itu menjadi sembuh.
Sedangkan dalam Injil Lukas, dikisahkan tentang dua murid yang berjalan menuju ke Emaus. Walaupun mereka terlambat mengenal Yesus, tetapi akhirnya mereka sadar siapa yang sedang berjalan dengan mereka saat Yesus mengambil roti, mengucap berkat dan memecah-mecahkan roti dan memberikannya kepada mereka. Dan sesudah itu Yesus lenyap dari hadapan mereka.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 11 April 2023, Maria Magdala Katakan, Aku Telah Melihat Tuhan
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Kisah perjalanan dua murid ke Emaus sebenarnya adalah sebuah kisah perjalanan iman kita kepada Allah yang telah menyelenggarakan segala sesuatu bagi kita melalui PuteraNya.
Allah membangkitkan Dia untuk menunjukkan betapa Tuhan lebih mulia dari segala sesuatu termasuk maut.
Kisah perjalanan dua murid ke Emaus juga mengisahkan sisi kelemahan manusia dalam mengimani Tuhan.
Dalam percakapan antara dua murid dengan Yesus di tengah jalan itu terasa sedikit aneh karena mereka tidak bisa mengenali Yesus yang sedang berbicara dengan mereka.
Pertanyaan kita, mengapa sampai mereka begitu sulit mengenal Yesus?
Dari hasil percakapan mereka kita tahu secara pasti bahwa ketika Yesus bertanya kepada mereka tentang apa yang sedang mereka perbincangkan dan mereka begitu berapi-api menceritakan tentang apa yang sedang terjadi akhir-akhir ini di Yerusalem tentang Yesus yang disalibkan dan dibunuh.
Seharusnya ketika Yesus merespons pertama kali mereka sudah bisa mengenali Yesus, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi? Bukankan Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaanNya?”
Kalimat-kalimat seperti ini sudah biasa mereka dengarkan tapi tidak juga membuat mereka mengenali Yesus.
Dalam konteks Injil Lukas ini dikatakan “ada sesuatu yang menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia”.
Hal yang sebenarnya membuat mata mereka terhalang untuk mengenal Yesus adalah ketakutan mereka sendiri dan kelemahan iman mereka kepada Tuhan yang sudah hidup bersama-sama dengan mereka beberapa tahun sebelumnya.
Mereka masih sangat takut dan terbawa peristiwa sadis yang melanda Yesus Guru mereka.
Tapi akhirnya mereka pun mengenali Yesus karena semua yang dikatakan Yesus dan membuat hati mereka berkobar-kobar dan terlebih lagi ketika Yesus membuat perjamuan makan bersama-sama dengan mereka dengan pola yang sama seperti yang Dia lakukan kepada mereka saat masih hidup dan yang dilakukan Yesus adalah “Ia mengambil roti, mengucap berkat dan memecahkan dan memberikannya kepada mereka”, saat itulah mereka mengenal Yesus.
Dan dari situlah kita percaya bahwa Ekaristi adalah tanda paling nyata kehadiran Yesus dalam hidup kita. Namun mata batin kita selalu terhalang sehingga sulit sekali untuk pergi ke gereja untuk mengikuti perayaan ekaristi dan selalu saja mencari-cari alasan untuk tidak ke gereja.
Padahal kita sudah tahu dengan pasti bahwa perayaan ekaristi itu adalah benar-benar tanda paling nyata kehadiran Tuhan dalam hidup kita secara rohani. Dan tetap saja pola hidup kita masih yang sama. Bahkan ketika ada perayaan ekaristi di lingkungan dan terjadi di sampinng rumah pun orang tetap bergeming untuk mengambil bagian secara aktif dengan berbagai alasan yang tak masuk akal.
Begitulah kita manusia, kita kadang berteriak dalam doa-doa kita agar Tuhan datang menolong, kita tapi ketika Tuhan sudah datang dalam perayaan Ekaristi kita sendiri tidak datang dengan alasan sana sini.
Kita sering tergoda untuk mengikuti keegoisan kita sendiri sehingga mata hati kita selalu terhalang untuk dapat melihat kehadiran Yesus di tengah-tengah kita.
Marilah kita belajar dari kedua murid yang ke Emaus untuk membuka hati terhadap kehadiran Tuhan dalam hidup mereka secara khusus dalam perayaan ekaristi.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 12 April 2023, Demi Nama Yesus, Berjalanlah
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita, pertama, Tuhan selalu bisa hadir dalam bentuk apa saja dalam seluruh peristiwa hidup kita. Namun mata hati kita selalu terhalang oleh dosa keegoisan dan harta, pangkat, kuasa dan lain-lain.
Kedua, sakramen ekaristi adalah bentuk kehadiran Tuhan paling nyata dalam hidup kita.
Ketiga, membangun kesadaran baru akan hadirnya Tuhan dalam hidup kita secara khusus dalam ekaristi.
Teks Lengkap Bacaan 12 April 2023

Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 3:1-10
"Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, berjalanlah!"
Bacaan dari Kisah Para Rasul:
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung.
Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.
Mereka menatap dia dan Petrus berkata, “Lihatlah kepada kami.” Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku! Tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
Lalu Petrus memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian kemari dan mengikuti Petrus dan Yohanes ke dalam Bait Allah; ia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
Ketika seluruh rakyat melihat dia berjalan sambil memuji Allah, mereka mengenali dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah. Maka mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9
Refr. Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya; percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya, Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
Bait Pengantar Injil Mzm 118:24
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Bacaan Injil Lukas 24:13-35
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
Inilah Injil suci menurut Lukas:
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia.
Yesus berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”
Kata-Nya kepada mereka, “Apakah itu?” Jawab mereka, “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.
Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya.
Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.”
Lalu Ia berkata kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju.
Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanannya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat, “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.”
Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka.
Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon.”
Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.