Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 24 Februari 2023, Pada Waktu Itulah Mereka Berpuasa

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Pada Waktu Itulah Mereka Berpuasa.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari jumat 24 Februari 2023 dengan judul Pada Waktu Itulah Mereka Berpuasa. 

Inti dari puasa itu sendiri adalah pembebasan. Pembebasan diri dari begitu banyak belenggu dosa dan kelaliman yang kita lakukan kepada orang lain, juga kepada diri sendiri.

Karena seringkali kita melakukan yang tidak benar di hadapan Tuhan. Karena ketika kita berpuasa tetapi kita masih saja melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, maka puasa kita tidak berarti sama sekali.

Tujuan kita berpuasa adalah supaya kita semakin mampu menguasai diri kita terhadap kecenderungan untuk berbuat jahat yang ada dalam diri kita sendiri.

Berpuasa itu cara melawan diri kita untuk mampu menguasai diri kita sendiri.

Dan dalam konteks perjanjian baru, Yesus lebih memberi tekanan kepada jalan untuk memikul salibNya. Karena kita berpuasa dan berpantang selama 40 hari ini sebagai persiapan kita untuk masuk dalam sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan.

Tujuan utama kita berpuasa adalah setia pada Jalan Salib Yesus yang hadir dalam salib-salib hidup kita.

Puasa membantu kita untuk mampu menjalani salib-salib hidup kita. Maka sebenarnya kita harus menjalani puasa dengan baik karena di situlah kita semua menjadi bersatu dengan Kristus yang disalibkan untuk kita.

Ketika kita sudah bersatu dengan Kristus, maka hidup kita juga menampakkan kebenaran. Jalan benar yang kita tampakkan adalah perbuatan-perbuatan kasih.

Baca juga: Renungan Harian Katolik  Jumat 24 Februari 2023, Berpuasa yang Benar

Ketika kita berpuasa, kita didorong untuk melakukan kebajikan dan perbuatan kasih, seperti menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan kita: memberi makan mereka yang lapar, memberi tumpangan, mengunjungi orang dalam penjara, memberi pakaian orang yang telanjang, dan seterusnya.

Secara khusus kepada mereka yang selalu dipinggirkan dalam masyarakat.

Jadi berpuasa bukan sekadar untuk tidak makan daging atau apa saja yang tidak berkenan, tetapi lebih dari itu, bentuk-bentuk puasa apa pun yang kita lakukan harusnya menghantar kita kepada kebenaran bahwa kita semakin mampu melalukan kebajikan kepada orang lain yang ada di sekitar kita.

Jika kita mampu melakukan itu berarti kita benar-benar telah menjadi murid-murid Tuhan yang berkenan di hadapan Tuhan.

Dalam hidup kita, kecenderungan manusiawi kita masih saja mempengaruhi kita dalam bertindak.

Walaupun kita giat sekali berpuasa, tetapi hidup kita masih tetap yang sama dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang jahat, maka kita sama sekali tidak berpuasa secara benar. Itu artinya kita telah berbuat dosa dan kesalahan di hadapan Tuhan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 23 Februari 2023, Sebuah Pilihan Hidup

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved