Berita Kota Kupang

Antusias Warga Ketika Jalan Salib Malam Hari di Kota Kupang 

Warga di Klasis Kota Kupang, antusias mengikuti prosesi jalan salib di malam hari, yang digelar Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang. 

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
SALIB - Pemeran Yesus saat sedang memikul salib dalam prosesi jalan salib yang digelar oleh Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Warga di Klasis Kota Kupang, antusias mengikuti prosesi jalan salib di malam hari, yang digelar Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang

Kegiatan ini berlangsung, Kamis 6 April 2023 hingga Jumat 7 April 2023 pagi, melewati 9 gereja yang ada di Rayon II Klasis Kota Kupang. 

Meski larut malam, warga tetap menikmati berbagai aksi selama jalan salib berlangsung. Ada yang bawa kendaraan bermotor, ada juga yang jalan kaki. 

Dari gereja ke gereja atau tiap pemberhentian, jemaat tidak pernah surut semangatnya. Memutari lebih dari lima gereja, prosesi ini berjalan khidmat. 

Baca juga: Dukung Prosesi Jalan Salib, Pemuda Muslim Kota Kupang Dorong Persatuan 

Anak-anak hingga orang tua memadati area pelaksanaan kegiatan. Maklum, suasana seperti ini baru kembali berlangsung setelah hantaman Pandemi covid-19 tiga tahun lalu. 

Kepadatan juga sering terjadi saat tiap pemberhentian. Warga berjubel demi menyaksikan tiap acara yang dilakoni para pemeran dari dekat. Di jalan raya hingga ke ke kebun-kebun menjadi pelataran penonton.  

Panggung berwarna berbalut penerangan menyerupai suasana tempo dulu, semakin membuat orang yang menonton larut, selain pementasan yang dilakukan oleh para pemeran. Semua menghayati, bertalian dalam larutnya malam. 

Baca juga: Prosesi Jalan Salib VIII Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang, Titik Pertama Yesus di Taman Getsemani

Di Gereja Imanuel Batukadera atau pemberhentian ke enam, adegan memperlihatkan ketika para pengawal membagi seorang tawanan menghadap ke kaisar.

Tawanan itu dibawa karena mengaku sebagai raja orang Yahudi. 

"Ia mengaku bahwa dialah raja orang Yahudi," ucap pengawal ketika membawa tawanan seorang pria. 

Kaisar yang mendengar hal itu hanya tertawa seolah mengolok-olok tawanan itu. Dia lalu meminta tawanan itu diperhadapkan padanya. Pria berjubah putih itu diketahui bernama Yesus. 

Baca juga: Paskah 2023, Prosesi Jalan Salib VIII Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang, Ini Kesan Para Tokoh Drama 

Ketika tawanan itu datang, Kaisar menyebut ia sering mendengar nama Yesus dari orang-orang. Kaisar tertawa, berseloroh Yesus. Tidak henti-hentinya ia menertawakan Yesus. 

Kaisar lalu menantang Yesus untuk mengeluarkan mujisat jika benar dia merupakan seorang raja orang Yahudi. Baginya Yesus yang hanya lah seorang manusia biasa, tidak mungkin memiliki kelebihan apapun. 

"Tunjukkan lah mujisat nya," ucap dia sembari terus tertawa terus mengolok. 

Sikap angkuh kaisar terus mendesak Yesus agar mengeluarkan mujisat. Ia bahkan mengancam akan memberi hukuman jika permintaan ini tidak dilakukan. 

Dengan pakaian kebesarannya berjubah merah seperti bangsawan, kaisar lalu melepas jubahnya dan mengenakan ke Yesus. Ia terus berkata gunjing ke Yesus. Ia tidak percaya Yesus mempunyai mujisat. 

Dari tempat ini, kaisar lalu memerintahkan pengawal membawa Yesus ke hadapan gubernur Pilatus. Di tempat pemberhentian ke tujuh yang berlokasi di gereja Kota Kupang, Yesus diperhadapkan ke gubernur Pilatus. 

Gubernur Pilatus kemudian memerintahkan Yesus dibawa ke tempatt hukum. Dia meminta untuk Yesus dicanbukf. 

"Cambuk dia, biarkan orang Yahudi melihat dia," ucap dia. 

Para pengawal lalu menghukum cambuk Yesus dihadapan orang Yahudi. Bagi para pengawal, tiap orang yang merasa diri sebagai seorang raja, merupakan sebuah bentuk perlawanan kepada kaisar. 

Hujan Rintik

Di perhentian ke tujuh, hujan rintik. Alam malam hari di depan gereja Kota Kupang mendung. Rintik hujan terus mengalir dari langit. Prosesi penghukuman terhadap Yesus masih berlangsung. 

Jemaat di tempat ini tidak pantang mundur. Ada yang bahkan naik ke atas pagar gereja demi menyaksikan adegan ketika Yesus dihukum.  

Tidak ada yang bergerak dari pelataran panggung pertunjukan. Jemaat bertahan untuk melihat, sengsaranya juru selamat ketika menyelematkan umat manusia, lewat kesengsaraan yang ia terima.  

Hujan baru meredah sesaat sebelum adegan ditempat ini berakhir. Paduan suara dari gereja Ebenhaezer Oeba mengiringi prosesi ke perhentian terakhir, dimana Yesus akan disalibkan. 

Baca juga: Ribuan Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang Antusias Sambut Prosesi Jalan Salib

Yesus memikul salib dan dikawal oleh pengawal kerajaan. Dalam perjalanan Yesus terus dicambuk, dipukul oleh pengawal. Tangisan pecah melihat Yesus terus dipukul. 

Perhentian terakhir berlangsung di gereja Laihoiria, Namosain. Di tempat ini, adegan akan memperlihatkan Yesus kembali disiksa sebelum disalibkan. 

Anastasia Mangi, seorang perempuan muda yang turut menyaksikan acara ini mengaku haru melihat tiap adegan, ketulusan Yesus menjalani tiap proses menjadi bagian yang paling menyentuh. 

Ia menyebut, acara semacam ini jelas mengundang haru hingga tangis. Meski dilakukan dengan peran pengganti, nilai yang dipesankan dari seorang Yesus. 

Baca juga: Paskah 2023, Jalan Salib VIII Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang, Pemerintah Minta Umat Maknai Toleransi

"Biar peran pengganti tapi kita sedih, kalau kita ikuti betul-betul. Apalagi ini baru dibuat lagi setelah covid-19," sebut dia. 

Di tempat sebelumnya di gereja Imanuel Batukadera, Paulina Tokel (54), menyampaikan kebahagiaannya bisa kembali menyaksikan prosesi jalan salib. Menurut dia, pesan yang disampaikan lewat drama ini menjadi pembelajaran bagi umat manusia.  

Menurut dia, kisah Yesus, dengan ketabahan melewati berbagai dinamika kehidupan hingga gunjing bahkan disiksa, namun tetap memberi ampun kepada orang-orang yang telah membuatnya sengsara. 

"Yesus mengajarkan, kita tidak boleh membenci siapapun, biar dia mau buat kita seperti apa," ucap Paulina, perempuan dari gereja Kisbaki Kota Kupang. (fan)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved