Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 24 Maret 2023, SaatNya Belum Tiba

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul SaatNya Belum Tiba.

|
Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 24 Maret 2023 dengan judul SaatNya Belum Tiba. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul SaatNya Belum Tiba.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Kebijaksanaan 2: 1a.12-22, dan bacaan Injil Yohanes 7: 1-2.10.25-30.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 24 Maret 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

Ibu Bapak, saudari/a terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Kembali kita disuguhkan dengan bacaan suci hari ini dari kitab Kebijaksanaan dan dari Injil Yohanes.

Kitab Kebijaksanaan mengambil latar tentang bagaimana orang yang baik itu menjadi bulan-bulanan dari orang-orang jahat karena mereka merasa terganggu oleh kehadiran orang-orang baik itu.

Orang-orang baik itu selalu memiliki cara hidup yang berbeda dari biasanya. Cara hidupnya yang berbeda itulah menjadi tantangan besar bagi orang-orang jahat yang sudah terbiasa dengan kejahatan yang mereka lakukan.

Maka orang-orang jahat itu selalu mencari jalan untuk membunuh orang baik itu.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 23 Maret 2023, Tuhan Setia

Pola perilaku semacam ini masih tetap kita lihat dan rasakan terjadi di sekitar kita. Orang-orang baik itu selalu menunjukkan pola perilaku yang baik.

Semua hal yang baik itulah yang membuat orang-orang jahat selalu merasa terganggu karena mereka merasa selalu dipersalahkan.

Maka untuk itu mereka yang jahat itu selalu mencari jalan untuk menjatuhkan orang lain. Dan itu sangat terbaca dalam Injil Yohanes hari ini.

Yesus yang selalu melakukan hal-hal yang baik dengan ajaran dan mukjizat. Justru perbuatan-perbuatan baik itulah yang membuat orang-orang Yahudi selalu mencari jalan untuk membunuh Yesus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 22 Maret 2023, BapaKu Bekerja Sampai Sekarang

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Kisah Yesus dalam Injil Yohanes hari ini bermula dari kisah Yesus yang berkeliling di Galilea berbuat baik dan Yesus tidak mau tetap tinggal di Yudea karena di sana orang-orang Yahudi berusaha membunuh Dia.

Itulah pola yang selalu dibuat oleh Yesus yang mewakili orang-orang baik. Orang baik itu selalu berkeliling sambil berbuat baik kepada siapa saja.

Mereka selalu mencari orang yang susah untuk dibantu, menyembuhkan orang yang sakit dan semua hal baik yang dilakukan untuk semua orang.

Mereka tidak akan pernah hanya mencari orang yang sama saja atau di tempat yang sama saja. Mereka akan selalu terbuka dengan semua orang di mana saja.

Kebalikan ini adalah orang jahat. Mereka akan sangat sulit untuk berkeliling tapi mereka hanya tinggal di satu tempat untuk hanya menilai atau mencari kesalahan orang lain.

Mereka berkeliling pun bukan untuk berbuat baik, tetapi hanya untuk mencari dan menemukan kesalahan orang lain dan dengan itu mereka merasa semakin benar dan layak untuk menjatuhkan orang lain.

Cerita ini tidak sampai di sini saja. Ketika Yesus sudah masuk Yerusalem pun menjadi diam-diam saja agar Dia tidak diketahui. Namun saat Yesus sedang mulai mengajar, beberapa orang Yerusalem itu berkata, “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepadaNya.”

Mereka sedang merayakan pondok daun sebagai sebuah pesta keagamaan yang besar dan ramai. Yesus pun sedang mengajar.

Seharusnya mereka ikut mendengar dan beribadah. Namun yang mereka lakukan adalah membicarakan nama Yesus dalam percakapan mereka.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 24 Maret 2023, Kita dan Krisis Identitas

Ciri khas orang yang selalu berperilaku jahat adalah selalu membicarakan tentang orang lain. Mereka menggosipkan orang lain bahkan sedang dalam sebuah ibadah yang khusyuk dan sedang mendengarkan pengajaran.

Orang yang berhati jahat akan mengambil kesempatan untuk menilai dan menggosipkan orang lain.

Dan pola hidup seperti ini juga tidak jarang kita temukan di sekitar kita. Bahkan sedang ada dalam gereja dan mendengar firman Tuhan atau bahkan sedang menerima komuni pun kita sempat-sempatnya bercerita atau menggosipkan nama orang lain.

Bukannya Yesus yang sudah kita terima sedang ada dalam diri kita? Tetapi hati kita dan mulut kita masih berpikir dan membicarakan tentang orang lain dan bukan Yesus yang ada dalam diri kita.

Kita manusia cenderung menilai orang lain daripada menilai diri kita sendiri. Dan pada akhirnya mereka tak sanggup menangkap Yesus karena “waktuNya belum tiba.”

Tuhan selalu punya waktu sendiri dalam seluruh rencana penyelamatanNya kepada manusia.

Marilah kita belajar untuk setia pada waktunya Tuhan dalam keheningan dan bukan waktunya kita untuk bergosip ria tentang orang lain.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 23 Maret 2023, Kesaksian tentang Aku

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita hari ini, pertama, apa pun yang terjadi dengan kita, tetaplah berbuat baik.

Kedua, kehadiran orang baik pasti selalu dirasakan mengganggu bagi orang jahat. Tetaplah jadi orang baik.

Ketiga, ketika ada waktunya Tuhan gunakan untuk Tuhan jangan gunakan waktu Tuhan untuk bergosip tentang orang lain.

Teks Lengkap Bacaan 24 Maret 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 24 Maret 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 24 Maret 2023. (Tokopedia)


Bacaan Pertama Kebijaksanaan 2:1a.12-22

"Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati yang keji terhadapnya."

Bacaan dari Kitab Kebijksanaan:

Orang-orang fasik berkata satu sama lain, karena angan-angannya tidaktepat "Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita.

Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah, dan menyebut dirinya anak Tuhan.

Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita, hanya melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita. Sebab hidupnya sungguh berlainan dari kehidupan orang lain, dan lain dari lainlah langkah lakunya.

Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati, dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya. Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia, dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah.

Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya.

Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan."

Demikianlah mereka berangan-angan, tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka. Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 34:17-18.19-20.21.23

Refr. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.

1. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.

2. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.

3. Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bait Pengantar Injil Matius 4:4

Refr. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil Yohanes 7:1-2.10.25-30

"Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba."

Inilah Injil suci menurut Yohanes:

Yesus berjalan keliling Galilea, Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.

Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.

Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.

Beberapa orang Yerusalem berkata, "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya.

Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya."

Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.

Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku. "Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved