Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik 2 April 2023, Perayaan Minggu Palma, Peringatan Yesus Masuk Kota Yerusalem
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Perayaan Minggu Palma, Peringatan Yesus Masuk Kota Yerusalem.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Perayaan Minggu Palma, Peringatan Yesus Masuk Kota Yerusalem.
RP. Merkus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Yesaya 50: 4-7; bacaan kedua Filipi 2: 6-11; dan bacaan Injil Matius 26: 14-27: 66.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks bacaan Minggu Palma 2 April 2023, termasuk bacaan perarakan beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Selamat Merayakan Hari Minggu Palma bagi kita semua. Merayakan hari Minggu Palma sebenarnya kita merayakan kenangan akan sengsara Tuhan kita Yesus Kristus.
Pada perayaan ini kita merenungkan peristiwa Yesus memasuki kota Yerusalem sebagai raja dan umat Allah menyambut Dia dengan sorak-sorai dengan melambai-lambai daun palma di tangan.
Umat Allah bersukacita karena Yesus yang datang sebagai raja itu untuk membebaskan mereka dari belenggu politik yang keras-kasar.
Meskipun sebenarnya makna dari peristiwa ini yakni Yesus hendak membebaskan mereka dari belenggu dosa dan kejahatan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 1 April 2023, Matikanlah Rasa Benci dan Gantikan dengan Kasih
Mungkin kita mengetahuinya bahwa Yerusalem adalah tempat hunian para pendosa. Tapi karena itulah maka Yesus datang untuk menyucikannya lewat sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.
Tentu saja kita akui bahwa Yerusalem itu juga sama dengan hati kita yang penuh dengan dosa. Karena itu hendaklah kita membuka hati dan membiarkan Yesus masuk ke dalam hati kita agar kita dibersihkan dan disucikan dengan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.
Kita hendaknya meneguhkan iman kita dan percaya penuh bahwa Tuhan menolong kita.
Karena itu kita menyambut Yesus yang datang dengan sikap batin yang bersih.
Yesus yang walaupun dalam rupa Allah, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah.
Ia malah mengosongkan dan merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.