Berita NTT

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat Kunjungi UPT PKDLHP, Dukung Produksi Biopestisida

pestisida hayati yang bahan utamanya berasal dari makhluk hidup seperti mikroorganisme, bakteri, cendawan, dan nematoda.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO
KUNJUNGAN - Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat ke UPT PKDLHP, Selasa, 14 Februari 2023  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Elisabeth Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANGGubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengunjungi UPT Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan (PKDLHP) pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Pada Selasa, 14 Februari 2023.

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Viktor didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Lecky F. Koli, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi NTT Henderina Laiskodat, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q. Parera, Staf Khusus Gubernur Bidang Pertanian, Peternakan dan Energi
Prof. Fred Benu serta Kepala UPT PKDLHP Dewi Manek.

Saat tiba di PKDLHP, Gubernur Viktor mengamati secara langsung proses produksi biopestisida diantaranya jamur trichoderma, metarizium dan beauveria yang termasuk agen pengendali hayati untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Baca juga: NTT Memilih, Anggota KPU RI Ingatkan Pemilu Lagi Satu Tahun

Dikatakan bahwa, Proses pembuatan biopestisida tersebut dimulai dari eksplorasi dan penyediaan isolatnya,  pembuatan starter dan perbanyakan untuk produksi massal sesuai kebutuhan.

Biopestisida merupakan pestisida hayati yang bahan utamanya berasal dari makhluk hidup seperti mikroorganisme, bakteri, cendawan, dan nematoda.

Biopestisida digunakan untuk mengendalikan hama seperti serangga atau penyakit yang mengganggu, merusak, atau menyerang tanaman. Biopestisida dapat dikatakan ramah lingkungan karena tidak adanya kandungan zat racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan yang tentu sangat berbeda dibanding dengan pestisida kimia yang biasa digunakan.

Gubernur VBL mengatakan pembuatan biopestisida ini perlu ditingkatkan karena sangat bermanfaat bagi bidang pertanian.

"Kita perlu dukung pengembangan biopestisida ini karena mudah dilakukan, ramah lingkungan, dan dapat dimanfaatkan secara luas oleh para petani dan juga ini akan mengurangi ketergantungan kita terhadap pupuk kimia," kata Gubernur.

Baca juga: Jelang Hadapi Pemilu 2024, Jajaran Kanwil Kemenkumham NTT Ikrarkan Netralitas ASN

"Jadi saya harapkan untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan untuk nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kita," kata Gubernur.

Sementara itu, Kepala UPT PKDLHP Dewi Manek menjelaskan biopestisida dengan dibuat dari bahan alami atau zat organik sehingga mudah didapat, dan lebih ekonomis.

"Ketiga jenis biopestisida ini dapat diproduksi dengan lebih ekonomis, mudah didapat dan ramah lingkungan serta tersedia di alam atau sekitar kita," jelas Dewi.

Lebih lanjut, Dewi katakan mereka juga melakukan pembuatan biopestisida dalam produksi masal untuk pengendalian hama dan kita sesuaikan dengan permintaan dari Kabupaten yang membutuhkan.

"Jadi akan dipakai untuk perkebunan seperti kelapa, cengkeh dan lain-lain. Ini juga salah satu alternatif yang baik untuk mengurangi ketergantungan para petani pada pupuk kimia," ungkapnya.

Dewi menambahkan, untuk Pengelolaan Kebun Dinas pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT juga dikembangkan komoditi cengkeh, jambu mente, kopi, kakao, dan kelapa pada 10 kebun dinas yang tersebar di 8 Kabupaten diantaranya Kabupaten Alor, TTU, Sikka, Ende, Nagekeo, Manggarai Timur, Manggarai Barat dan Sumba Barat Daya. (Cr.20)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved