Paskah 2023

Sabtu Suci di Rote Ndao, Pastor Paroki Santo Kristoforus Baa: Allah Menunjukan Yesus itu Tuhan

Pastor Paroki Santo Kristoforus Baa, RD. Ardi Meman memberi pesan iman dalam khotbahnya saat perayaan Sabtu Suci di Rote Ndao.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/TANGKAPAN LAYAR
MISA - Pastor Paroki St Kristoforus Ba'a, RD. Ardi Meman saat memimpin perayaan Misa Sabtu Suci di Gereja Santo Kristoforus Ba'a, Rote Ndao. Sabtu, 08 April 2023 malam. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti

POS-KUPANG.COM, BA'A - Sunyi dan heningnya saat umat Katolik di Paroki Santo Kristoforus Baa mengikuti Misa Sabtu Suci dan memegang lilin di tangan masing-masing.

Menenggelamkan diri dalam khidmat mengenang kesunyian sehari setelah Yesus wafat. Lampu gereja dimatikan, hanya tinggal keriap api kecil dari lilin-lilin itu. Kidung pujian pun menggema memenuhi sudut-sudut ruangan.

Setelah suasana hiruk pikuk drama Jalan Salib saat Yesus ditangkap, diadili, disalibkan hingga wafat di bukit Golgota, kesunyian mencengkram Yerusalem serta perasaan kawan-kawan, keluarga dan murid-murid Sang Mesias. 

Itulah suasana ingin dihayati oleh umat Katolik pada momen misa Sabtu Suci. 

Baca juga: Hasil Sitaan Polres Rote Ndao Teripang dan Sirip Hiu Diduga Ilegal Dititipkan Sementara ke Pemilik

Tak terkecuali yang digelar di Gereja Katolik Santo Kristoforus Baa Rote Ndao pada Sabtu, 8 April 2023 malam. Dalam misa tersebut, terdapat satu momen keheningan ketika semua lampu gereja dimatikan.

Pastor Paroki Santo Kristoforus Baa, RD. Ardi Meman memberi pesan iman dalam khotbahnya.

"Viral di media sosial terkait pemberitaan akan ada badai ketika saya menjalani perutusan di Pulau Ndao" kata RD. Ardi.

"Memang kita waspada terkait cuaca, itu Manusiawi. Kewaspadaan itu penting, tetapi harus jaga keseimbangan. Jangan Kewaspadaan yang membuat kita takut berlebihan," sambungnya.

RD. Ardi mengatakan, kisah penyaliban Kristus begitu dramatis dalam sejarah kemanusiaan. Ketika Yesus wafat di kayu salib, alam berbicara tentang kekuasaan Allah. Tabir Bait Suci terbelah dua.

Allah dalam konteks Perjanjian Lama, kadang kala datang dalam gemuruh yang dasyat. Siapa yang bisa tangkis ?

Baca juga: Imigrasi Kupang Bawa WNA Asal China dari Rote Ndao ke Kupang

"Di dalam tragedi penyelamatan, saya memantau, memang luar biasa untuk kita yang ada di sini. Ramai orang mengikuti prosesi Jalan Salib. Saya tidak tahu apa semua menghayatinya atau sekedar rutinitas," ujar RD. Ardi.

Baginya, tragedi itu bukan hanya sebatas tragedi kematian Kristus Tuhan yang bagi dunia modern kadangkala orang menganggap  sebuah pengalaman tanpa refleksi lebih dalam.

Namun, RD. Ardi menerangkan, ada titik keseimbangan antara kematian dan kebangkitan yang dibacakan dalam bacaan injil. Di situ menjelaskan, kebangkitan Tuhan, apa yang terjadi yakni Gempa bumi yang dasyat.

"Jadi merayakan Paskah, Allah menunjukan kepada kita di awal karya penciptaan yang dibahasakan di dalam Kitab Kejadian, segala sesuatu yang diciptakan Allah baik adanya," ucap RD. Ardi.

Ia melanjutkan, kisah ini menganggumkan, Bapak Mama saudara dan saudari bahwa setelah Allah menyediakan semua, pada hari yang keenam Dia ciptakan manusia.

Namun, kejatuhan manusia merubah paradigma Allah. Kadang manusia, Allah yang begitu baiknya, manusia mau tuntut lebih, mau sejajar dengan Allah. Manusia tidak mau bersyukur akan apa yang dimilikinya saat ini.

"Ketika berenang di Pantai Ndao, saya melihat seorang anak, menulis atau menggambar sesuatu di tepi pantai," pungkas RD Ardi sembari menceriterakan perutusannya di Pulau Ndao sejak Minggu daun-daun.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kasus Calo Casis, Anggota Polres Rote Ndao Dipecat Tidak Dengan Hormat

"Saya keluar dari laut dan menjumpai  anak itu untuk melihat apa yang sedang dia gambar," lanjutnya.

RD. Ardi melihat, anak itu menggambar matahari yang hampir terbenam, senja di atas pasir. 

Lalu ia bertanya, anak kenapa menggambar ini?

"Pelajaran yang saya terima, walau gelap itu akan datang, namun saya telah melakukan sesuatu. Jangan hidup dimaknai dengan sangat murah. Maka benarlah, saya mengutip sebuah semboyan, Door Duisternis Tot Licht (bahasa Belanda) yang artinya Habis Gelap Terbitlah Terang," terang RD. Ardi.

"Semboyan ini mau mengatakan kepada kita, sebelum raga kita dikebumikan, kita telah melakukan perubahan dalam diri. Maka memang kebangkitan Tuhan dihayati dan disyukuri atas peristiwa penyelamatan manusia," terangnya lagi.

Lebih lanjut kata RD. Ardi, memang setingan Allah itu begitu dasyat bagi manusia. Dan sebenarnya bacaan-bacaan malam ini mau menerangkan setiap hidup manusia itu begitu berarti.

Walaupun manusia terbenam seperti matahari yang tenggelam, tapi kebaikan Allah tidak pernah pudar dari kehidupan manusia.

"Jadi Allah mau mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan," pesan RD. Ardi. (Rio)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved