Berita Sabu Raijua
Asal Mula Kampung Adat Hurati Desa Keduru di Sabu Raijua
Asal mula Kampung Adat Hurati Desa Keduru Kecamatan Sabu Timur Kabupaten Sabu Raijua, berasal dari orang-orang dari laut.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Jevon Agripa Dupe
POS-KUPANG.COM, SABU RAIJUA - Asal mula Kampung Adat Hurati Desa Keduru Kecamatan Sabu Timur Kabupaten Sabu Raijua, berasal dari orang-orang dari laut.
Hal tersebut disampaikan oleh Jeans Djawa Gigy salah satu tokoh adat masyarakat adat Hurati, Kamis 9 Februari 2023.
“Kampung adat ini diyakini dibangun Oleh orang-orang dari laut, artinya dalam pemahaman orang dari jauh,” ucap Jeans.
Jeans menyampaikan bahwa menurut kepercayaan masyarakat adat Hurati, struktur bangunan kampung adat harusnya melingkar 6 tetapi tidak ramuh.
Baca juga: Wakil Bupati Sabu Raijua Pantau Operasi Timbang di Desa Eimau
“Direncanakan bangun 6 linkar, dan itu dikerjakan di malam hari, selama 1 malam, namun entah bagaimana, hambatannya apa sehingga tidak selesai, sebelum pagi, sehingga hanya 1 lingkaran saja yang jadi” ujar Jeans.
Jeans juga menerangkan bahwa nama kampung adat Hurati diberi nama oleh bangsa Portugis, ”Nama kampung ini disebut oleh orang Portugis dalam misi perdagangan, serta penyebaran agama, menyebut ini hu Rati, Hurati berarti Surat(yaitu nama sebuah kota di India dan juga ada yang mengatakan Surat yang bermakna Injil, yang artinya disurati oleh Allah.
Sebagai bukti kedatangan bangsa Portugis Jeans menyampaikan bahwa terdapat Meriam peninggalan Portugis yang rusak akibat perang suku.
“Ada peninggalan meriam, dan meriam itu sudah terputus sebagiannya karena waktu perang, antar wilayah Sabu barat, terlalu padat diisi bubuk mesiu sehingga meledak dan rusak,” jelas Jeans.
Jeans menerangkan bahwa terdapat situs berupa 2 kepala Kuda yang menjadi simbol kejayaan dua suku yang mendiami kampung tersebut.
“Situs dua kepala kuda merupakan simbol kejayaan dua suku, yang tetap bersatu di Sabu Timur ini, yaitu Udu Natadu dan Kolorai,” ucap Jeans.
Jeans menyampaikan bahwa pada Kampung adat tersebut untuk mengadakan upacara dipimpin oleh seorang Mone Ama (Pemuka Adat).
Baca juga: Ama Riwu - Molo Manu Jadi Perantara Pembangunan Embung di Sabu Raijua Begini Kata Marthen Dira Tome
“Disini yang memimpin upacara adalah Mone Ama yang berpangkat Pulodo, Pulodo sendiri berarti anak cucu dari Matahari, PU berarti cucu dan Lodo yang berarti matahari,” jelas Jeans.
Charles Meyok kepala Dinas Pariwisata Sabu Raijua, berharap lewat kampung adat Hurati dapat menjadi salah satu acuan untuk menarik wisatawan lainnya.
”Kita berharap lewat wisata Budaya Kampung Adat Hurati dapat menjadi salah satu acuan untuk kemajuan pariwisata di Sabu Raijua, dan menarik wisatawan,” ujarnya. (cr22)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.