Berita Kupang

Pembangunan Jembatan Menuju SMKN 1 Amarasi Barat Jadi Prioritas Musrenbang RKPD Amarasi Barat

Hal ini dikarenakan para siswa SMKN 1 Amarasi Barat di Desa Nekbaun yang harus menerjang banjir menuju sekolah.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-ISTIMEWA
Siswa siswi SMKN 1 Amarasi Barat di musim penghujan seperti ini sering menghadapi banjir di sungai kecil di Desa Nekbaun Kecamatan Amarasi Barat. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen

POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Pembangunan jembatan menuju SMKN 1 Amarasi Barat menjadi prioritas dalam musrenbang RKPD tingkat Amarasi Barat.

Hal ini dikarenakan para siswa SMKN 1 Amarasi Barat di Desa Nekbaun yang harus menerjang banjir menuju sekolah.

Pembangunan jembatan tersebut juga sudah terangkum dalam prioritas kegiatan musyawarah perencanaan dan pembangunan RKPD tingkat Kecamatan Amarasi Barat.

Camat Amarasi Barat Chornelis Nenoharan, Rabu 1 Maret 2023 menegaskan desakan dari berbagai pihak sudah terangkum dama musrenbang dan jadi prioritas satu.

Baca juga: Ruas Jalan Penghubung di Observatorium Timau menuju Naikliu Rusak Parah

"Ia sudah jadi prioritas satu karena kemarin di depan 6 orang DPRD kabupaten Kupang melalui Musrenbangcam Amarasi Barat saya langsung sampaikan secara politis dan disambut baik oleh mereka untuk tahun ini akan dikerjakan demi kelancaran lalulintas ke sekolah dan aktifitas masyarakat lainnya," ungkapnya.

Bukan hanya camat, namun juga segenap anggota Ikatan Keluarga Amarasi (Ikarasi) turut memberikan kepedulian atas kondisi yang dihadapi anak-anak SMKN 1 Ambar.

Dalam diskusi lepas di Grup WA resmi Ikarasi dengan tegas meminta agar pemerintah segera memperhatikan jembatan tersebut.

Baca juga: PLN Sigap Benahi Listrik di Kecamatan Amfoang Timur Kabupaten Kupang NTT

Sebelumnya, demi bisa bersekolah, siswa-siswi SMKN 1 Amarasi Barat harus menerjang banjir di sungai kecil yang terletak di Desa Nekbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang.

Hal tersebut sering siswa-siswi SMKN 1 Amarasi Barat hadapi saat musim hujan. Terkadang, mereka harus terlambat tiga hingga empat jam hingga banjir surut.

Namun bila banjirnya tidak terlalu besar dengan ketingian air mencapai lutut hingga paha, mereka nekat menerobos banjir demi pergi ke sekolah.

Kepala Sekolah SMKN 1 Amarasi Barat Maher Kaseh, Senin 27 Februari 2023 mengatakan kejadian siswa harus menerjang banjir demi ke sekolah itu merupakan hal biasa ketika musim hujan.

Hal itu karena ketiadaan sarana jembatan yang menghubungkan kedua tepi sungai tersebut.

"Itu kali kecil di Riumata Desa Nekbaun kalau banjir kita tunggu masih bisa lewat, tapi kalau Sungai Oepaha mending pulang saja, itu juga belum ada jembatan," terangnya. (ary)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved