Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 31 Maret 2023, Secuil Harapan di Tengah Pergulatan Hidup
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Secuil Harapan di Tengah Pergulatan Hidup.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Secuil Harapan di Tengah Pergulatan Hidup.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Yeremia 20: 10-13, dan bacaan Injil Yohanes 10: 31-42.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 31 Maret 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Kita sedang berada dalam pekan Prapaskah V. Bacaan-bacaan suci hari memperlihatkan pergulatan hidup seorang nabi dalam tugas pelayanan.
Mari kita simak dan renungkan pesan-pesan Tuhan melalui kedua bacaan hari ini.
Pertama, suka duka seorang nabi. Menjadi seorang nabi tidak selalu “manis”, nyatanya, ia sering dikritik, dicaci-maki, kehilangan sahabat, bahkan sering mendapat ancaman kematian (ay. 10).
Menjadi seorang nabi tidak terlepas dari perasaan manusiawi, seperti halnya kecewa, sedih, putus asa.
Rasa gentar dan cemas menghantui dan menyertai hati terdalam mereka. Maka, tidak heran ketika Yeremia pun berpikir untuk meninggalkan tugasnya sebagai nabi.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 31 Maret 2023, Karena Engkau Menghujat Allah
Dalam krisis yang menyedihkan itu, Yeremia mengakui bahwa firman Allah seperti api dalam tulangnya, sehingga ia tidak dapat menahannya (ay. 9).
Namun demikian, Yeremia tahu dan yakin bahwa Allah setia bersamanya dan tetap menyertainya. Yeremia yakin kalau para “musuhnya” tidak akan menang melawan Allah. Dengan keyakinan penuh, nabi
bersandar pada Allah. Sehingga akan selalu menang atas “musuh” yang menganiaya.
Ia yakin, Allah yang mengutus, Allah pula yang akan mengurus.
Kedua, seperti Nabi Yeremia, Yesus pun dibenci, dimusuhi, dan ditolak oleh orangorang Yahudi.
Alasannya, Yesus dituduh menghujat Allah karena dianggap sudah keterlaluan dengan menyamakan diri-Nya dengan Allah. Padahal, relasi pribadi Yesus dengan Bapa, sebagai satu kesatuan Ilahi tak akan pernah dipisahkan.
Yesus dengan sabar dan tabah menghadapi mereka. Yesus menawarkan kepada mereka agar percaya
kepada pekerjaan-pekerjaanNya, walaupun mereka menolak Dia.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.