Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 3 April 2023, Jadikan Tuhan Sebagai Pusat Hidup Kita
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Jadikan Tuhan Sebagai Pusat Hidup Kita.
Jadi sebenarnya perihal membasuh kaki itu bagi kaum Yahudi itu sudah menjadi hal yang biasa sebagai sebuah tradisi sosial kemasyarakatan. Sebuah adat istiadat bangsa Yahudi turun temurun. Apalagi itu terjadi di rumah Lazarus yang baru saja dibangkitkan Yesus. Dan keluarga ini menjadi keluarga yang sangat dekat dan dikasihi oleh Yesus.
Maka penghormatan kepada Yesus itu sudah menjadi hal yang wajar. Disertai lagi dengan membasuh kaki Yesus dengan minyak Narwastu.
Kebiasaan orang Yahudi membasuh kaki cukup dengan air saja. Namun akan berbeda jika tamu yang diundang adalah orang yang dianggap tamu ‘agung’ yang secara spesial dihormati dan dihargai. Yesus dianggap sebagai tamu agung itu dan oleh iman mereka memang demikian.
Maka yang dibuat oleh Maria itu sebagai bentuk penghormatan secara khusus untuk semua yang sudah dilakukan Yesus Guru mereka itu kepada keluarga mereka secara khusus terhadap Lazarus saudara mereka.
Maka jelas bahwa tujuan utama dari perbuatan Maria yang mencuci kaki Yesus dengan minyak narwastu itu adalah untuk menghormati Yesus sebagai tamu agung mereka baik secara sosial maupun spiritual.
Pembasuhan kaki dengan minyak apalagi minyak yang mahal itu hanya bisa terjadi kepada kalangan para bangsawan dan para raja.
Dan memang sebenarnya secara spiritual yang diimani oleh keluarga Lazarus ini adalah memang Yesus itu adalah Raja. Dan benarlah, Yesus itu sudah menjadi raja bagi keluarga ini. Yesus selalu menjadi sentral pergulatan hidup mereka dan sebagai sebuah keluarga.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 3 April 2023, Memberi yang Terbaik
Hal itu berseberangan dengan orang-orang Yahudi dan Yudas yang selalu menempatkan Yesus sebagai musuh dan diperhitungkan dengan uang.
Yudas akhirnya menjual Yesus dengan 30 keping perak dan orang-orang Yahudi itu selalu menaruh kebencian kepada Yesus sampai Yesus disalibkan.
Bahkan banyak dari mereka yang sudah mengikuti Yesus pun dianggap sebagai sebuah kesalahan. Itulah kita manusia.
Dan kita coba lihat hidup kita. Kalau kita benar-benar menempatkan Yesus selalu sebagai Raja atau tamu Agung dalam hidup pribadi maupun sebagai sebuah keluarga, maka kita akan banyak mengalami belaskasihan Tuhan dalam hidup kita.
Tetapi ketika kita dan juga menjadi kebiasaan kita yang tidak menempatkan Yesus sebagai pusat hidup kita maka kebencian, iri hati, amarah, mengeluh, provokasi, mempersalahkan atau menghakimi orang lain, suka mencuri atau korupsi atau menjual teman menjadi kebiasaan hidup kita setiap hari.
Mari kita belajar untuk selalu menempatkan Tuhan sebagai pusat hidup kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 3 April 2023, Semerbak Wangi Minyak Narwastu
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita, pertama, karya penyelamatan Allah bagi manusia itu sudah direncanakan Tuhan sampai mencapai penggenapannya dalam diri Yesus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.