Berita Timor Tengah Utara
Jalan Supun-Kaubele Diperbaiki, Warga Desa Tunbaen Ucap Terima Kasih ke Pemkab Timor Tengah Utara
Pada tahun 2017 Pemerintah Kabupaten TTU mengalokasikan anggaran untuk pembangunan ruas jalan dari Supun hingga Kabun
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Tokoh Masyarakat Desa Tunbaen, Kecamatan Biboki Selatan, Maximus Masuat menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara karena telah menuntaskan pembangunan ruas jalan Supun-Kaubele yang menghubungkan Kecamatan Biboki Selatan dan Kecamatan Biboki Moenleu, Kabupaten TTU, Provinsi NTT.
Maximus menjelaskan, ruas jalan tersebut rusak parah sejak tahun 2010 lalu. Kondisi ini menyebabkan kendaraan roda empat dan roda dua sangat sulit melintas di lokasi ini. Hal ini berdampak pada meningkatnya biaya transportasi dari wilayah tersebut keluar maupun sebaliknya.
Ia menjelaskan, pada tahun 2017 Pemerintah Kabupaten TTU mengalokasikan anggaran untuk pembangunan ruas jalan dari Supun hingga Kabun. Saat itu akses jalan melewati Desa Tunbaen hingga Kaubele belum dibangun.
Baca juga: Penemuan Kerangka Manusia di Desa Manamas Timor Tengah Utara Gegerkan Warga
Pasca pembangunan ruas jalan hingga ke Desa Kaubele, ucap Maximus, hasil pertanian dan peternakan sangat mudah untuk diperjualbelikan ke luar wilayah Kecamatan Biboki Moenleu dan Kecamatan Biboki Selatan.
"Banyak barang-barang dan hasil laut serta lainnya dari luar wilayah Kabupaten TTU yang mudah untuk masuk ke sini dan kita beli," ungkapnya.
Tidak hanya itu. Maximus juga mengakui bahwa, harga barang-barang yang masuk ke wilayah ini perlahan menurun. Selain itu, harga hasil bumi juga perlahan meningkat drastis.
Baca juga: Serahkan Bantuan kepada Korban Kebakaran, Begini Pesan Wakil Bupati Timor Tengah Utara
Akses jalan ini secara tidak langsung telah mendorong roda perekonomian masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Ia menuturkan, sebelum ruas jalan ini diperbaiki, harga asam perkilogram hanya sebesar Rp. 2. 500. Sementara wilayah lain harga asam perkilogram bisa mencapai Rp. 5.000 hingga Rp. 6.000.
Pasalnya, para penimbang asam beralasan bahwa, harga asam disesuaikan dengan kondisi ruas jalan menuju ke lokasi warga.
Pasca pembangunan jalan tersebut, harga asam meningkat drastis dari Rp. 2. 500 menjadi Rp. 5.000 perkilogram sama seperti kecamatan lain.
"Hasil yang dimiliki masyarakat di sini juga bisa dapat terjual di wilayah Kaubele. Setiap hari Sabtu itu banyak yang jalan ke Kaubele, ada yang ke Manufui," ungkap Maximus. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS